Budidaya Singkong Gajah

Bibit Singkong Sambung AOS, siap di kirim dg kotak ilustrasi-singkong Manihot_esculenta_dsc07325 Singkogn Sambung umur 11 bulan, berat 45 kg tanam3 Ubi kayu
Singkong gajah merupakan varietas asli Kalimantan Timur. Dari berbagai sampel cabutan singkong gajah dengan umur antara 4 – 9 bulan memiliki rasa yang enak dan gurih dengan tekstur empuk bahkan ada nuansa rasa ketan. Singling hasil temuan Prof Dr Ristono MS ini pun memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi, karena bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan. Umbi umur 9- 12 bulan mempunyai kadar pati yang tinggi sehingga berpotensial sebagai bahan gaplek, tepung tapioka, tepung mocal (engganti gandum) dan bioethanol.
Dengan demikian singkong gajah akan memiliki potensi strategis secara nasional sebagai bahan pangan dan bahan bakar nabati (energi).
Secara fisik singkong gajah memiliki sistem perakaran yang kuat sehingga memungkinkan bisa menyerap (menahan) air dan sangat berguna bagi keperluan irigasi dan pengendalian banjir. Sedangkan pertumbuhan batang, cabang dan daun mencapai tinggi 5 meter. Tumbuhan ini mempunyai potensi tinggi dalam penyerapan CO2, dengan demikian keberadaan singkong gajah besar peranannya bagi pengendalian ekosistem. Lewat budidaya singkong gajah ini ke depan dapat tercipta lapangan usaha, seperti mendirikan UKM, pabrik tapioka. Bahkan, singkong gajah bisa menjadi komoditi ekspor setelah diolah menjadi bio-etanol.
Syarat Pertumbuhan
Untuk dapat berproduksi optimal, singkong gajah memerlukan curah hujan 150- 200 mmpada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100- 150 mm pada fase menjelang dan saat panen. Suhu udara minimal bagi tumbuhnya singkong sekitar 10 derajat C. Bila suhunya di bawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara optimal yang diutuhkan singkong antara 60-65%. Sedangkan sinar matahari yang dibutuhkan sekitar 10 jam / hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
Media Tanam
Tanah yang paling sesuai untuk singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. Pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0- 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
Bibit
Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi, disukaikonsumen, dan sesuai untuk daerah penanaman. Sebaiknya varietas unggul yang dibudidayakan memiliki sifat toleran kekeringan, toleran lahan pH rendah dan/atau tinggi, toleran keracunan Al, dan efektif memanfaatkan hara P yang terikat oleh Al dan Ca.
Sebaiknya bibit berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan) dan harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam.Batang telah berkayu dan berdiameter ± 2,5 cm lurus serta belum tumbuh tunas-tunas baru.
Persiapan
Persiapan kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah:
•Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH tester.
•Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
•Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman sejenis.
•Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen dan pasar.
Teknik Penanaman
Pola tanaman harus memerhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola monokultur adalah 80 x 120 cm. Cara Penanaman Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati MiG-6 Plus yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman dilahan hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit. Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja. (int)

Close Ads X
Close Ads X