Nilai Ekspor Sumut Turun

Medan | Jurnal Asia
Nilai ekspor Sumatera Utara (Sumut) turun 1,90 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Penuruanan disebabkan oleh dua dari empat sektor utama mengalami pengurangan permintaan dari sejumlah negara tujuan utama ekspor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Sumut pada Januari-Juli 2014 tercatat sebesar USD5,494 miliar atau turun 1,90 persen dari Januari-Juli 2013 sebesar USD5,278 miliar.
Kepala BPS Sumut, Wien Kusdiatmono mengatakan, tiga sektor utama yaitu pertanian serta minyak dan gas me­ngalami penurunan. Jika dilihat secara persentase cukup tinggi yakni masing-masing turun 19,02 persen dan 80,47 persen.
“Nilai ekspor sektor pertanian pada Januari-Juli 2014 sebesar USD1,219 miliar sementara periode sama tahun lalu USD1,505 miliar. Sedangkan sektor minyak dan gas, meski dari sisi nilai masih kecil dibandingkan lainnya yakni USD74.000 sementara periode sama tahun lalu USD379.000 namun cukup memengaruhi nilai ekspor keseluruhan,” katanya, Senin (1/9).
Sedangkan sektor lainnya masih mengalami peningkatan nilai ekspor diantaranya, industri sebesar 4,26 persen menjadi USD4,264 miliar pada Januari-Juli 2014 sementara periode sama tahun lalu USD4,09 miliar. Kemudian sektor pertambangan dan penggalian naik cukup tinggi yakni 112,33 persen menjadi USD11,39 juta dari periode  sama tahun lalu USD5,36 juta.
“Pada industri, berbagai faktor eks­ternal dan internal membuat pe­ningkatan nilai ekspornya kecil.
Na­­mun berbanding terbalik, pada pertambangan dan penggalian justru naik tinggi meski banyak kebijakan terkait sektor ini namun tampaknya (bisnis) masih menggeliat,” tuturnya.
Mengenai negara tujuan utama, ekspor Sumut ke negara Asia pada periode yang sama mengalami penuru­nan 13,09 persen. Di mana pengiriman tujuan Jepang dan India turun masing-masing 37,50 persen atau menjadi USD373,36 juta dan 41,21 persen menjadi USD309,26 juta.
“Untuk kawasan Asia, peningkatan nilai ekspor tertinggi hanya terjadi ke Bangladesh mencapai 105,83% atau menjadi USD143,67 juta meski ke negara lainnya tetap meningkat namun nilainya kecil,”  jelasnya.
Sementara tujuan negara utama lainnya, eksportir Sumut banyak me­ngekspor barang ke Kamboja dan Afrika Selatan yang dapat dinilai dari nilai ekspor ke dua negara tersebut masing-masing USD174,52 juta atau naik 42,16 persen dan USD149,65 juta atau naik 39,93 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
“Selain itu, ekspor ke Amerika Serikat dan Rusia masih tetap tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Gabungan Pengusaha Ekspor Impor (GPEI) Sumut, Sofyan Subang mengatakan, secara keseluruhan kondisi ekspor memang masih terpengaruh kondisi luar negeri meski tidak seberat tahun-tahun se­belumnya karena pengaruhnya hanya terjadi pada komoditas tertentu.
“Komoditas itu terjadi pada karet dan barang dari karet kemudian kopi, teh dan rempah-rempah karena adanya penurunan harga. Sedangkan komoditas lainnya masih tetap mengalami pe­ningkatan terutama pada crude palm oil (CPO),” katanya.
(netty guslina)

Close Ads X
Close Ads X