Gambir Tanaman Liar Bernilai Ekonomi

100_9222 262939Gambir-Var.Cubadak-bunga-se (1) DSC05418 gambir blog-vivooz-com - Copy gambir2_171640_vino_cms_
Gambir merupakan salah satu komoditas perkebunan rakyat yang bernilai ekonomi tinggi dan prospektif untuk dikembangkan secara komersial pada masa yang akan datang. Gambir mengandung beberapa zat kimia penting, yaitu catekhin dan asam tanin cartekhu yang dapat digunakan bukan hanya sebagai teman untuk makan sirih tetapi juga sebagai bahan baku dalan berbagai industri. Beberapa industri yang menggunakan bahan baku gambir antara lain industri farmasi, kosmetik, batik, cat, penyamak kulit, bio pestisida, hormon pertumbuhan, pigmen dan sebagai bahan campuran pelengkap makanan. Dalam perdagangan international tercatat 2 (dua) klasifikasi gambir yang diperdagangkan, yaitu gambir mentah dan gambir olahan. Berdasarkan data Geneva tahun 1991-1995 Indonesia menduduki urutan ke tiga dari 60 negara pengekspor gambir mentah, sedangkan untuk gambir olahan menempati urutan ke tujuh dari 50 negara pengekspor gambir olahan.
Indonesia sebagai pemasok utama 80% gambir dunia, sebagian besar berasal dari daerah Provinsi Sumatera Barat dengan negara tujuan ekspornya Bangladesh, India, Pakistan, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Perancis dan Swiss  yang permintaan ekspornya terus meningkat sepanjang tahun.
Teknis Budidaya
Tanaman gambir (Uncaria gambir, Roxb) banyak ditemui di Malaysia dan Indonesia. Umumnya tumbuh liar di hutan-hutan Sumatera. Tanaman gambir termasuk dalam family Rubiaceae (kopi-kopian). Batangnya berkayu dan berbentuk semak. Tanaman gambir dapat diusahakan pada jenis tanah podsolik merah kuning sampai merah kecoklatan. Keasaman tanah (pH) berkisar antara 4,8 – 5,5. Kemiringan tanah 15 %. Ketinggian tempat 50 – 1.100 m dpi. Iklim yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman gambir meliputi curah hujan 2.500 – 3.353 mm/tahun. Suhu udara 20 – 40 ° C dan kelembaban udara 70 – 85 %.
Benih tanaman yang digunakan untuk pengembangan gambir yang paling baik adalah biji. Biji diperoleh dari buah yang telah matang petik, ditandai dengan polongnya yang berwarna hitam kecoklatan sebelum pecah.
Persemaian dilakukan dengan cara buah dijemur di panas matahari hingga polong pecah.
Keluarkan biji dari polong dan dipisahkan dari kulit polong dan dibersihkan dari sisa-sisa kotoran. Biji yang telah bersih berwarna coklat kehitaman, dibungkus dengan kain disimpan dalam kaleng tertutup ditempat sejuk. Daya kecambah biji gambir umumnya cepat turun bila disimpan di tempat yang lembab dan terbuka. Proses pengecambahan akan lebih baik di tempat yang rata, berhumus subur, dicampur pupuk kandang dengan permukaan tanah yang licin, kecambah akan tumbuh lebih cepat dan subur.
Pesemaian dilakukan dengan beberapa langkah tahapan. Awalnya, tanah untuk pesemaian dibersihkan, diratakan, ditekan dan permukaannya dilicinkan agar biji gambir dapat ditiup akan menempel. Dinaungi dengan atap alang-alang, daun kelapa atau tampah. Apabila menggunakan pematang sawah, permukaan tebing dilapisi lumpur sawah setebal 2 – 3 cm dan diratakan. Apabila menggunakan lereng dekat kebun, dilapisi dengan tanah liat dan diratakan. Tempat pesemaian diberi naungan dan hindari dari aliran air. Selanjutnya, benih disemaikan dengan cara meletakkan benih diatas telapak tangan dan ditiup agar menempel pada permukaan pesemaian kemudian ditekan dengan tangan yang telah ditutup plastik.
