JK: Bahas Perumahan Sama Seperti Beras

Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (tengah) bersama Ketua Kehormatan Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Teguh Satria (kanan), Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi (kedua kanan), Sekretaris Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional Natalia Soebag
Jakarta | Jurnal Asia
Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla mengatakan, pembahasan tentang sektor perumahan sama seperti dengan membicarakan komoditas penting seperti bera s karena keduanya merupakan kebutuhan pokok masyarakat. “Berbicara di REI (Real Estat In­donesia) berbicara tentang kebutuhan pokok pe­rumahan sama dengan berbica­ra tentang beras dan gula karena meru­pa­kan salah satu kebutuhan masyarakat di mana pun,” kata Jusuf Kalla dalam acara REI bertajuk “Menghapus Ekonomi Biaya Tinggi dan Menjamin Kepastian Hukum” di Jakarta, Kamis (28/8).
Jusuf Kalla menyebutkan, masih banyak hambatan dan kendala dalam pembangunan sektor perumahan se­hingga musti dapat diatasi secara ber­sama-sama oleh berbagai pihak. Ia mengingatkan bahwa sejumlah program seperti pembangunan rumah susun sederhana milik (rusunami) dan rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
Sementara itu, Ketua Umum REI Eddy Hussy mengingatkan bahwa Jusuf Kalla me­rupakan pelopor program “1000 To­wer” yang dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan perumahan. Program “1000 Tower” yang di­cetuskan pada 2006 itu saat Jusuf Kalla menjadi Wapres periode 2004-2009. “Namun setelah tahun 2009, pem­bangunan rumah susun sederhana terkendala karena tidak ada lagi rapat koordinasi tingkat nasional,” ungkap Eddy Hussy.
Menurut dia, pada saat ini tidak ada proposal kebijakan yang membuat pe­ngembang tertarik membangun ru­sunami. Ketua Umum REI berpendapat, meski pemerintah terus berganti tetapi persoalan yang dihadapi pengusaha sektor properti nyaris tidak berubah.
Sedangkan Direktur Umum Perum Perumnas Himawan Arief mengatakan, sejumlah lahan milik Setneg yang diminta untuk diserahkan ke Perumnas untuk menyukseskan program “1000 Tower” ternyata ada yang diminta dikembalikan pada saat Jusuf Kalla tidak lagi menjabat sebagai Wapres.
“Alasan mereka karena diminta BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) untuk me­nyerahkan kembali,” ujarnya.
Paling Benci
Wakil presiden terpilih Jusuf Kalla juga mendorong pengembang untuk terus membangun rumah untuk rakyat miskin. Menurutnya, pengembang jangan hanya mengutamakan pembangunan area komersil untuk orang kaya dibanding membangun rumah untuk rakyat kecil.
“Jangan lebih suka bikin lapangan golf dibanding rumah untuk rakyat kecil. Saya paling benci lahan digunakan untuk pembangunan lapangan golf,” tegas JK, sapaan Jusuf Kalla.
Jika ada pola pikir seperti itu, khu­susnya dari para pengembang, JK menilai negara ini sudah bobrok. “Tragis negeri ini kalau cara berpikirnya seperti itu” tuturnya. Dia pun berjanji akan membuat aturan-aturan yang lebih mengedepan­kan pembangunan perumahan untuk rakyat miskin. “Yang penting rakyat harus punya rumah yang layak,” tutur JK. (ant/dtc)

Close Ads X
Close Ads X