Spektakuler

Club Atletico de Madrid v FC Barcelona - UEFA Champions League Quarter Final

Madrid | Jurnal Asia
Atletico Madrid akhirnya menundukkan Barcelona di musim ini. Kemenangan kian punya arti penting sebab mampu mengantarkan mereka menembus babak semifinal Liga Champions setelah 40 tahun lamanya. SEBELUM laga leg kedua perempatfinal Liga Champions di Vicente Calderon, Kamis (10/4) dini hari WIB, Los Colchoneros dan Los Cules sudah empat kali berhadapan di semua ajang. Semua laga itu berakhir dengan hasil imbang, termasuk laga leg I perempatfinal di Camp Nou tengah pekan lalu. Catatan tak ada tim pemenang di laga antara Atletico melawan Barca itu akhirnya putus saat pertandingan di Vicente Calderon berakhir. Gol tunggal dari Koke memastikan tim besutan Diego Simeone itu menaklukkan Lionel Messi dkk. Hasil yang didapat Atletico ini menunjukkan bahwa Atletico mampu tampil sangat efektif. Soccernet mencatat mereka cuma melakukan penguasaan bola sebesar 29 persen, tapi mampu banyak melakukan lebih banyak attempts jika dibandingkan dengan Barca. Atletico melepaskan 15 kali percobaan, lima tepat sasaran, tiga membentur mistar, dan satu berbuah gol. Sementara itu, Barca cuma membukukan 12 kali dan cuma tiga kali menemui bidang. El Barca bahkan menemui jalan buntu dan tak bisa menembus rapatnya barisan pertahanan tuan rumah. Kemenangan 1-0 ini mengantar Atletico lolos ke semifinal Liga Champions dengan keunggulan agregat 2-1, setelah pada leg pertama di Camp Nou pekan lalu berhasil mencuri poin dari hasil imbang 1-1. Ini merupakan kali pertama dalam 40 tahun terakhir Atletico lolos ke Liga Champions. Skuat besutan Diego Simeone menyusul Real Madrid, yang lebih dulu lolos ke empat besar setelah unggul agregat 3-2 atas Borussia Dortmund. Sementara untuk Barcelona ini adalah kali pertama sejak tahun 2007 mereka gagal lolos ke semifinal. Dalam laga itu, Barcelona sebenarnya mencoba menyengat di menit-menit awal laga. Selain mendominasi penguasaan bola, sebuah peluang pun berhasil dikreasikan saat tendangan Lionel Messi masih gagal menemui sasaran. Namun justru Atletico yang lebih dulu menciptakan gol, tepatnya di menit kelima melalui Koke. Gol tersebut bermula dari serangan cepat yang dibangun Atletico dari sisi kanan. Sepakan Adrian Lopez dari dalam kotak penalti dimentahkan tiang gawang. Dari momen tersebut hadir kemelut di muka gawang Sergio Pinto. Ketidakmampuan pemain bertahan Barca membuang bola membuat Koke bisa memaksimalkan peluang, tendangan kerasnya dari jarak dekat mengubah kedudukan jadi 1-0. Barcelona gagal bereaksi atas gol tersebut. Lini pertahanan Blaugrana terus dieksploitasi Los Rojiblancos, dengan memberi tekanan dan ancaman beruntun ke gawang Sergio Pinto. Menit ke-19 tandukan Messi menyongsong umpan diagonal Dani Alves gagal mengubah kedudukan. Padahal Messi berdiri bebas dan hanya berjarak lima meter dari mulut gawang. Barcelona dominan dalam penguasaan bola di sisa babak pertama. Namun pertahanan rapat Atletico membuat Messi dkk tak bisa banyak mengreasikan kesempatan dan menciptakan gol. Empat menit babak kedua berjalan, Barcelona kembali punya kesempatan. Namun kiper Atletico Courtois bermain gemilang. Courtois dengan berani menghalau bola dari kaki Neymar di dalam kotak penalti, kiper pinjaman dari Chelsea itu lantas menghalau upaya rebound yang dilakukan Xavi. Dibanding babak pertama, Barcelona jauh lebih agresif menekan pertahanan Atletico di awal babak kedua. Namun barisan belakang solid mengawal pertahanan Atletico. Lewat serangan balik, Atletico malah berulang kali membuat pertahanan Barcelona porakporanda. Dua belas menit sebelum laga tuntas Neymar juga gagal menuntaskan kesempatan yang dia punya. Tandukannya di muka gawang untuk menyongsong umpan dari Alexis Sanchez tipis melenceng di tiang jauh gawang Atletico. Sampai 90 menit pertandingan berjalan dan tiga menit tambahan waktu diberikan wasit, gol yang dicari-cari Barcelona tak kunjung datang. Atletico menang 1-0 dan berhak dapat tiket ke semifinal. Belum Terkalahkan Perjalanan Atletico di Liga Champions musim ini masih sangat mulus. Hingga tuntasnya babak perempatfinal, Los Colchoneros belum sekali pun merasakan kekalahan. Atletico menjadi satu dari empat tim yang menembus babak semifinal Liga Champions. Tiga tim lainnya adalah Bayern Munich, Real Madrid, dan Chelsea. Dibandingkan tiga semifinalis lainnya, Atletico punya catatan istimewa. Pasukan Diego Simeone menjadi satu-satunya tim yang belum pernah kalah sejak fase grup. Bayern pernah dikalahkan Manchester City di fase grup. Madrid kalah dari Borussia Dortmund di leg kedua perempatfinal. Chelsea malah sudah kalah tiga kali, yakni dua kali dari Basel di fase grup dan dari Paris Saint-Germain di leg pertama perempatfinal. Sementara itu, Atletico mengawali kiprah mereka dari Grup G, bersama Zenit Saint Petersburg, Porto, dan Austria Wina. Mereka menjalani enam pertandingan di fase grup dengan sangat baik, menang lima kali dan cuma sekali meraih hasil seri. Posisi juara grup pun menjadi milik mereka. Di babak 16 besar, Atletico ditantang AC Milan. Dalam dua pertemuan, Diego Costa dkk. selalu menang, masing-masing dengan skor 1-0 dan 4-1. Barcelona menjadi lawan Atletico di babak perempatfinal. Meski Barca lebih diunggulkan, Atletico ternyata mampu membuat kejutan dan menumbangkan Blaugrana. Bagi Atletico ini adalah pencapaian luar biasa mengingat jarang-jarang klub sekota Real Madrid ini bisa mencapai fase itu. Terakhir kali tim penghuni Vicente Calderon itu melakukannya adalah ketika kompetisi ini masih berformat lama, Piala Champions. Saat itu Atletico bahkan melaju ke final usai menyingkirkan Red Star Belgrade di perempatfinal dan Celtic di semifinal, sebelum akhirnya takluk dari Bayern Munich dengan agregat total 1-5. Kebetulan Bayern pun bisa kembali melaju ke semifinal usai mengalahkan Manchester United. Bisakah Atletico kembali menyamai rekor yang bertahan selama empat dekade itu? “Setelah 40 tahun absen, lolos ke semifinal kali ini begitu luar biasa, tim ini benar-benar tak punya batas apapun. Mari kita buat semua orang tetap bermimpi. Lawan kami selanjutnya akan sangat sulit. Kami sudah menyingkirkan salah satu tim terbaik, jika memang bukan yang terbaik,” ujar Koke di situs resmi UEFA. Selain soal semifinal pertama Atletico itu, Opta juga mencatat bahwa Atletico jadi tim pertama setelah Juventus di tahun 2003 yang menghentikan Barca di fase delapan besar. (dc-sky-goal-viva)

Close Ads X
Close Ads X