Film Luntang-lantung Kenalkan Wisata Sumut Lewat Film

7-filim luntang lantung2

Medan | Jurnal Asia
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengimbau sineas-sineas muda turut berperan mendukung pembangunan di Sumatera Utara (Sumut) dengan mempromosikan destinasi wisata lewat film. Film merupakan media efektif dalam mengenalkan lokasi wisata kepada masyarakat luas, tidak hanya nasional, namun juga hingga ke mancanegara.

Imbauan tersebut disampaikan Wagubsu Tengku Erry, usai menonton film ‘Luntang-lantung’ di Bioskop XII, Hermes Place, Jalan Mongonsidi Medan, Senin malam (5/5). Hadir Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Drs Dzulmi Eldin, produser film ‘Luntang-lantung’ Novita Sumargo dan sejumlah aktor film ‘Luntang-lantung’ dari Jakarta. Erry percaya, Sumut memiliki sejumlah sineas muda berbakat yang mampu mengangkat realita sesungguhnya ke dalam layar lebar, dengan kemasan memadukan cerita romantis yang menginspirasi kepada sesuatu hal positif.

Apalagi penggarapan dan syuting dilakukan di lokasi wisata di Sumut, tentu akan menjadi sarana promosi yang efektif. “Tujuan utamanya adalah merangsang sineas tanah air bangkit berkarya. Tetapi seiring itu, film juga menjadi media promosi yang baik karena disampaikan dengan metode yang menyenangkan dan menghibur,” ujar Erry. Erry juga meyakini, tiap cuplikan visual yang ditampilkan dalam sebuah film akan mengakar kuat dalam ingatan penonton, termasuk lokasi wisata yang menjadi tempat syuting.

“Film tidak hanya menghibur, tetapi juga harus menyusupkan informasi yang mendidik hal positif, menginspirasi dan sebagai sarana memperkenalkan sesuatu kepada khalayak penonton, baik itu berbentuk produk, jasa maupun lokasi wisata,” harap Erry. Dalam kesempatan yang sama, Erry menyatakan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penggarapan film ‘Luntang-lantung’ dengan durasi dua jam, karena telah mengangkat ciri khas Kota Medan dan Sumut ke dalam layar lebar. Produser film ‘Luntang-lantung’, Novita Sumargo, menampilkan Kota Medan dan Sumut apa adanya, tetapi sukses menghibur penonton. Film tersebut juga diharapkan dapat menembus pasar internasional.

Dengan begitu, dunia akan mengetahui beberapa potensi wisata di Sumut. “Bukan impian yang terlalu muluk, saya berharap ada sineas yang tertarik menggarap film dengan memilih destinasi wisata lain di Sumut seperti Nias, Pantai Cermin atau Berastagi,” harap Erry. Sementara Plt Wali Kota Medan, Dzulmi Erdin, juga mengatakan hal senada. Selain memberikan dukungan, Eldin juga menyatakan film ‘Luntang-lantung’ membuat warga Kota Medan bangga, apalagi dibintangi Lolox, artis lokal asal Medan yang terkenal melalui salah satu program satu televisi, Stand Up Comedy. “Pemko Medan kedepan akan menyiapkan sineas-sineas lokal untuk bisa berkolaborasi dengan sineas kawakan untuk menciptakan film berlatar belakang ciri khas Kota Medan,” harap Eldin.

Eldin menilai film bergenre komedi romantis tersebut menyusupkan pesan moral yang baik dan mudah dicerna penoton awam, karena memberikan motivasi khususnya kepada anak muda dalam mencari pekerjaan. Alur cerita semakin menarik karena ditingkahi kisah asmara. Produser film ‘Luntang-lantung’, Novita Sumargo sendiri mengaku memilih syuting di tiga lokasi yakni Kota Medan, Danau Toba dan Jakarta. Khusus untuk lokasi di wilayah Sumut karena terinspirasi dari film Laskar Pelangi yang mengambil syuting di Bangka Belitung. “Film Laskar Pelangi sukses mengangkat daerah wisara di Bangka Belitung. Semoga film ‘Luntang-lantung’ juga sukses mendongkrak wisata Sumut karena Kota Medan dan Danau Toba memiliki nilai jual wisata yang luar biasa.

Itu menjadi salah satu alasan mengapa mempromosikan Kota Medan dan Danau Toba melalui dunia perfilman,” harap Novita. Film ‘Luntang-lantung’ mulai diproduksi MMA Pictures pada November hingga April 2013 lalu. Setelah diputar di Medan, film ‘Luntang-lantung’ akan ditayangkan secara serentak di 84 bisokop di Tanah Air mulai 8 Mei 2014 mendatang. Tidak hanya itu, film ‘Luntang-lantung’ akan ditayangkan di televisi nasional akhir tahun ini. “Kami juga telah bekerja sama untuk penayangan di beberapa televisi di Asia dan Eropa. Harapannya, destinasi wisata Kota Medan dan Danau Toba mencuri perhatian dunia internasional,” harap Novita.

Novita menjelaskan, film ‘Luntanglantung’ mengangkat realita kehidupan sehari-hari di Kota Medan, Danau Toba dan Jakarta. Cerita bermula dari kisah tiga sahabat, Ari Budiman yang diperankan Dimas Anggara, Muhakly Acho diperankan Suketi dan Lolox sebagai Togar, yang baru menamatkan kuliah di Jakarta kemudian mencari pekerjaan hingga ke Kota Medan. Film ini juga dibumbui kisah cinta hingga mampu menarik perhatian kaum muda. Ari Budiman yang akhirnya mendapat pekerjaan sebagai sales oli, kemudian merasa gengsi karena ia sarjana, apalagi tamatan universitas kenamaan di Jakarta. Ari lalu mencari pekerjaan lain. Akibat faktor keberuntungan, Ari diterima menjadi manajer IT di salah satu perusahaan besar, karena pihak kekeliruan dalam perekrutan. Ari memiliki kesamaan nama dengan calon pelamar lain. Setelah bekerja menjadi manajer IT, Ari tergoda dengan stafnya bernama Kimberly Ryder, seorang wanita matrealistis.

“Untuk membuat film ini berkualitas, MMA Pictures tidak hanya membuat alur ceritanya menarik, namun juga menyeleksi talent artis, sutradara, penata musik, kamerawan dan crew film dipilih dengan sangat selektif,” jelas Novita. Film ini sendiri diadopsi dari model komedi ‘Lontanglantung’ karya Roy Syahputra dan disempurnakan oleh penulis ‘99 Cahaya di Langit Eropa’, Alim Sudio. Sejumlah artis membintangi film ini di antaranya Dhea Seto, Joe (Project Pop), Dr Kim dan beberapa artis dari Stand Up Comedy seperti Ge Pamungkas dan Sole Solihun. (Baringin Ginting/Ilham Pane)

Close Ads X
Close Ads X