Mengembangkan Potensi Jamur Kuping

08032010052

Auricularia Polytrica

Auricularia_auricula-judae_JPG

IMG00138-20110724-1453

jamur kuping1JPG.jpg-resize

jamur-kuping-siap-panen
Mengembangkan potensi bisnis budidaya jamur konsumsi memang tidak pernah ada habisnya. Selain budidaya jamur tiram dan jamur merang yang banyak diminati pasar, saat ini jamur kuping menjadi bagian dari jenis jamur konsumsi yang mulai dibudidayakan para petani. Jamur kuping (Auricularia auricular) memiliki bentuk tubuh yang melebar seperti bentuk daun telinga manusia, karena itulah jamur yang masuk dalam kelompok jelly fungi ini diberi nama jamur kuping oleh masyarakat luas, kata “kuping” diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki arti daun telinga. Umumnya jamur kuping bisa ditanam di daerah beriklim dingin sampai daerah yang beriklim panas. Namun idealnya jamur konsumsi ini akan tumbuh subur pada suhu antara 20-30°C, dengan tingkat kelembapan sekitar 80-90%. Beberapa jenis jamur kuping yang mulai dibudidayakan petani di Indonesia antara lain jamur kuping merah (Auricularia yudae), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha), serta jamur kuping agar (Tremella fuciformis).
Kandungan nutrisi, lemak, dan vitamin yang terdapat pada jamur kuping sering dimanfaatkan konsumen sebagai salah satu bahan pangan yang nikmat dan juga bagus untuk kesehatan. Disamping itu jamur kuping hitam juga bermanfaat untuk obat sakit jantung, menurunkan kolesterol, juga sebagai anti-pendarahan. Bahkan untuk pemasarannya, para petani bisa menawarkan jamur kuping segar ataupun jamur kuping kering yang harganya laku tinggi di pasaran. Potensi inilah yang mendorong sebagian besar masyarakat untuk mulai tertarik menekuni bisnis budidaya jamur kuping sebagai alternatif peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Persiapan
Sebelum menekuni bisnis budidaya jamur kuping, sebaiknya persiapkan terlebih dahulu bibit jamur yang berkualitas unggul untuk mendapatkan hasil panen yang optimal. Bagi Anda yang menjalankan usaha skala rumah tangga, sebaiknya membeli bibit jamur yang sudah siap pakai (bibit F4). Tetapi bagi Anda yang berencana membuka perusahaan jamur skala industri (besar), bisa membiakkan bibit murni untuk mendapatkan bibit jamur F1.
Pemeliharaan pada budidaya jamur kuping sangat sederhana, yaitu menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan budidaya (cultivation) yang memenuhi syarat tumbuhnya. Langkah-langkah budidaya jamur kuping meliputi pembuatan atau perbaikan (rehabilitasi) rumah jamur (kumbung), perawatan miselium dan tubuh buah, pengendalian hama atau penyakit, dan pemanenan.
Rumah jamur kuping yang sederhana dapat dibuat dari kerangka kayu (bambu) beratap daun rumbia, anyaman bambu, atau anyaman jerami padi. Ukuran kumbung yang ideal adalah 84 m² (panjang 12 m, lebar 7 m) dan tinggi 3,5 m. Bentuk kumbung mirip gerbong kereta api, tiang bawah kumbung jamur berdiri tegak dan atapnya melengkung setengah lingkaran.
Ruangan kumbung budidaya jamur kuping dilengkapi rak atau para-para (shed) yang dipasang berjajar, berderat, dan bersusun berlapis-lapis di antara sisi-sisi tiang penyangga. Ukuran rak disesuaikan dengan ukuran polybag (kantong miselium) bibit jamur yang akan di inkubasi dan ditanam. Rak kumbung terdiri atas unit-unit rak yang terpisah oleh jalan utama dan jalan simpang yang membelah ruangan. Unit rak berupa sekat-sekat atau susunan kayu horizontal atau membujur berlapis-lapis yang dipasang kokoh dan rapi di antara tiang penyangga. Lebar dan tinggi setiap unit rak dibuat sekitar 2 x 20 cm (panjang polibag) atau sekitar 40 cm, sedangkan panjangnya 3 m atau disesuaikan dengan ukuran lebar kumbung.
Deretan unit-unit rak dipasang secara teratur pada sisi kiri dan kanan ruangan sehingga bagian tengah kumbung terdapat jalan selebar 1 m dan di antara unit-unit rak terdapat jalan simpang selebar 80 cm.
