Potensi Investasi Rusia di Indonesia Capai USD5,5 Miliar

Jakarta | Jurnal Asia
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarusia, Djauhari Oratmangun, mengungkapkan bahwa potensi investasi Rusia di Indonesia pada tahun ini mencapai USD5,5 miliar. Melihat hal tersebut, Indonesia masih perlu banyak promosi agar lebih banyak menarik investor, termasuk sektor keuangan. “Kita harus rajin promosi ke sana. Memang di masa lalu kan kita agak kurang ya promosi ke sana, mungkin di pasar tradisional, inikan non tradisional jadi kita harus aktif dalam mempromosikan pasar non tradisional,” kata Djauhari, dalam sharing season bertajuk Perkembangan Geoekonomi dan Geopolitik Rusia di Jakarta, Jumat (25/7).
Djauhari pun merasa bersyukur dan bangga ketika Menteri Perdagangan RI mendukung kerjasama investasi Rusia dengan Indonesia.
“Syukur Alhamdulillah, baik Menteri Perdagangan yang lalu Gita Wirjawan dan yang sekarang Pak Lutfi itu memberi prioritas pada Rusia dan sangat aktif dalam dua tahun terakhir untuk melakukan promosi di sana, karena itu kan signifikan nilai perdagangan antara Indonesia dan Rusia,” sebutnya.
Menurut Djauhari, sektor yang paling diincar investor Rusia di Indonesia, yaitu infrastruktur, selain itu sektor mining, mineral, dan IT (information technology).
“Sektor paling mereka sukai di infrastruktur karena ada kereta, mining, mineral karena mereka sangat kuat di mineral dan IT perusahaan-perusahaan IT mereka juga ingin sekali masuk ke RI,” pungkasnya.
Djauhari mengungkapkan, posisi perekonomian Indonesia di tatanan global sudah cukup mampu, hal ini terlihat dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Hanya saja perlu ditingkatkan kepercayaan diri untuk bisa bersaing dengan negara-negara lain.
“Jangan berpandangan negara lain bakal membabat kita. Kita harus bermain cantik, kita punya SDM luar biasa, dalam tatanan global Indonesia sudah bagus, tinggal percaya diri saja, saya kira mereka tetap menjaga hubungan baik dengan kita. Kita saat ini memulai Indonesia baru dan siap kompetisi,” tegas dia.
Lanjut Djauhari menjelaskan, ini pun didukung dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat besar yakni 5,7 persen dan masuk ke dalam 10 ekonomi terbesar di dunia. Selain pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia juga punya posisi tawar yang tinggi.
“Hal ini menjadi daya tarik banyak investor masuk ke Indonesia. Indonesia nomor 10 pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. pertama AS, Tiongkok, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Prancis, Inggris, kemudian Indonesia. Siapa pun negaranya pasti mau ke Indonesia. Dengan majunya kelas menengah kita, itu bargaining position kita,” pungkasnya.
Potensi Besar
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Friderica Widyasari Dewi, mengemukakan bahwa pihaknya melihat potensi investor Rusia masuk ke pasar modal Indonesia cukup besar.
“BEI terus berupaya melakukan sosialisasi ke investor global dalam menarik minat asing agar menginvestasikan dananya di pasar modal Indonesia,” ujar Friderica Widyasari Dewi.
Ia menambahkan, bahwa Rusia merupakan negara dengan ekonomi yang cukup besar dan belum tergarap dengan baik oleh otoritas pasar modal Indonesia. Pasalnya, selama ini roadshow BEI memperkenalkan pasar modal Indonesia cenderung fokus kepada investor di negara Asia Pasifik, Eropa, Amerka Serikat, dan Australia.
“BEI selama ini rutin melakukan roadshow ke beberapa negara di Asia Pasifik dan Eropa dengan membawa beberapa emiten Indonesia agar dikenal investor global. Respons yang ditunjukan oleh investor asing cukup besar” ucapnya.
Kendati potensi investor Rusia masuk ke pasar modal Indonesia cukup baik, namun Friderica Widyasari Dewi mengaku bahwa BEI belum mendalami secara rinci dana yang dapat masuk ke Indonesia.
“Sejauh ini BEI telah mencatat dana-dana asing yang masuk ke BEI di antaranya dari Hong Kong, Jepang, dan Australia,” ujarnya.
(ib/oz/ant)

Close Ads X
Close Ads X