Digilas Truk, Ayah dan Anak Tewas Berpelukan

Medan | Jurnal Asia
Jumat (29/8), Silvi (43) warga Jalan Klambir V Gang Wakaf No 19 B Tanjung Gusta Helvetia, mendadak meraung dan menangis. Apa gerangan? Ternyata, suami dan anaknya, Suryono (45) dan Arya Sukamajati (14), tewas digilas truk bermuatan pasir di Jalan Kapten Sumasono Medan, Jumat pagi, dengan posisi berpelukan. Wanita itu nyaris pingsan setelah mendapat kabar bahwa suami dan anaknya tewas dalam kondisi mengenaskan. “Sudah lah Kak, istighfar,” kata beberapa kerabat Silvi di rumah duka.
Sekira pukul 12.30 WIB, iring-ringan mobil ambulance yang membawa jenazah kedua korban tiba di rumah duka. Mendengar suara sirine ambulance, tangis Silvi kembali meledak. Siang itu, rumah duka tampak dipenuhi para pelayat. Beberapa di antaranya merupakan siswa SMP Sinar Husni, yang merupakan rekan almarhum Arya.
Saat jenazah diturunkan dari mobil ambulance, tangisan para pelayat pun terdengar semakin keras. Beberapa pelayat tampak menangis saat jenazah di baringkan di ruang tamu rumah korban. Silvi yang hari itu mengenakan kerudung berwarna cream dan baju kaos biru berulangkali menciumi jasad anak dan suaminya.
Matanya sembab, ia pun tampak memeluk jasad anak dan suaminya yang terbujur kaku berbungkus kain kafan. “Kenapa kau tinggal mamak nak. Enggak sayang Arya sama mamak,” kata Silvi meratapi jasad anaknya. Mendengar erangan Silvi, beberapa kerabat dan tetangganya kembali menenangkannya.
Namun, Silvi tetap menangis sembari menciumi jenazah anak dan suaminya itu. “Ya Allah, kenapa lah jadi begini,” ucap Silvi berkali-kali. Salah seorang guru SMP Sinar Husni yang pertama kali mendapat kabar kecelakaan itu mengaku, ayah dan anak tersebut tewas setelah disambar truk pasir.
“Awalnya saya dapat telfon. Katanya ada siswa kita kecelakaan,” ungkap Mariati (40), guru IPS SMP Sinar Husni ketika ditemui di rumah duka. Mendengar kabar tersebut, Mariati kemudian berangkat ke RSUD Pirngadi Medan guna memastikan siapa siswanya yang mengalami kecelakaan.
“Setelah saya tiba di rumah sakit, ternyata korban sudah meninggal. Informasi yang saya terima, tadi pagi Arya mau berangkat ke sekolah. Jadi dia diantarkan ayahnya naik kereta (motor),” sebutnya. Saat kedua korban melintas dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Xeon BK 2749 ABQ di Jalan Kapten Sumarsono, tiba-tiba datang truk bermuatan pasir melaju kencang dari arah belakang sepeda motor kedua korban.
“Menurut warga, sewaktu kejadian, Arya dan ayahnya ini berjalan pelan. Namun sepeda motornya tersenggol truk pasir itu,” beber Mariati.  Ketika tersenggol, almarhum Suryono tak mampu mengendalikan sepeda motornya. Ia kemudian oleng dan terjatuh ke aspal. “Waktu terjatuh itu, ayahnya sempat memeluk Arya. Mereka kemudian dilindas ban truk. Saat tewas, mereka berpelukan,” kisah Mariati lagi.
Rekan sekelas korban bernama Dwiki (14) dan Rocky Arya Pradika (14) mengaku, korban merupakan siswa berprestasi. “Di sekolah dia ini selalu rangking om,” kata Rocky diamini Dwiki. Menurut Rocky, Arya merupakan pribadi yang pendiam dan tak pernah membuat ulah di sekolahnya.
“Ya kalau di sekolah, baik lah om. Enggak ada masalah,” sebut Dwiki. Pantauan wartawan, selain para siswa, guru-guru SMP Sinar Husni juga tampak berdatangan. Mereka terlihat menangis setelah mengetahui salah satu siswanya meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.
Kanit Reskrim Polsekta Helvetia, AKP Hendrik Temaluru ketika dikonfirmasi mengaku, kasus ini ditangani oleh Sat Lantas Polresta Medan. “Sat Lantas yang menangani. Coba tanya ke petugasnya saja ya,” ungkap Hendrik. Sementara, Kasat Lantas Polresta Medan, Kompol M Budi Hendrawan ketika dikonfirmasi mengaku tengah berada di luar kota. “Waduh, saya lagi di luar kota ini. Belum ada monitor. Coba nanti saya tanyakan ke anggota ya,” kata Budi.
(bowo)

Close Ads X
Close Ads X