Di Hadapan Ribuan Pengunjung, Wamenparekraf Buka FDT 2014

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

222222222222222
Tobasa | Jurnal Asia
Festival Danau Toba (FDT) 2014 yang dihadiri ribuan pengunjung yang datang dari berbagai daerah resmi di­bu­ka Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wa­menparekraf) Republik Indonesia Sapta Nirwandar di Lapangan Sisingamangaraja XII Balige, Kabupaten Tobasa, Rabu (17/9). Pembukaan even yang menge­te­ngahkan wisata budaya (culture tourism) dan olahraga (sport tourism) itu ditandai pemukulan taganing yang dihiasi ornamen gorga batak dan instalasi visual khas Batak.
Saat taganing pembukaan dipukul Wamenparekraf Sapta Nirwandar ber­sama Gubsu Gatot Pujo Nugroho, Bupati Pan­dapotan Kasmin Simanjuntak, Wabup Liberty Pasaribu dan Bupati/Wabup dari Kawasan Danau Toba, tokoh masyarakat dan world/lokal drummer, pemain ogung (musik tradisional Batak, red) yang berada disisi panggung utama, merespon dengan memainkan “ogung”.
Ribuan masyarakat yang menyak­sikan, de­ngan wajah penuh sukacita pun turut memberi aplaus disertai ucapan syukur kepada Tuhan, karena FDT 2014 dinilai akan menjadi pintu kebangkitan pariwisata Tobasa.
Sebelumnya, Wamenparekraf, Gub­su, Bupati Taput Nikson Nababan, Bupati Tapteng Bonaran Situmeang dan bupati tetangga lainnya bersama Bupati Tobasa, Wabup, Ketua DPRD Sahat Panjaitan dan uspida Tobasa lainnya serta tokoh masyarakat, dipandu tokoh nasional Letjen TNI Purn.DR TB Silalahi mengadakan opening ceremony di TB Center di Pagarbatu Balige.
Dihadapan ribuan pengunjung, per­mainan tradisional atau kearifan lokal, Martumba, Margala dan Tortor Batak Toba serta tarian dari berbagai etnis seperti Tari Bhinneka Tunggal Ika, Pakpak, Karo, Mandailing, Simalungun, Nias, Jawa, Melayu, Aceh dan India ditampilkan. Pemerannya siswa/i SD, SMAN 2 Balige, SMAN 1 Siborongborong Kabupaten Taput dan siswa Perguruan Sultan Agung Pematang Siantar.
Diakhir pertunjukannya, siswa/i melakukan atraksi memecah kendi untuk membuka spanduk ucapan selamat mengikuti Festival Danau Toba 2014 kepada seluruh pengunjung. Bersamaan waktunya dilakukan juga pelepasan burung merpati dan lipatan bendera merah putih.
Selesai itu Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menyerahkan Piagam MU­RI kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Sumut-Aceh, sebagai pemrakarsa pembuatan ulos terpanjang, kepada Gubsu Gatot Pujo Nugroho sebagai pendukung pembuatan ulos terpanjang dan kepada Kelom­pok Tenun Ulos Sianipar sebagai pembuat ulos “sadum” terpanjang di dunia, dengan panjang 450 meter.
Di Lapangan Sisingamangaraja, digelar kegiatan “panangkok ogung”, penyematan seperangkat pakaian adat batak oleh tokoh masyarakat Tobasa kepada Wamenparekraf Sapta Nirwandar, Gubsu Gatot Pujo Nugroho dan Ibu. Selanjutnya atraksi Polisi Cilik binaan Polres Tobasa, tari cawan massal oleh siswa/i SMP/SMA/SMK binaan Disbudpar dan Disdik Provsu bekerjasama dengan Disbudpar dan Diknas Tobasa serta Yayasan Pusuk Buhit Sakti, Parade ulos “Sadum” terpanjang 450 meter. Kemu­dian permainan tradisional Martumba oleh anak SDN 7 Balige.
Pertunjukan budaya itu, berhasil menyita perhatian ribuan masyarakat, tak terkecuali Wamenparekraf, Gubsu dan para pejabat yang hadir dari berbagai kabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba, termasuk para insan pers, baik lokal, nasional maupun internasional.
Pasalnya kegiatan yang ditampilkan cukup menarik, dan mampu mem­bang­kitkan semangat semua pihak yang hadir menyaksikannya, terlebih saat paralayang dari melakukan starting dari Dolok Tolong Balige, landing di Lapangan Sisingamangaraja, ditengah-tengah ribuan masyarakat yang memadati lapangan itu, meskipun terik matahari menyengat.
Di TB Center, Gubsu Gatot Pujo Nugroho mengatakan, dia berharap FDT itu, akan mampu meningkatkan wisata ke Sumatera Utara, khususnya daerah kawasan Danau Toba, hingga 30 persen.
Dia yakin, kehadiran media Inter­nasional pada perhelatan FDT akan sa­ngat membantu mereka dalam me­nyam­paikan kekayaan budaya yang di­tampilkan pada FDT tersebut ke penjuru dunia melalui pemberitaan yang menarik.
Oleh sebab itu ia berpesan, supaya ma­syarakat meningkatkan upaya pem­­benahan diri, sebagai wujud ke­cintaan dan tanggungjawab terhadap kekondusifan dan sapta pesona.
“Bukan hanya Tobasa, seluruh Kabu­paten/Kota juga hendaknya berperan aktif berkontribusi, memberi pelayanan dan rasa aman kepada pengunjung, karena dengan ini, kunjungan wisata dapat meningkat, yang berujung pada peningkatan perekonomian masyarakat.
“Kita harus memelihara dan me­ning­katkan upaya itu. Bukan hanya Tobasa, Kabupaten/Kota lainnya pun di Sumatera Utara, saya harapkan berperan aktif,” kata Gubsu.
Wamenparekraf RI Sapta Nirwandar mengatakan dia sangat mengapresiasi penyelenggaraan FDT itu karena disuguhi beragam budaya yang mena­rik oleh para pelajar. Dia menilai budaya kearifan lokal itu sangat patut dilestarikan, sebab berpotensi besar mengundang touris lokal dan mancanegara untuk mengunjungi ke daerah yang kaya akan budaya dan objek wisata itu. Terlebih Danau Toba yang keindahannya sudah diakui sangat mempesona.
“Ini baru pertama kali saya melihat pertunjukan budaya seperti ini. Ternya­ta akar-akar budaya banyak terkan­dung di tengah-tengah masyarakat Tobasa, yang tidak dimiliki daerah lain. Tarian mengandung filosopi yang menyentuh hati. Karena itu kita harus terus meles­tarikannya, sebagai kekayaan budaya nasional,” ujarnya.
(abdi.s)
­

Close Ads X
Close Ads X