ISIS Serang Pangkalan Militer Suriah, Puluhan Orang Tewas

ISIS
Damaskus | Jurnal Asia
Para jihadis Daulah Islamiyah atau tadinya disebut ISIS, telah merebut sebagian areal pangkalan militer di provinsi Raqa, Suriah dalam pertempuran ganas. Puluhan orang tewas dalam kontak senjata tersebut. Menurut kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, kelompok ekstremis ISIS terlibat baku tembak sengit dengan pasukan Suriah di Brigade 93 di Raqa.
Demikian seperti dilansir AFP, Kamis (7/8). Disampaikan Observatory, sedikitnya 27 tentara Suriah tewas dalam pertempuran yang terjadi pada Rabu, 6 Agustus malam waktu setempat.
Sebanyak 11 anggota ISIS juga tewas, termasuk tiga orang yang memulai serangan dengan meledakkan bom yang mereka bawa. Aksi bom bunuh itu terjadi di pintu masuk pangkalan militer di Raqa tersebut.
Menurut Observatory, para anggota ISIS saat ini menguasai sebagian besar areal pangkalan militer tersebut. Dengan serangan ini berarti nyaris seluruh kawasan di provinsi Raqa, kini berada di bawah kendali ISIS.
ISIS pertama kali muncul dalam perang di Suriah pada 2013 lalu. Sejak itu, para militan ISIS telah menguasai nyaris seluruh wilayah Raqa dan Deir Ezzor di perbatasan Irak.
Kuasai Kota Kristen Terbesar
Selain itu, ISIS juga menguasai Qaraqosh, kota Kristen terbesar di Irak, dan wilayah sekitarnya. Puluhan ribu warga yang panik berlarian meninggalkan kota tersebut.
Kelompok jihadis tersebut bergerak masuk ke kota itu setelah pasukan peshmerga, gerilyawan Kurdi mundur dari kota tersebut.
“Saya sekarang tahu bahwa kota-kota Qaraqosh, Tal Kayf, Bartella dan Karamlesh telah dikosongkan oleh penduduk asli mereka dan kini berada di bawah kendali para militan,” tutur Joseph Thomas, uskup Kirkuk dan Sulaimaniyah seperti dikutip kantor berita AFP, Kamis (7/8).
Qaraqosh merupakan kota di Irak yang seluruh penduduknya beragama Kristen. Kota ini terletak antara kota Mosul, yang menjadi basis utama ISIS di Irak dan Arbil, ibukota wilayah Kurdi. Kota ini biasanya memiliki populasi sekitar 50 ribu jiwa.
“Ini bencana, ini situasi tragis. Kami meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera mengintervensi. Puluhan ribu warga yang ketakutan telah meninggalkan rumah saat kita bicara ini, itu tak bisa dijabarkan,” imbuh Thomas.
Tal Kayf, yang juga dihuni komunitas Kristen dan warga minoritas Shabak Syiah, juga ditinggalkan warganya pada Rabu (6/8) malam waktu setempat.
“Tal Kayf kini berada di tangan Daulah Islamiyah. Mereka tidak mendapat perlawanan dan bergerak masuk setelah tengah malam,” ujar Boutros Sargon, seorang warga yang kabur dari kota Tal Kayf.
“Saya mendengar beberapa suara tembakan semalam dan ketika saya melihat ke luar rumah, saya melihat konvoi militer dari Daulah Islamiyah. Mereka meneriakkan ‘Allahu Akbar’,” imbuhnya.
(dtc)

Close Ads X
Close Ads X