Energi Pangan di Mata Kedua Calon Presiden-Wakil Presiden

KAKI
Jakarta | Jurnal Asia
Debat terakhir pasangan calon presiden-wakil presiden malam ini, di Gedung Bidakara, Jakarta, berlangsung lebih dinamis daripada sebelumnya. Kedua pasangan, Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla, saling adu pendapat soal energi dan pangan.
Dengan kostum khas masing-masing, yaitu Prabowo-Hatta dengan safari warna khaki dan peci hitam, serta Jokowi dengan motif kotak-kotak dan Kalla dengan kemeja putihnya, mereka berempat tampil lebih lepas dan santai.
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menjanjikan kedaulatan energi maupun pangan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
“Pasangan Prabowo-Hatta berkomitmen mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan energi,” kata calon wakil presiden Hatta Rajasa, pada giliran dia berbicara.
Di depan hadirin dan moderator, Rektor Universitas Diponegoro, Prof Sudharto P Hadi, PhD, dia menyatakan, pasangan nomor urut 1 itu akan menyediakan pangan yang berkecukupan, terjangkau seluruh masyarakat.
Juga mengupayakan diversifikasi pangan, meningkatkan kualitas dan gizi masyarakat serta mitigasi untuk mencegah kerusakan pangan.
Sedangkan, untuk menciptakan kedaulatan energi, produksi migas ditingkatkan, mengurangi impor, menghemat pemakaian energi, mengupayakan diversifikasi energi, menciptakan energi baru dan memanfaatkan energi terbarukan.
Dari aspek lain, katanya, kedaulatan energi dan pangan harus bersinergi dengan lingkungan hidup, karena tiga bidang ini selalu terkait satu sama lain dalam sektor pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Sementara calon wakil presiden nomor urut 2, Jusuf Kalla, lebih menyoal diversifikasi produksi dan pasar produk pertanian.
Ia mengatakan, guna meningkatkan produksi pangan sekaligus kesejahteraan petani “Misalnya sawit perlu dibuat industri hilir sehingga ada nilai tambah bagi petani maupun negara,” kata dia.
“Pemerintah juga perlu mencari peluang pasar dari produk-produk sawit, baik di luar negeri maupun di dalam negeri,” katanya.
Dia mengambil contoh produk kelapa sawit dan turunannya, dengan diversifikasi produk-produk sawit maka ke depan dapat memberikan nilai tambah baik bagi petani maupun bagi negara.
“Dengan dilakukanya industri hilir, maka pendapatan petani akan lebih besar sehingga bisa lebih sejahtera,” katanya. (Ant)

Close Ads X
Close Ads X