Disdiksu Gelar Rakor Persiapan Ujian Sekolah/Madrasah

Medan | Jurnal Asia
Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdiksu) menggelar rapat koordinasi persiapan ujian sekolah/madrasah (US/M) bagi tingkat Sekolah Dasar (SD) di kantor Balai Latihan Pendidikan Teknik Disdiksu Jalan Karya Dalam Medan, Selasa (22/4). Kepala bidang Pendidikan Dasar dan Luar Biasa Disdiksu Dra Erni Mulatsih MPd menyebutkapada rakor tersebut diikuti 85 guru dari kabupaten dan kota di Sumut serta forum tutor paket keseteraan. Disebutkannya, pada rakor tersebut antara lain membahas tentang petunjuk teknis dalam pelaksanaan US/M dan racikan materi soal ujian. Pada tahun ini siswa SD tidak akan mengikuti ujian nasional tapi US/M yang materi soal ujiannya dibuat dari pusat 25 persen dan 75 persen dibuat daerah (setiap provinsi).Dijelaskannya, pada pelaksanaan ujian nasional sebelumnya, soal UN SD yang dibuat daerah 75 persen dikirim ke pusat untuk digabung dengan soal UN yang dibuat pusat dengan porsinya 25 persen. Selanjutnya soal itu nantinya dicetak lalu disitribusikan ke daerah. Beda pada tahun ini, sebaliknya soal pusat yang porsinya 25 persen dikirim ke daerah dan digabung dengan soal yang dibuat daerah dengan porsi 75 persen, kemudian dicetak di masingmasing daerah. “Jika dulu soal di cetak pusat, kini tidak lagi soal ujian sekolah SD dicetak di provinsi,” terangnya. Selain menyangkut soal ujian, saat ini standarisasi nilai ujian sekolah SD ditentukan oleh daerah, bukan lagi oleh pusat, sehingga memudahkan bagi sekolah di daerah, kreteria lebih longgar dan tidak akan ada lagi siswa yang tidak lulus sekolah SD. “Memang kurang pas, apabila ada murid SD tidak lulus sekolah, karena akan berseberangan dengan program pemerintah wajib belajar sembilan tahun,” ujar dia. Dengan dihapuskannya UN SD membuat para orangtua wali murid sedikit lega, karena selama ini masih banyak wali murid yang memandang bahwa Ujian Nasional seperti sesuatu yang menakutkan. “Ujian tetap ada, cuma namanya bukan lagi ujian nasional, tetapi ujian sekolah. Karena mengetahui tingkat kemampuan siswa menerima dan menyerap mata pelajaran masih dibutuhkan,” paparnya. (Swisma)

Close Ads X
Close Ads X