Umur 1-1,5 bulan setelah semai benih sudah berkecambah dan umur 1,5-2 bulan dipesemaian kecambah telah menjadi bibit berdaun 1 – 3 pasang kemudian dipindahkan ke dalam polibag atau ditanam langsung di lapangan. Untuk mendapatkan bibit yang tumbuh lebih seragam dan vigor, sebelum ditanam di kebun, terlebih dahulu dipindah ke polibag.
Benih di pesemaian yang telah berdaun 1-3 pasang (umur 1,5-2 bulan) dapat ditanam langsung di lapangan. Apabila menggunakan polibag, benih umur 5-6 bulan tetap dapat dipindahkan ke kebun dengan tinggi benih 30 – 40 cm dan cukup vigor.
Sebelum bibit di tanam, lahan untuk tanaman gambir dibersihkan kemudian dilakukan pengajiran dan pembuatan lubang tanam berukuran 40 x 40 x 40 cm atau minimal 30 x 30 x 30 cm. Setelah 15 hari lubang ditutup kembali dengan tanah yang telah di campur pupuk organik baik kompos ataupun pupuk kandang dengan ukuran 1 – 2 kg tiap lubang tanam.
Penanaman secara monokultur biasa dilakukan petani gambir dengan jarak tanam antara lain 2m x 2m, dengan populasi 2.500 tanaman/ha 2 m x 3 m, dengan populasi 1.750 tanaman/ha – 2m x 4m, dengan populasi 1.300 tanaman/ha.  Benih dalam polibag dapat ditanam setelah berumur 1 – 2 bulan, polibag ditempatkan dilubang tanam, polibag disobek dan plastik diangkat kemudian benih ditimbun dengan tanah sampai leher akar, tanah diratakan dan ditekan. Penanaman benih di lapangan dilakukan setelah benih berumur 1,5 – 2 bulan dan mempunyai > 2 pasang daun. Di tengah-tengah lubang tanam ditusuk dengan kayu untuk membuat telapak tempat menanam benih, kemudian benih ditanam.
Penyiangan
Menyiang dan menggemburkan tanah di sekitar tanaman gambir serta menutup permukaan tanah dengan mulsa sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan sampai tanaman berumur 3-4 tahun.
Tanaman gambir perlu diberi pupuk NPK dan pupuk organik agar dapat tumbuh subur dan baik. Merundukkan juga tanaman perlu dilakukan. Tujuannya adalah untuk mempercepat rimbunnya tanaman sehingga membentuk rumpun yang rimbun, subur dan berdaun lebat. Caranya yaitu dengan mengikat setiap batang yang mulai memanjang, diikat dan ditarik ke bawah sehingga merunduk sehingga akan ke luar cabang baru.
Pengendalian Hama
Hama yang menyerang tanaman gambir adalah hama belalang (famili Orthoptera), ulat (famili Lepidoptera) dan kutu daun (famili Homoptera).
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara melakukan pemupukan berimbang dan sanitasi yang baik, melakukan pemangkasan pucuk atau daun muda yang terserang dan memusnahkannya dan melestarikan dan meningkatkan peranan musuh alami. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan fungisida.
Penyakit yang biasa ditemukan pada tanaman gambir adalah gejala penyakit bercak daun tunggal, bercak kecil dan bercak pinggir daun yang disebabkan oleh jamur Conospora, Phomaceae dan Oxipulaceae, gejala penyakit daun kering dan mozaik.
Pengendaliannya dilakukan dengan cara mengurangi kelembaban dengan mengurangi naungan dan menggunakan fungisida seperti Dethane M45.
Panen
Tanaman gambir dapat dipanen pada umur 1,5 tahun, panen selanjutnya dilakukan setelah 5 atau 6 bulan tergantung pada kondisi tanaman. Tanaman gambir dapat dipanen 2-3 kali dalam setahun.
Ada pun ciri tanaman sudah waktu dipanen antara lain, setiap ranting sudah tidak bertunas lagi, berwarna hijau kecoklatan, kaku dan keras. Daun sudah mencapai stadia matang, berwarna hijau tua, kuning kecoklatan. Lembaran daun tebal, mengeras dan kaku, kalau diremas sudah mengeluarkan getah. Umur sudah > 5 bulan dari musim panen sebelumnya. Panen yang baik dilakukan pagi hari. Caranya, ranting dipangkas dengan ani-ani atau sabit pada jarak 5 cm dari pangkal agartunas baru cepat tumbuh dengan baik. (int)

Close Ads X
Close Ads X