Perlu Restorasi Tata Kelola Industri Energi

Jakarta | Jurnal Asia
Ketua International Institute for Clean Energy and Climate Change (IICECC), Luluk Sumiarso, menyatakan bahwa Indonesia memerlukan reatorasi dalam tata kelola energi.
“Agar tercapai swasembada energi, maka diperlukan restorasi dalam pengelolaan energi. Sayang sekali, kita punya sumber energi yang melimpah ruah, tapi masih saja impor energi,” kata Luluk, Jumat (22/8).
Luluk berpendapat bahwa salah satu cara untuk melakukan restorasi energi demi mencapai swasembada adalah mengurang penggunaan energi fosil dan mulai beralih ke energi terbarukan.
“Indonesia terlalu banyak menggunakan energi fosil, tidak menggunakan energi terbarukan secara efisien bahkan cenderung mengabaikannya,” ujar Luluk.
Dia menerangkan bahwa seharusnya penyediaan energi mencerminkan prinsip energi berkelanjutan untuk menyempurnakan energi yang tidak terbarukan.
“Selama ini energi terbarukan kurang dimanfaatkan karena dikesankan mahal, padahal potensinya besar,” kata Luluk.
Lebih lanjut Luluk menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki sumber panas bumi (geothermal), namun tidak digunakan dengan baik.
Dia mencatat bahwa Indonesia memiliki potensi hydro power (air) yang mampu mencapai 76.000 megawatt, dan potensi sumber panas bumi (geothermal) hingga 79.000 megawatt.
“Sekarang produksi dan cadangan bahan bakar fosil menurun, tapi kita punya potensi besar dari sumber energi terbarukan tapi tidak digarap dengan baik,” ujarnya. (ant)

Close Ads X
Close Ads X