Surabaya|Jurnal Asia
Upaya untuk melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) terus digalakkan. Pasalnya, konversi BBG ini mampu memangkas subsidi BBM sebesar Rp795 miliar dari total subsisdi sebesar Rp9,07 triliun untuk Jawa Timur. Ketua Asosiasi Pengusaha CNG Indonesia (APCNGI) Jawa Timur Puspito N Buntoro mengatakan, konversi ini harus dilakukan karena lambat laun negera tidak akan terus menerus mensubsidi BBM. Selain itu, cadangan minyak juga menipis. “Solusinya adalah beralih ke bahan bakar gas. Nah, untuk kali harus dimulai dari mobil-mobil pemerintah,” kata Puspito usai kampanye konversi BBG di Surabaya, Rabu (16/4). Untuk itu, APCNGI telah 16 unit Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) di Jawa Timur. Jumlah tersebut ditambah dengan 32 Mobile Refuelling Unit (MRU) yang melayani kebutuhan masyarakat di Jawa Timur. Puspito melanjutkan, tentunya masih kurang dengan asumsi semua kendaraan di Jatim menggunakan BBG. Sehingga ke depan akan ada SBPG di setiap SPBU milik Pertamina. “Untuk saat ini yang dikedepankan adalah kendaraan milik pemerintah yang harus kita dorong menggunakan BBG,” ujarnya. Dia menjelaskan, akhir tahun 2013 lalu tercatat ada 1.393.471 unit kendaraan roda empat yang beroprasi di Jawa Timur. Sekitar 586.185 Unit ada di Surabaya. Jumlah tersebut dibagi 4.716 unit Taksi dan 3.133 Unit mobil dinas Pemkot Surabaya serta sekitar 22 ribuan kendaraan operasional perusahaan yang berkantor di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Tuban. “Kita targetkan untuk enam bulan segera beralih ke BBG,” ujarnya. Karena ini, program nasional, maka pemrintah daerah dan seluruh masyarakat Jawa Timur mendukung. Karena dengan BBG, selain murah juga ramah lingkungan. Sedangkan terkait konverter kit yang konon harganya mencapai Rp10 juta-Rp15 juta, masyarakat tidak perlu khawatir. Karena, ada pihak-pihak yang menyediakan paket k onverter kit. “Seperti PGN, Pertamina juga menyediakan paket-paket ini. Sehingga masyarakat tidak keberatan dalam membeli konverter kit,” tukasnya. (oz)