Impor Pupuk Sumut Melonjak Tajam

Medan | Jurnal Asia
Nilai impor pupuk Sumatera Utara pada awal 2014 melonjak tajam hingga 42,59 persen atau mencapai 38,460 juta dolar AS.“Pada Januari-Februari 2013, nilai impor pupuk masih 26,972 juta dolar Ada kenaikan yang tinggi di tahun ini,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Jumat (18/4). Menurut dia, kenaikan nilai impor terlihat sejak Januari dan meski di Februari tren menurun tetapi dinilai masih cukup tinggi atau senilai 18,505 juta dolar AS. Kenaikan impor, dipicu naiknya secara volume dan harga jual. Volume impor naik menunjukkan adanya kenaikan kebutuhan, sedangkan harga impor yang tinggi dipicu menguatnya dolar AS. “Tiongkok adalah salah satu pemasok impor pupuk Sumut,”katanya. Impor pupuk yang paling banyak untuk periode Januari hingga Februari 2014 berasal dari Rusia yakni senilai USD9,226 juta dengan volume 31.305 ton atau naik sekitar 203,85 persen dari periode tahun lalu yakni dengan nilai USD3,036 juta dan volume 5,82 ton. Selanjutnya diikuti China dengan nilai USD7,568 juta, volume 32,596 ton naik sekitar 971,95% dari tahun lalu yang nilainya USD706 ribu. Sedangkan impor dari Thailand pada periode tahun ini tidak ada melakukan impor dibandingkan tahun lalu USD40.000. Dari sepuluh golongan barang utama impor, pupuk memang selalu menjadi komoditi impor di Sumut. Namun dari keseluruhan nilai impor untuk 10 golongan barang periode tahun ini menurun USD3,91 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba menyebutkan, impor pupuk harus ditekan dengan cara mendorong peningkatan produksi dalam negeri. Ketergantungan impor akan membahayakan karena Sumut merupakan salah satu sentra produksi pertanian dan perkebunan terbesar di Indonesia. Dengan impor apalagi harganya dipengaruhi dengan nilai tukar dolar AS, maka akan menambah biaya tinggi. Padahal mulai 2015, Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah dimulai dimana persaingan akan semakin ketat. Senada dengan Parlindungan, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumut Ketua DPW SPI Sumut, Zubaidah mengatakan, seharusnya pemerintah tidak perlu melakukan impor pupuk karena sebenarnya dapat memproduksi sendiri dengan jumlah yang banyak dan berkualitas. Apalagi, jika produksi pupuk organik dapat ditingkatkan dengan perhatian dan dukungan dari pemerintah. “Banyak sumber daya manusia kita yang dapat memproduksi pupuk dengan kualitas sesuai kebutuhan masyarakat khususnya petani. Tapi memang perhatian pemerintah yang masih minim sehingga tetap harus impor seperti pada beras,” katanya. Dengan impor menandakan pemerintah tidak sungguh-sungguh memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya meski telah beberapa kali didengar program swasembada beras dari pemerintah. “Negara ini sepertinya sangat bangga jika melakukan impor atau tergantung dari negara lain. Padahal potensi dan SDM nya ada, namun kurang diberdayakan,” ujarnya. (Ant)

Close Ads X
Close Ads X