Laris di Pasar Dunia Ekspor Kerajinan Kayu Meningkat

Jakarta | Jurnal Asia
Nilai ekspor produk kerajinan tangan Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun, sehingga produk kerajinan tangan Indonesia cukup dikenal dan laris di pasar Amerika Serikat (AS) hingga Uni Eropa.Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengatakan ada dua produk kerajinan tangan Indonesia yang laku dengan permintaan yang cukup besar di pasaran internasional yaitu kerajinan kayu dan anyaman. “Yang paling laku di pasaran internasional adalah produk kerajinan kayu dan anyaman Indonesia,” ungkap Bayu saat membuka World Craft Council (WCC) Award of Excellence for Handicrafts di Kantor Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta, Selasa (22/4). Menurut Bayu, nilai ekspor produk kerajinan tangan tahun 2013 lalu mencapai Rp 8 triliun dengan pertumbuhan per tahun mencapai 5%. Sementara nilai perdagangan produk kerajinan tangan di dalam negeri jauh lebih besar yaitu bisa mencapai Rp 40 triliun. Ada beberapa produk utama ekspor kerajinan tangan Indonesia yaitu ornamen dari kayu seperti patung dengan nilai ekspor USD98,9 juta (Rp 980 miliar), keranjang dan anyaman USD69,57 juta (Rp 690 miliar), frame dari kayu USD51,48 juta (Rp514 miliar), dan produk kerajinan untuk alat rumah tangga dengan nilai ekspor USD37,72 juta (Rp 370 miliar). Bayu menambahkan berbagai macam produk kerajinan tangan asal Indonesia tersebut dijual ke beberapa pasar terbesar tujuan ekspor di luar negeri. “Amerika Serikat dengan nilai ekspor USD301,29 juta atau pangsa ekspor mencapai 45,03%, Jepang dengan nilai ekspor USD76,4 juta atau 11,42%, Inggris USD29,02 juta atau 4,34%. Lalu ada Jerman dan Hong Kong. Tren ekspor kerajinan ke Hong Kong juga cukup besar mencapai USD21,28 juta,” tuturnya. Pada tahun 2014 ini, ekspor produkkerajinan tangan bisa mencapai Rp 10 triliun atau lebih besar dibandingkan capaian ekspor tahun 2013 lalu. Selain sebagai sumber penerimaan devisa negara, ekspor kerajinan tangan penting untuk memperkenalkan produk Indonesia ke tingkat global. “Tahun ini kita dekati Rp 10 triliun. Dasarnya adalah ini adalah suatu art (seni) yang bagian dari budaya dan punya nilai komersial,” jelasnya. (Dtc)

Close Ads X
Close Ads X