Hobby yang Bikin Tubuh Sehat

2012-04-12 17.00.14 20121115_Seoeda_Ontel_Jual_Oleh_Oleh_Bandung_3346 db_gazelle_tp_dames_rt humber-unjuk-gigi-berani-tampil-beda1 IMG_0016 komunitas-sepeda-tua-yogyakarta-gelar-upacara
Menggemari sepeda onthel memang bisa dinikmati sendirian. Namun bergabung dengan komunitas lokal juga tidak ada salahnya. Banyak sepeda tua milik onthelis yang masih perlu “dibangun” atas dasar semangat untuk kembali ke bentuk orisinil awal. Situasi keterbatasan referensi dan keterbatasan ketersediaan onderdil membuat para onthelis kemudian secara alami saling berinteraksi untuk bertukar informasi dan bertukar onderdil. Sepeda onthel yang cukup merakyat, membuat setiap orang dengan mudah bergabung dengan komunitas lokal yang ada di daerah masing-masing. Meskipun harga sepeda onthel semakin hari semakin membumbung tinggi, namun animo masyarakat terlihat justru semakin membesar. Barangkali hal tersebut disebabkan persoalan sepeda onthel adalah suatu persoalan yang sederhana yakni:
-Harganya terjangkau
-Mudah dikendarai
-Mudah disimpan
-Tidak memerlukan surat kepemilikan
-Tidak perlu membayar pajak tahunan
-Tidak memerlukan bahan bakar
-Biaya perawatan murah
-Menyehatkan tubuh.

Sepeda Onthel atau juga disebut sebagai sepeda unta, sepeda kebo, atau pit pancal adalah sepeda standar dengan ban ukuran 28 inchi yang biasa digunakan oleh masyarakat perkotaan sampai tahun 1970-an. Sepeda onthel mengacu pada sepeda desain Belanda yang bercirikan posisi duduk tegak dan memiliki reputasi yang sangat kuat dan berkualitas tinggi. Karakteristik adalah rumah rantai tertutup. Dengan gigi yang tidak bisa diubah dan biasanya terdapat dinamo di bagian roda depan untuk menyalakan lampu. Sepeda ini juga dilengkapi Rem drum untuk pengereman.
Berbagai macam merek sepeda onthel dari berbagai negara beredar di pasar Indonesia. Pada segmen premium terdapat misalnya merek Fongers, Gazelle dan Sunbeam. Kemudian pada segmen dibawahnya diisi oleh beberapa merek terkenal antara lain seperti Simplex, Burgers, Raleigh, Humber, Rudge, Batavus, Phillips dan NS.
Sejarah
Sepeda Onthel ini mulai banyak digunakan pada zaman Hindia Belanda . Kemudian pada tahun 1970-an keberadaan sepeda onthel mulai digeser oleh sepeda jengki yang berukuran lebih kompak baik dari ukuran tinggi maupun panjangnya dan tidak dibedakan desainnya untuk pengendara pria atau wanita. Waktu itu sepeda jengki yang cukup populer adalah merek Phoenix dari China. Selanjutnya, Sepeda jengki pada tahun 1980-an juga mulai tergeser oleh sepeda MTB sampai sekarang.
Sepeda Onthel kemudian pada tahun 1970-an secara perlahan lebih banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan dibanding diperkotaan. Namun pada akhirnya karena usia dan kelangkaan, sepeda onthel telah berubah menjadi barang antik dan unik. Mulailah situasi berbalik, sepeda onthel yang dulunya terbuang, sekarang pada tahun 2000-an justru diburu kembali oleh semua kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa sampai pejabat. Orang Jawa mengatakan inilah “wolak-waliking zaman”. Keranjingan masyarakat terhadap sepeda onthel adalah tepat bersamaan dengan berkembangnya ancaman global warming.
Kini banyak klub-klub dan komunitas sepeda kuno dari berbagai daerah di Indonesia, tersebar dari Sabang hingga Merauke yang jumlahnya ratusan komunitas, itupun hanya yang sempat terpantau dan terdaftar, belum lagi masih banyak yang tidak terdaftar atau ikut organisasi dibawah naungan KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia)
Sementara itu di Medan, banyak terbentuk komunitas sepeda. Seperti Komunitas Sepeda Gunung Sumut (KSGS) yang dibentuk untuk menjalin silahturahmi yang lebih erat antara sesama Pecinta Sepeda Gunung terutama Off Road. Sejak tahun 2007 lalu pecinta sepeda gunung off Road mulai marak kembali baik mewakili Pribadi ataupun Club sudah bergabung untuk gowes bersama. Selanjutnya KSGS diharapkan menjadi wadah bagi Pecinta Sepeda Gunung Off Road baik individu maupun Club Mt.Bike. KSGS rutin mengadakan pertemuan pada hari JumatĀ  malam setelah Finish dari Night Ride yang merupakan Program Rutin.Saat ini KSGS sudah menetapkan beberapa Jadwal Rutin Gowes, sehingga Pecinta Sepeda bisa leluasa memilih jadwal gowes yang cocok.

