Medan | Jurnal Asia
Badan Warisan Sumatera (BWS) sangat trauma terhadap tindakan upaya perusakan terhadap sejumlah lokasi/gedung cagar budaya, yang masih kerap terjadi di Kota Medan saat ini.
BWS berharap, proyek revitalisasi Taman/Kolam Sri Deli yang berlokasi di Jalan Masjid Raya Medan, benar-benar dilaksanakan sesuai ketentuan pemerintah dalam melestarikan bangunan bersejarah tersebut.
“Sudah banyak gedung cagar budaya yang harus dihancurkan sebelumnya untuk kepentingan bisnis, sehingga kita sangat trauma atas proyek Taman Sri Deli, apakah akan dijalankan sesuai programnya merevitalisasi,” ujar Hairul selaku Ketua Pelaksana Harian Badan Warisan Sumatera (BWS), Jumat (29/8), di Medan.
Menurutnya, ketiadaan informasi dan sosialisasi sebelumnya terhadap pemagaran Taman Sri Deli memicu terjadinya rasa kekhawatiran masyarakat, termasuk pihak BWS saat itu.
Hairul mencontohkan, penghancuran terhadap mega eltra untuk pembangunan pusat perbelanjaan, kemudian gedung center poin yang menghancurkan sejumlah gedung khas Melayu di dalamnya, serta pembangunan rumah lima pilar di Jalan Diponegoro dinilai menjadi trauma yang sangat besar.
“Apakah Taman Sri Deli bakal mengalami hal serupa?,” tanyanya. Diakui Hairul, Kamis kemarin, Pemko Medan melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Medan, telah mengundang pihaknya bersama Pusis ke lokasi Taman Sri Deli, sekaligus mendengar pemaparan dari pihak pelaksana proyek.
“Memang ada desain dan ada pembongkaran, bagian yang dibongkar pun sudah kita setujui, kenapa? Karena kita anggap keramik tak meresap air hujan, sehingga perlu dibongkar, namun kita akan terus memonitor sejauh mana realisasinya dengan yang sudah dijelaskan, itu saja,” pungkasnya.
(mag-1 )
BWS Trauma Perusakan Cagar Budaya di Medan, Proyek Taman Sri Deli Timbulkan Kekhwatiran
Posted 30 Agu 2014 10:34, 19 views