Buah Pala Primadona Sejak Dulu Kala

224799_576773229004687_2091372260_n 543091_632178276794970_551815895_n 1632011 014 buah-pala buah-pala-mengeluarkan-getah Budidaya-Pala Gambar-Buah-Buah-Pohon-Pala
Tanaman pala adalah salah satu tanaman rempah yang populer. Tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Komoditas ini termasuk daya tarik tersendiri pada masa lalu yang mendorong masuknya kekuasaan Eropa ke Indonesia. Pe­nguasa Eropa ini pula yang menyebarkan penyebaran bibit pala ke seantero Indonesia, karena sebelumnya pala hanya akan Anda temui di kawasan timur Indonesia. Buah Pala
Primadona Sejak Dulu Kala
Hingga kini, permintaan atas komoditas pala tetap memberi prospek yang cukup besar. Permintaan ekspor menuju Eropa tetap mengalir deras, sehingga menanam bibit pala dan budidayanya  salah satu usaha agro yang cukup potensial.
Dalam budidaya pala perlu memperhatikan beberapa poin penting, terutama yang berkaitan dengan lahan penanaman bibit pala. Meski dalam pertumbuhannya bibit pala bukan tergolong tanaman rewel, tetapi pada tahap awal tanaman satu ini membutuhkan lahan yang sesuai dengan habitatnya untuk dapat memperoleh hasil optimum.
Untuk menanam bibit pala, perlu memperhatikan ketinggian lahan. Tanaman ini hanya akan tumbuh subur pada kawasan dengan ketinggian dibawah 700 m dpl. Pada kasus penanaman diatas 700 m dpl, biasanya produktifitas tanaman pala akan menurun. Karenanya jika Anda melihat pada kawasan penghasil pala yakni bagian timur Indonesia seperti Banda, Seram dan Ternate, Anda akan melihat perkebunan pala hanya terdapat pada daerah dataran rendah.
Pala merupakan jenis tanaman tropis. Artinya kebutuhan iklim dan dan kelembaban dari tanaman pala ini juga sesuai dengan kondisi tropis. Seperti curah hujan yang tinggi dan merata, kelembaban yang mencapai 50 – 80 % dengan suhu standar sekitar 20o – 30o serta kecukupan sinar matahari.
Pada awal pertumbuhan dan sebelum panen, bibit pala membutuhkan suplai air dalam porsi yang banyak dan merata sepanjang tahun. Curah hujan terbia bagi tanaman pala adalah sekitar 2000 ml– 3500 ml pertahun. Semakin tinggi curah hujan akan meningkatkan pula produktifitas tanaman pala. Namun ketika nantinya tanaman sudah lebih besar, biasanya toleransi tanaman terhadap panas dan kering akan menjadi lebih baik.
Untuk mensiasati kondisi ini, para pelaku usaha perkebunan pala biasanya membuat sistem drainase yang cermat atas kebun palanya. Pembuatan selang-selang PVC yang ditanam di dalam tanah, akan memberi aliran air yang cukup dikala musim kemarau. Kekurangan air pada fase vegetatif akan menghambat pertumbuhan akar dan tunas baru, sedang kekurangan air pada fase generatif akan menghambat proses pembuahan dan merontokkan bunga.
Tanaman pala juga peka terhadap genangan air. Genangan air bisa menyebabkan akar tanaman mudah membusuk. Karenanya sistem pembuangan perlu Anda perhatikan. Selain itu menanam pala pada kawasan dengan tipe topografi cenderung miring bisa menjadi solusi lain untuk mengurangi resiko genangan air.
Untuk topografi miring ini, perlu membuat alur penanaman khusus serta teras teras melintang sesuai kon­tur lahan untuk men­cegah erosi. Aliran air yang terlalu deras melalui bibit pala yang baru tanam bisa merusak daya cengkeram akar pada tanah.
Hal lain yang tanaman pala butuhkan dalam hal yang berkaitan dengan iklim adalah paparan sinar matahari yang cukup. Terutama pada tanaman besar berusia 4 tahun atau pada usia panen, sinar matahari sangat krusial dalam proses pembuahan. Karenanya lakukan jarak tanam yang tepat sekitar 10 m untuk memberi ruang yang cukup bagi sinar matahari masuk ke perkebunan.
Sementara dari sisi karakter tanah, dalam menanam bibit pala perlu menekankan untuk memilih jenis tanah dengan sifat yang cukup gembur, lembab, memiliki unsur hara yang baik. Pada kawasan dengan unsur hara yang kurang baik, Anda bisa mengatasinya dengan memberi asupan pupuk baik organik dan sintetis dengan maksimal pada masa pra tanam dan awal penanaman.

