Peringati Kemerdekaan RI, Jade Music Shool Gelar Konser Kolosal Kecapi 2014

cendera mata-kaki
Medan | Jurnal Asia
Lagu Indonesia Raya membuka konser kolosal kecapi 2014 yang dipersembahkan oleh Jade Music School di Candra Kusuma School Cemara Asri, Sabtu-Minggu (16-17/8). Sebanyak 13 lagu mewarnai rangkaian konser dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 tahun.
Sejumlah lagu yang dimainkan diantaranya, Jin Gang Shan Shang Tai Yang Hong, Zhan Tai Feng, Ling An Yi Hen, Xi Wang, Feng Yang Hua Gu, Mi Du Shan Ge, Tai Yang Gong Qi De Zao, Tanah Airku, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka, Sinanggar Tullo dan Nan Er Dan Zi Qiang.
Wali Kota Medan, Zulmi Eldin memberi apresiasi kepada Jade Music Shool karena dengan apik memainkan kecapi di konser kolosal kecapi 2014.
Dan ia sangat terharu dan bangga karena dalam konser ini menampilkan lagu-lagu kebangsaan Indonesia dan lagu-lagu daerah Sumut.
“Melalui konser kolosal kecapi ini, saya menghimbau kepada kita semya agar terus mencintai kebudayaan. Ini merupakan salah satu upaya nyata dalam melestarikan budaya serta salah satu wujud kecintaan sebagai warga Indonesia,” katanya di sela-sela konser kolosal kecapi 2014, kemarin.
Sebelumnya, Kepala Sekolah Jade Music Shool, Ngartini Huang, SE mengatakan, semangatnya untuk menyelenggarakan konser kecapi di Medan terinspirasi oleh sebuah pepatah kuno dari Tiongkok yakni “Qin Qi Shu Hua” (musik kecapi, catur, ilmu pengetahuan dan ilmu lukis). Dahulu, seseorang dikatakan bermartabat, terpelajar dan terhormat apabila berhasil menguasai “Qin Qi Shu Hua”.
“Kekayaan seseorang itu bukan hanya tercermin dari raga ataupun harta benda tapi juga kekayaan intelektual, rasa dan jiwa seseorang sehingga semuanya saling mengisi dan membentuk karakter manusia yang baik, cerdas dan berbudi luhur. Moral dan akal budipekerti yang tergembleng dengan baik dapay dicapai melalui proses pembelajaran “Qin Qi Shu Hua”,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Ngartini, dirinya sebagai seorang musisi kecapi terpanggil untuk selalu berkarya dan memperkenalkan kembali kecapi atau Gungzheng ke masyarakat luas. Di konser tersebut, pihaknya mengajak semua untuk menikmati alunan den­ting kecapi dalam rangka memperingati kemerdekaan RI.
“Dengan denting kecapi, kita mencintai tanah air Indonesia. Semoga konser kolosal Gunzheng 2014 ini mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni musik dan budaya yang kaya di Indonesia ini,” tandasnya.
Ketua Panitia, Betty Ismail mengatakan, dalam konser kolosal 2014 tersebut, ada 30 pemain kecapi dan yang termuda 6 tahun. Dan persiapan yang dilakukan membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 8 bulan.
“Dalam konser kolosal 2014 ini kami tampilkan lagu-lagu nasional, tradisional. Ini menunjukkan rasa cinta kami kepada negara Indonesia,” tandasnya. (netty guslina)

Close Ads X
Close Ads X