Terancam Tidak Bisa Ikut UN Siswa SMK Yapim Diharuskan Lunasi SPP

Medan | Jurnal Asia
Sejumlah siswa SMK Yapim Medan mengeluhkan pelunasan pembayaran uang sekolah atau sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) agar bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) 2014. Menurut pengakuan siswa yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku pihak sekolah mewajibkan agar seluruh siswa kelas XII harus melunasi terlebih dahulu administrasi atau pembiayaan sebagai persyaratan untuk mengikuti UN. “Kami diwajibkan harus melunasi administrasi atau tunggakan biaya sekolah dari April hingga Juni,” kata salah seorang siswa, Rabu (23/4). Tagihan tersebut bagi siswa dari kalangan yang kurang mampu dinilai memberatkan orangtua untuk melunasinya. Sehingga siswa tersebut bersama orangtuanya mengajukan dispensasi penundaan pembayaran. Namun oleh pihak sekolah berdalih kebijakan itu sudah menjadi peraturan, karenanya harus dilunasi jika ingin mengikuti UN Khawatir tidak bisa ikut UN dengan ancaman yang disampaikan pihak sekolah tersebut, siswa yang bersangkutan mengaku orangtuanya terpaksa meminjam uang untuk melunasinya. Menanggapi adanya ancaman dari pihak sekolah yang melarang siswa ikut UN jika belum melunasi tagihan administrasi sekolah tersebut, Sekretaris panita Ujian Nasional (UN) provinsi Sumatera Utara Yusri SH menegaskan tidak ada kaitan pelunasan uang sekolah dengan UN. “Biaya UN ditanggung pemerintah yang berasal dari dana APBN. Karena itu setiap siswa peserta UN tidak dikenakan biaya untuk mengikuti UN,” kata Yusri menyesalkan sikap pihak sekolah yang tidak mentoleransi dispensasi pelunasan uang sekolah karena berasaal dari keluarga tidak mampu. Diakuinya, sekolah memiliki otonomi dan peraturan dalam proses operasional sekolah dan siswa, namun dia menyayangkan sebagai lembaga pendidikan hendaknya punya empati, apalagi orangtua siswa yang bersangkutan sudah mengajukan permintaan dispensasi. Sementara itu ketika dikonfirmasi Kepala sekolah SMK Yapim Janner Sitorus menyebutkan, siswanya yuang tercatat sebanyak 252 orang, seluruhnya mengikuti UN. “Tidak ada siswa kita yang tidak ikut UN karena tidak melunasi uang sekolah. Bahkan kita pernah memberikan kemudahan siswa yang lebih satu semester belum membayar uang sekolah tapi tetap bisa ikut ujian,” kata Janner Sitorus. Pada pelaksanaan ujian susulan ini, disebutkannya berlangsung dengan lancar dan tidak ada mendapat kendala. Mereka terpaksa mengikuti ujian susulan karena saat UN utama pada Selasa (15/4) naskah soal tertukar yang seyogiayanya mata pelajaran matematika teknologi tapi bisnis (akuntansi pemasaran). “Kita harapkan seluruh peserta UN lulus saat diumumkan nantinya, sama seperti pada tahun lalu,” kata Janner Sitorus. (Swisma)

Close Ads X
Close Ads X