Sepeda Onthel Masa Kini
Dari sekian merek sepeda onthel yang pernah beredar di Indonesia, barangkali hanya ada beberapa merek yang masih bertahan sampai sekarang misalnya Gazelle, Batavus, Simplex, Union, dan Raleigh. Namun, dari ketiga merek tersebut, hanya merek-merek Belanda yakni Gazelle dan Batavus yang masih memproduksi tipe sepeda onthel.
Di Belanda, sepeda masih menjadi alat transportasi yang dominan dalam kehidupan masyarakat. Kota-kota di Belanda yang luasnya tanggung, membuat orang lebih suka naik sepeda dibandingkan mobil atau motor. Sepeda onthel di Belanda memiliki julukan unik yakni opafiets (sepeda pria) dan omafiets (sepeda wanita) . Julukan ini barangkali lahir dari sejarah sepeda onthel yang cukup panjang, sehingga sepeda tipe ini cukup populer sejak seabad silam.
Bagaimana tampang sepeda onthel masa kini? Berikut ini adalah model terkini dari sepeda onthel Gazelle dan Batavus. Secara struktural, bentuk dan teknologinya tidak banyak berubah. Secara umum terdapat 2 varian yakni tipe kecepatan tunggal dan tipe 3 kecepatan. Gazelle memiliki 2 model yang dikenal sebagai model Gazelle Basic (jenis wanita) dan model Gazelle Toer Populair (jenis pria dan wanita).

Barang Langka
Mata orang awam sih bakal ngeliat semua bentuk sepeda tua ini seragam. Namun, kalau kamu cukup jeli, maka kamu akan menemukan bentuk yang unik dan tiada duanya. Untuk yang cowok dinamai sepeda batangan, tapi untuk yang cewek dinamai sepeda lengkung. Berhubung Belanda adalah negara pertama yang mengenalkan sepeda ontel di Indonesia, maka kita juga perlu mengenal nama asli mereka, yaitu Opafiets (sepeda ontel cowok) dan Omafiets (sepeda ontel cewek).
Aksesoris yang melekat di tubuhnya juga punya ragam tersendiri. Ada bilang dulu sepeda yang menggunakan lilin yang berbahan bakar minyak sebagai salah satu lampu penerangannya. Sayang, dari antara mereka, tidak ada lagi yang memiliki sepeda dengan aksesoris seperti itu. Rata-rata udah menggunakan penerangan lampu bertenaga dinamo sepeda yang ditempelkan pada bagian atas roda sepeda. Lampu kecil ini biasanya berupa motor listrik kecil sebagai sumber operasionalnya. Bentuknya juga lain-lain. Mulai dari bundar bahkan sampai persegi empat.
Nggak cuma lampu penerangan, bel yang menempel pada sepeda kayuh ini juga bermacam-macam. Ada yang klasik (kring-kring), ada pula menirukan suara terompet atau bahkan sirine. Dan, seolah tidak mau kalah dengan motor, ada sepada ontel yang dimodifikasi. Ada yang memakai rem cakram atau torpedo. Lalu, kecepatannya juga bisa dengan pengaturan stang. Tinggal menambahkan semacam gear kecepatan pada stang-nya, maka kecepatan sepeda akan berganti seketika.
Walau seabrek make over itu lantas membuat sepeda ontel tidak orisinal lagi, tapi harap maklum sajalah. Soalnya, spare part aslinya udah sulit dicari. Tidak jarang, sesama pencinta juga saling bertukar aksesoris alias barter. Terakhir, soal merek, kita bisa menjumpai Simplex, Fongers, Gruno, Juncker dan Gazelle. Sayangnya, sampai sekarang hanya sedikit dari mereka tetap bertahan sebagai produsen, yaitu Gazelle dan Batavus.
(int)

Close Ads X
Close Ads X