1.200 Mahasiswa Indonesia Kuliah di Perancis

HL==usu
Medan | Jurnal Asia
Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Perancis terus meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini total mahasiswa dan dosen yang kuliah di negara menara Eiffel itu mencapai 1.200 orang. “Pada 2014 sebanyak 233 mahasiswa berasal dari Medan mendapatkan beasis­wa pendidikan dari Perancis mengikuti pendidikan S2 dan S3. Sementara pada 2010 hanya 50 orang saja dan saat ini sekira 200 calon mahasiswa akan masuk di beberapa perguruan tinggi yang tersebar di Perancis,” kata Direktur Institut Prancis di Indonesia, Bertrand de Hartingh di kampus USU, Jumat (12/9).
Dia berharap jumlah mahasiswa belajar ke Perancis akan terus bertambah. Sebab banyak manfaat yang bisa dipetik dengan kedatangan para mahasiswa Indonesia ke Perancis.
“Masyarakat Perancis dapat langsung mengenal budaya Indonesia, begitu juga sebaliknya mahasiswa Indonesia bisa mengenal lebih dekat budaya Perancis,” ujar Bertrand de Hartingh.
Bertrand de Hartingh ke USU me­ndampingi Duta Besar Perancis di Indo­nesia Corinne Breuze yang meresmikan Warung Perancis di Pusat Ba­hasa Pas­casarjana Fakultas Ilmu dan Budaya (FIB) USU yang dihadiri Rektor USU Prof Dr dr Syahril Pasaribu DTM, MSi, Sp.A(K).
Duta Besar Perancis di Indonesia Corinne Breuze menyebutkan kehadiran Warung Perancis di USU diharapkan bisa menjadi sumber ilmu bagi mahasis­wa dan dosen serta kebutuhan infor­masi, pertukaran budaya, pendidikan, kese­ha­tan dan kedokteran maupun pengembangan ka­rir bagi seluruh sivitas akademika.
Corinne yang juga didampingi Direktur Yayasan Kerjasama Indonesia Perancis di Sumatera Helene Lepkowski menjelaskan, Kota Medan merupakan warung ke 7 di Sumatera dan ke 30 di seluruh Indonesia yang sudah berdiri sebagai serambi Perancis untuk mengenalkan program nyata ke berbagai negara-negara di dunia.
“Sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia, pintu masuk bisnis dan ekonomi di Selat Sunda, Medan yang sedang berkembang saat ini dilirik pada investor Perancis untuk membuka perusahaan diharapkan bisa memperluas masyarakat mengembangkan bahasa Perancis ke depannya,” ujar Dubes.
Apalagi tambahnya, hubungan dip­lomatic Indonesia dan Perancis yang sangat baik dan cukup dekat ini tampak­nya akan dijadikan kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah negara yang mempunyai iklim global dan berpartisipasi di PBB untuk perdamaian dunia.
Rektor USU Prof Syahril Pasaribu sangat mendukung didirikannya Warung Perancis. Menurutnya USU ke depan berencana akan membuka program studi Bahasa Perancis dengan kerjasama dosennya dari Perancis. Untuk itu tahap awal akan dibuka kursus dan pelatihan di Pusat Studi Bahasa Perancis di USU.
Menyinggung kerjasama dengan Pe­rancis pada pertemuan Juni 2014 lalu dan wujudnya USU sebagai tuan rumah Journal Working Group (JWG) Maret 2015 mendatang akan mengundang berbagai negara di dunia yang merupakan manifestasi kerjasama dengan Perancis.
“Bagi USU, melalui kerjasama di­bukanya Warung Perancis ini akan banyak staf pengajar di USU yang dibekali pengetahuan ilmu bahasa Perancis, sehingga dapat menularkan keilmuan tersebut kepada para lulusan,” kata Syahril.
Syahril menambahkan, arus global dan perkembangan dunia tidak da­pat dihempang masuk ke USU, namun yang terpenting adalah bagaimana ilmu pengetahuan dan pendidikan Bahasa Perancis dapat memberikan nilai positif bagi kemajuan dunia pendidikan tinggi khususnya bagi sivitas akademika di USU.
(swisma)

Close Ads X
Close Ads X