Pungli Merajalela Di Rutan Labuhandeli

Medan | Jurnal Asia
Siapa bilang praktik Pungli tak ada di Rutan, nyatanya sejumlah pengunjung Rutan Klas-IIB Labuhandeli merasa kecewa. Selain waktu jam berkunjung yang terlalu cepat, juga pengutipan yang tak jelas alias pungutan liar (Pungli) pun masih merajarela, Rabu (30/7).
Pengutipan bermula ketika para pengunjung melaporkan identitas diri dengan menyerahkan KTP di loket depan Rutan. Disini pembezuk mengisi data diri lalu menyerahkan kembali kepada petugas loket. Saat penyerahan formulir itulah petugas lalu meminta upeti Rp5 ribu.
Setelah proses di loket, pembezuk harus melalui pintu petugas pemeriksaan badan dan makanan bawaan.
Di pintu ini pembezuk harus merogoh kocek kembali Rp5 ribu agar dapat masuk ke dalam ruang bezuk. Menurut Iyem (47) warga Binjai, yang anaknya terkena kasus ranmor (pencurian sepedamotor, red), selain membayar uang pemeriksaan petugas dirinya dibebani uang kebersihan.”Aku bayar uang tikar saat menemui anakku, Pak!. Katanya Rp7 ribu untuk uang kebersihan,” ucapnya setelah mengunjungi anaknya di dalam Rutan.
Lain halnya Ida (47) warga Jalan Karya Medan, dirinya merasa kecewa dengan waktu berkunjung yang terlalu cepat dan terkesan dibuat-buat ketika mengunjungi kerabatnya. “Biasa nggak gitu kali cepat. Tapi tadi aku disuruh cepat keluar sama petugas,” kata Ida dengan nada kesal.
Sementara itu, Kepala Pengamanan Rutan (KPR) Theo, dikonfirmasikan wartawan lewat nomor ponselnya membantah keras terkait adanya pengutipan dari para petugas yang ada di Rutan Klas-IIB Labuhandeli.”Nggak benar itu Bang! Kalau memang ada coba sebutkan nama petugasnya, jam berapa tamunya berkunjung, biar kita proses. Jangan kita cerita macam di negeri dongeng saja,” kata Theo menyangkal. (dna)

Close Ads X
Close Ads X