ISIS Bangkit, Hillary Clinton Salahkan Obama

Barack Obama, Hillary Rodham Clinton
Washington | Jurnal Asia
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyebut, kebangkitan militansi Islam radikal di Timur Tengah, salah satunya ISIS di Irak dan Suriah, sebagai kesalahan Presiden Barack Obama. Kebijakan AS untuk tidak ikut campur lagi di konflik Timur Tengah disebut sebagai pembuka perseteruan yang lebih hebat. Diberitakan Al Arabiya, Hillary Clinton mengatakan hal ini dalam wawancara yang diterbitkan Atlantic, Minggu 10 Agustus 2014. Lebih rinci Clinton mengatakan, kebijakan Obama untuk tetap diam dalam konflik berdarah di Suriah telah membuka jalan bagi faksi-faksi militan yang lebih ekstrem lagi, yaitu Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Kegagalan dalam membangun kekuatan tempur dari masyarakat yang merupakan pencetus protes terhadap Bashar al-Assad–ada Islamis, ada kaum sekuler, dan ada warga yang bersikap di tengah-tengah–telah meninggalkan celah besar, yang kini diisi oleh para mujahidin,” kata Clinton.
Sudah ramai diberitakan di AS, Clinton tengah mempertimbangkan untuk mencalonkan diri menjadi kandidat presiden mendatang. Saat menjabat menlu di bawah pemerintahan Obama periode pertama, saran Clinton untuk mempersenjatai pemberontak Suriah, menemui jalan buntu.
Wawancara Atlantic dengan istri Bill Clinton ini dilakukan sebelum Obama memerintahkan serangan udara terbatas ke sarang ISIS di Irak dekat wilayah Kurdistan, Kamis lalu. Obama yang telah menarik pasukan dari negara itu tahun 2011 menegaskan tidak akan mengembalikan tentara AS ke Irak.
Menurut Obama, Irak harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Langkah pertama, kata Obama, adalah membentuk pemerintahan inklusif dan lengsernya Perdana Menteri Nuri al-Maliki yang diskriminatif terhadap warga Sunni.
Clinton menilai, Obama kekurangan strategi dalam menghadapi ancaman teror kelompok militan Irak. Dalam menghadapi kelompok radikal, imbuhnya, AS perlu strategi yang sama saat memerangi komunisme pimpinan Soviet.
“Negara yang hebat perlu prinsip-prinsip yang terorganisir, dan ‘jangan melakukan hal bodoh’ bukan termasuk dalam prinsip itu,” kata Clinton, merujuk pada “slogan” Obama. (vnc)

Close Ads X
Close Ads X