Idul Fitri Momentum Perkuat Silaturrahim

Medan | Jurnal Asia
Perayaan Idul Fitri 1435 Hijriyah merupakan momentum yang paling tepat bagi rakyat Indonesia untuk memperkuat jalinan silaturahim pasca pilpres yang sempat membelah rasa kebersamaan dan persatuan.
“Cukup banyak momentum dalam Idul Fitri yang perlu dimanfaatkan dengan maksimal, terutama pemulihan kondisi pascapesta demokrasi Pilpres”, kata pengamat sosial politik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara Dr Ansari Yamamah di Medan, Rabu, (30/7) Menurut Ansari, saling berkunjung merupakan kegiatan yang lumrah dilaksanakan umat Islam dalam Idul Fitri sebagaimana tradisi yang dilakukan pada perayaan sebelumnya. Namun momentum Idul Fitri 1435 Hijriyah memiliki nilai yang lebih strategis karena umat Islam di Indonesia baru menyelesaikan pesta demokrasi, mulai dari pemilihan legislatif hingga pemilihan presiden dan wakil presiden. Tidak dapat dipungkiri, jika proses demokrasi yang telah dijalankan rakyat Indonesia tersebut sedikit banyaknya membawa pengaruh pada rasa persatuan karena banyaknya kepentingan yang harus diperjuangkan.
Namun proses demokrasi yang menentukan perjalanan bangsa tersebut telah selesai sehingga rakyat Indonesia perlu menghilangkan berbagai perbedaan kepentingan yang ada.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah saling berkunjung sebagai tradisi Idul Fitri untuk menguatkan jalinan silaturahim yang telah ada agar rakyat selalu memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang kuat.
Apalagi perayaan Idul Fitri tersebut berlangsung selama satu bulan sehingga rentang waktu untuk saling berkunjung untuk memperkuat silaturahim itu semakin banyak. “Memang, masa libur yang ditetapkan terbatas. Namun perayaan Idul Fitri berlangsung lama. Manfaatkan momentum itu,” katanya.
Ia menambahkan, umat Islam di Indonesia harus mampu “melebarkan” hati untuk menerima perbedaan yang ada guna menguatkan silaturahim yang telah terjalin sejak lama. Dengan sikap tersebut, momentum Idul fitri akan semakin bermakna karena mampu memperkuat persatuan dan kesatuan yang dibutuhkan untuk menyukseskan berbagai pembangunan bangsa.
“Makanya Idul Fitri sering disebut Lebaran. Di hari besar ini, kita dituntut mampu melebarkan hati untuk memaafkan kesalahan orang lain, termasuk berani meminta maaf atas kesalahan sendiri,” ujar Ansari. (ant)

Close Ads X
Close Ads X