Pertama di Indonesia, Austrian Tobatak Orchestra Konser di Medan

SAMSUNG CSC
Medan | Jurnal Asia
Untuk yang pertama kalinya di Indonesia, Austrian Tobatak Orchestra menggelar konser akbar di Medan, Rabu (20/8). Acara ini digawangi oleh Hermann Delago, bersama kawan-kawan yaitu Viky Sianipar, Tongam Sirait, Marsada Band, Retta Sitorus, Tascha Koch dan Eva Schatz dipastikan luar biasa. Karena suara-suara merdu penyanyi kawanan tersebut berpadu dengan musik orkestra yang sudah diaransemen, sehingga mampu memukau para penonton.
Dalam konfrensi pers digelar kemarin, Selasa (19/9) di lantai II Balai Convention Hall Hotel Tiara Medan, turut serta hadir Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia bersama Hermann Delago cs.
Herman yang tampil klimis dengan rambut dikucir, menyebutkan dirinya memboyong personil orkestra sebanyak  65 orang dari Austria untuk tampil di Medan, guna memeriahkan acara akbar ini. Ia juga mengaku jatuh cinta dengan musik-musik batak terutama tembang lawas, karena begitu memikat baik dari alunan nada ataupun melodi, yang bisa dinyanyikan dengan lantunan suara lembut ataupun intonasi tinggi.
“Selama 10 tahun lebih beliau sudah memainkan orkestra batak. Selain itu visi dan misi dari konser ini juga ialah, bisa memperkenalkan adat batak dan juga lagu-lagunya ke dunia internasional,” jelas Viky Sianipar yang turut hadir memberikan keterangan.
Hal tersebut diamini Hermann, bahwa dirinya cinta dengan lagu batak serta menyukai adat batak.
“Ada persamaan orang batak dengan Austria, dari segi tipikalnya yakni keras tapi tetap berjiwa lembut. Pertama kalinya menyanyikan lagu batak dengan judul Butet, belajar dari orang Bali untuk pertama kalinya. Lagu Batak merupakan sangat istimewa, melodinya terus berjalan dengan gitar dan alunan suara bisa tinggi serta rendah,” papar Hermann.
Sementara itu, Maruli selaku Ketua DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia, menyatakan bahwa konser ini sejalan dengan pengembangan pariwisata Kota Medan.
“Kita melihat peluang bahwa dengan adanya kedatangan Hermann Delago dan kawan-kawan, menjadi ajang promosi pariwisata Sumatera Utara secara tidak langsung. Kami juga berharap agar Hermann bisa menceritakan dengan potensi keindahan alam Sumut kepada warga Austria, sehingga ke depannya nanti semakin banyak turis-turis asing yang datang berkunjung ke sini,” tegas Maruli.
Ketika disinggung mengenai tiket yang sudah laku, Maruli menegaskan bahwa acara ini sebenarnya terselenggara berkat swadaya dari teman-teman dan juga adanya sponsor.
“Jadi kita bukan ada unsur bisnis dan komersil, melainkan untuk perkenalan ataupun pertukaran budaya Indonesia-Austria, terutama adat dan lagu Batak. Syukur sampai sekarang sudah ada 500-an tiket terjual, namun intinya adalah demi kemajuan promosi wisata di Sumut. Banyak peminat datang dari dalam dan luar negeri untuk memesan tiket. Demikian juga halnya dengan orang Sumut sendiri, termasuk dari Jakarta, Tapanuli dan lain-lain. Sehingga kami yakin acara ini bisa sukses,” terang Maruli.
Diakhir acara, Maruli juga menyampaikan bahw konser berlanjut pada Sabtu (23/8) mendatang di Samosir. Namun di hari Jumat (22/8), akan ada acara marching band bersama Hermann Delago dan kawan-kawan, tepatnya di Tuk-tuk. (putra)

teks

Jelang Konser : Hermann Delago, bersama kawan-kawan yaitu Viky Sianipar, Tongam Sirait, Marsada Band, Retta Sitorus, Tascha Koch dan Eva Schatz melakukan press confrence menjelang konser Austrian Tobatak Orchestra, di Hotel Tiara, Medan. (Jurnal Asia | Mansyur)

Close Ads X
Close Ads X