Jenis-jenis tanah yang cocok dalam penanaman bibit pala adalah tanah andosol, latosol dan alluvial. Pada jenis tanah ini kaya akan unsur organik dan mengandung banyak unsur hara serta bertekstur lebih ringan atau gembur karena mengandung pasir atau sisa gunung berapi. Untuk tingkat keasaman tanah, ph sekitar 5,5 hingga 7 pada tanah akan memberi hasil produksi yang lebih optimum.
Pemilihan lahan dan karakter tanah yang tepat akan memberikan hasil yang memuaskan. Tidak perlu khawatir dalam memenemukan lahan yang tepat untuk menanam bibit pala. Syarat-syarat lahan tadi hanyalah syarat mendasar yang dapat dengan mudah didapatkan pada kawasan dataran rendah.Sementara dalam tahap selanjutnya, tanaman pala tidak membutuhkan perawatan intensif yang rumit. (int)
Hingga kini, permintaan atas komoditas pala tetap memberi prospek yang cukup besar. Permintaan ekspor menuju Eropa tetap mengalir deras, sehingga menanam bibit pala dan budidayanya  salah satu usaha agro yang cukup potensial.
Dalam budidaya pala perlu memperhatikan beberapa poin penting, terutama yang berkaitan dengan lahan penanaman bibit pala. Meski dalam pertumbuhannya bibit pala bukan tergolong tanaman rewel, tetapi pada tahap awal tanaman satu ini membutuhkan lahan yang sesuai dengan habitatnya untuk dapat memperoleh hasil optimum.
Untuk menanam bibit pala, perlu memperhatikan ketinggian lahan. Tanaman ini hanya akan tumbuh subur pada kawasan dengan ketinggian dibawah 700 m dpl. Pada kasus penanaman diatas 700 m dpl, biasanya produktifitas tanaman pala akan menurun. Karenanya jika Anda melihat pada kawasan penghasil pala yakni bagian timur Indonesia seperti Banda, Seram dan Ternate, Anda akan melihat perkebunan pala hanya terdapat pada daerah dataran rendah.
Pala merupakan jenis tanaman tropis. Artinya kebutuhan iklim dan dan kelembaban dari tanaman pala ini juga sesuai dengan kondisi tropis. Seperti curah hujan yang tinggi dan merata, kelembaban yang mencapai 50 – 80 % dengan suhu standar sekitar 20o – 30o serta kecukupan sinar matahari.
Pada awal pertumbuhan dan sebelum panen, bibit pala membutuhkan suplai air dalam porsi yang banyak dan merata sepanjang tahun. Curah hujan terbia bagi tanaman pala adalah sekitar 2000 ml– 3500 ml pertahun. Semakin tinggi curah hujan akan meningkatkan pula produktifitas tanaman pala. Namun ketika nantinya tanaman sudah lebih besar, biasanya toleransi tanaman terhadap panas dan kering akan menjadi lebih baik.
Untuk mensiasati kondisi ini, para pelaku usaha perkebunan pala biasanya membuat sistem drainase yang cermat atas kebun palanya. Pembuatan selang-selang PVC yang ditanam di dalam tanah, akan memberi aliran air yang cukup dikala musim kemarau. Kekurangan air pada fase vegetatif akan menghambat pertumbuhan akar dan tunas baru, sedang kekurangan air pada fase generatif akan menghambat proses pembuahan dan merontokkan bunga.
Tanaman pala juga peka terhadap genangan air. Genangan air bisa menyebabkan akar tanaman mudah membusuk. Karenanya sistem pembuangan perlu Anda perhatikan. Selain itu menanam pala pada kawasan dengan tipe topografi cenderung miring bisa menjadi solusi lain untuk mengurangi resiko genangan air.
Untuk topografi miring ini, perlu membuat alur penanaman khusus serta teras teras melintang sesuai kon­tur lahan untuk men­cegah erosi. Aliran air yang terlalu deras melalui bibit pala yang baru tanam bisa merusak daya cengkeram akar pada tanah.
Hal lain yang tanaman pala butuhkan dalam hal yang berkaitan dengan iklim adalah paparan sinar matahari yang cukup. Terutama pada tanaman besar berusia 4 tahun atau pada usia panen, sinar matahari sangat krusial dalam proses pembuahan. Karenanya lakukan jarak tanam yang tepat sekitar 10 m untuk memberi ruang yang cukup bagi sinar matahari masuk ke perkebunan.
Sementara dari sisi karakter tanah, dalam menanam bibit pala perlu menekankan untuk memilih jenis tanah dengan sifat yang cukup gembur, lembab, memiliki unsur hara yang baik. Pada kawasan dengan unsur hara yang kurang baik, Anda bisa mengatasinya dengan memberi asupan pupuk baik organik dan sintetis dengan maksimal pada masa pra tanam dan awal penanaman.

Jenis-jenis tanah yang cocok dalam penanaman bibit pala adalah tanah andosol, latosol dan alluvial. Pada jenis tanah ini kaya akan unsur organik dan mengandung banyak unsur hara serta bertekstur lebih ringan atau gembur karena mengandung pasir atau sisa gunung berapi. Untuk tingkat keasaman tanah, ph sekitar 5,5 hingga 7 pada tanah akan memberi hasil produksi yang lebih optimum.
Pemilihan lahan dan karakter tanah yang tepat akan memberikan hasil yang memuaskan. Tidak perlu khawatir dalam memenemukan lahan yang tepat untuk menanam bibit pala. Syarat-syarat lahan tadi hanyalah syarat mendasar yang dapat dengan mudah didapatkan pada kawasan dataran rendah.Sementara dalam tahap selanjutnya, tanaman pala tidak membutuhkan perawatan intensif yang rumit. (int)

Close Ads X
Close Ads X