XL Rugi Bersih Rp482,5 Miliar

Jakarta | Jurnal Asia
Emiten jasa telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencetak rugi bersih sebesar Rp482,5 miliar selama enam bulan pertama 2014. Sementara, pendapatan naik 12,7 persen menjadi Rp11,5 triliun, dibandingkan semester I-2013 sebesar Rp10,2 triliun.  Kerugian XL disebabkan oleh naiknya beban menjadi Rp11,1 triliun, dibandingkan pada semester I-2013 sebesar Rp9 triliun. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, jumlah ini terdiri atas beban infrastruktur sebesar Rp4 triliun, beban penyusutan Rp3 triliun, beban interkoneksi dan lainnya sebesar Rp1,7 triliun. Selain itu, terdapat beban penjualan dan pemasaran senilai R 635 miliar, gaji karyawan Rp578,1 miliar, beban umum dan administrasi sebesar Rp335,4 miliar.
Sementara, biaya keuangan tercatat sebesar Rp951,3 miliar, melonjak 114,5 persen dibandingkan Rp443,4 miliar pada semester I-2013. Perseroan juga mengalami peningkatan rugi selisih kurs empat kali lipat, dari Rp112,8 miliar menjadi Rp516 miliar.   Meski demikian, tekanan terhadap laba bersih XL sebelumnya sudah diprediksi.
Direktur Utama XL, Hasnul Suhami, pernah mengatakan kinerja perseroan bakal mengalami tekanan akibat menanggung perusahaan yang baru diakuisisi, PT Axis Telekom Indonesia.
“Sudah pasti kinerja kami akan tertekan akibat menanggung Axis yang masih merugi,” kata Hasnul di Jakarta, baru-baru ini.
Sebelum bergabung dengan XL, anak usaha Saudi Telecom Company tersebut tercatat merugi sekitar Rp7,3 triliun sejak 2009. Axis juga sempat terancam bangkrut dan tidak sanggup membayar pungutan biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi sebesar Rp1 triliun pada 2013.
Namun, XL berharap tekanan laba bersih hanya akan berlangsung sementara. Neraca keuangan perseroan diprediksi membaik dengan adanya tambahan frekuensi 15 MHz pada layanan 2G yang dimiliki Axis. “Yang pasti, kualitas pelayanan kami akan meningkat dengan bertambahnya spektrum frekuensi,” ujar Corporate Communication XL Turina, beberapa waktu lalu.
Saat ini, XL sedang melakukan proses lelang atas 2.000 menara telekomunikasi. Nilai penjualan seluruh menara ditaksir mencapai 500 juta dolar AS. Sesuai rencana, dana akan dipakai untuk membayar sebagian utang XL.  (id)

Close Ads X
Close Ads X