Pengusaha Makanan Keluhkan Kenaikan Elpiji 12 Kg

Medan | Jurnal Asia
Sejumlah pengusaha makanan ataupun rumah makanan di Kota Medan dan sekitarnya mulai memutar otak guna menekan biaya pengeluaran akibat kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg). Ditambah lagi kenaikan tersebut berdekatan dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) oleh PLN baru-baru ini.
Pemilik warung ayam penyet Gantari, Andri mengeluhkan kenaikan elpiji 12 kilogram. Baginya, hal tersebut sangat memberatkan karena dirinya harus berhitung kembali untuk kemungkinan menaikkan harga jual dagangannya.
“Sekarang aja satu porsi harganya Rp14.000 ribu. Kalau ayam diperkecil itu tidak mungkin, karena sudah sesuai porsi. Ujung-ujungnya dengan berat hati harus menaikkan harga sekitar Rp1.000 atau Rp2.000 per porsinya,” katanya kepada Jurnal Asia, Minggu (14/9).
Ditambahkannya, pihaknya harus menerima konsekuensi jika pembeli memilih kabur ketimbang harus mengeluarkan uang lebih. Jika ia tetap bertahan dengan harga
tersebut maka akan menanggung kerugian.
“Mau ganti yang elpiji 3 kg, kita musti beli tabungnya lagi, harga tabung Rp165 ribu sementara harga gasnya Rp16 ribu. Kalau dihitung-hitung Rp181 ribu, itu hanya untuk satu tabung saja dan ini sangat memberatkan,” sambungnya.
Senada dikatakan pemilik rumah makan di kawasan Jalan AR Hakim, Hanafi. Dia mengaku, meskipun kenaikan elpiji 12 kg tersebut baru beberapa hari, namun sudah mempengaruhi keuntungan yang diperolehnya.
“Kalau saya tidak berani sembarangan untuk menaikkan harga, sebab khawatir akan memberatkan pembeli. Tapi, jika nanti sudah terlalu memberatkan di modal,
kemungkinan kita juga akan menaikkan harga jual, kalau saat ini, kita hanya
mengurangi porsi makanannya,” katanya.
Ia berharap, pemerintah seharusnya dapat menekan harga-harga di pasaran. Dengan begitu, masyarakat tidak semakin tertekan dengan kondisi tersebut. “Saat ini harga-harga semakin melambung, ditambah lagi tarif listrik dan elpiji naik. Pasti bakal banyak rakyat yang semakin miskin,” tuturnya.
Pihak Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg menyusul tingginya harga elpiji di pasar internasional dan turunnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan beban kerugian perusahaan akan semakin tinggi, PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan harga elpiji non subsidi kemasan 12 Kg sebesar Rp1.500 per kg.
Dengan penyesuaian tersebut, diharapkan pihak Pertamina dapat menekan kerugian bisnis elpiji 12 kg pada tahun 2014 sebesar Rp452 miliar, sehingga menjadi Rp5,7 triliun dari prognosa semula Rp6,1 triliun dengan proyeksi tingkat konsumsi elpiji 12 kg mencapai 907.000 metric ton. (netty guslina)

Close Ads X
Close Ads X