Pembuatan susunan (sekat) unit-unit rak yang ideal tidak lebih dari 5 lapisan. Setiap lapisan rak ini mampu memuat atau menampung polybag sebanyak 2 kantong ke arah vertikal dan 15 — 16 buah ke arah horizontal. Unit rak ukuran 3 m (panjang) dan 40 cm (lebar dan tinggi) dapat diisi sekitar 60 kantong polybag sehingga seluruh unit rak yang tersusun 5 lapis dapat diisi sekitar 300 kantong polybag.
Susunan rak lapisan bawah dibuat sekitar 20 cm — 25 cm di atas permukaan lantai dasar agar sirkulasi udara pada bagian ini tidak terhambat dan tubuh buah jamur yang tumbuh pada lapisan rak paling bawah ini tidak menyentuh dan terkontaminasi oleh kotoran yang mencemari lantai dasar.
Demikian pula, ruangan kumbung tidak dipenuhi oleh unit-unit rak. Sediakan tempat kosong sekitar 25% dari luas lantai dasar ruangan kumbung pada salah satu sisi ruangan sebagai tempat inkubasi. Pada setiap rumah jamur ukuran 84 m² dapat dibuat sekitar 18 — 20 unit rak dengan 1 unit lantai inkubas.
Atap dan dinding kumbung ditutup rapat dan kokoh. Atap kumbung yang praktis dan hemat biaya dapat dibuat dari anyaman daun rumbia. Dinding rumah jamur sisi panjang dibuat 2 lapisan, yaitu lapisan atas dibuat dari anyaman bambu sedangkan lapisan bawah setinggi 1 m dibuat dari lapisan plastik bening (transparan). Jika kondisi yang kurang baik, khususnya kelembaban ruangan kumbung agak rendah, maka seluruh atap dan dinding kumbung perlu dilapisi lembaran plastik.
Pada dinding kumbung bagian atas diberi lubang ventilasi terbuka sedangkan dinding kumbung bawah diberi lubang ventilasi khusus yang dapat dibuka atau ditutup kembali. Lubang ventilasi dinding atas pada kumbung ukuran ideal sebanyak 4 buah. Dua buah ventilasi terdapat pada dinding kumbung sisi kiri dan sisanya terdapat pada dinding kumbung sisi kanan. Untuk mencegah masuknya burung-burung atau binatang liar lain, maka pada ventilasi terbuka dipasang kawat kasa yang dijepit bingkai bambu pada keempat sisi-sisinya. Sedangkan ukuran setiap ventilasinya adalah 60 cm x 40 cm.
Ventilasi pada dinding bagian bawah berupa jendela plastik yang disobek membentuk huruf L atau U. Tujuannya adalah agar sobekan plastik tersebut dapat dibuka dan ditutup atau dirapatkan kembali. Jumlah dan ukuran ventilasi sama dengan ventilasi terbuka, sedangkan letaknya sekitar 1 m samping kiri atau kanan ventilasi terbuka.
Rumah jamur di lengkapi dengan pintu utama yang dipasang pada bagian depan. Pintu ini dibuat dari anyaman bambu yang dibingkai dengan kerangka kayu papan atau bilah-bilah bambu.
Masa pakai optimal rumah jamur sederhana dari kerangka kayu, atap daun rumbia, serta dinding anyaman bambu dan lembaran plastik tersebut sekitar 2 tahun atau sekitar 4 peroide produksi. Selanjutnya, rumah jamur tersebut dapat dibongkar dan dibangun kembali rumah jamur sederhana dengan bahan-bahan baru atau diperbaiki (direhabilitasi) dengan mengganti bahan-bahan yang telah rusak.
Perawatan
Bibit jamur (miselium) F4 hasil pem­belian atau produksi sendiri dapat diangkut dan dimasukkan dalam kumbung yang telah disiapkan. Jumlahnya disesuaikan dengan ketersediaan bibit dan kapasitas kumbung. Pada kumbung ukuran 84 m² dan tinggi 3,5 m dapat ditanam sekitar 5.000 kantong polybag bibit jamur kuping.
Letakkan polybag tersebut di atas permukaan lantai inkubasi yang telah disediakan, yaitu permukaan lantai kosong yang tidak ditutup rak. Posisi polybag adalah vertikal, alas polybag di bawah, dan bagian permukaan tempat pesemaian miselium yang ditutup (disumbat) kapas di atas.
Bibit jamur pada lantai inkubasi tersebut dibiarkan selama 1,5 buIan hingga miselium tumbuh dengan sempurna. Masa penanaman ini disebut inkubasi. Selama masa inkubasi, miselium akan tumbuh menutupi permukaan dan pori-pori media tumbuh dalam polybag. Miselium yang tumbuh baik akan menutup sekitar 70% permukaan dan pori-pori media tumbuh.
Usai masa inkubasi dilanjutkan dengan penanaman. Bibit jamur yang tumbuh baik segera disusun di atas lapisan-lapisan rak. Sambil menyusun polybag bibit jamur, sekaligus dilakukan seleksi.
Bibit yang tidak tumbuh baik dan terkontaminasi oleh kotoran dan jamur lain dikumpulkan dalam karung dan dibuang atau dibakar. Polybag disusun miring ke kiri dan ke kanan. Bagian atas (tutup) polybag miring ke arah jalan simpang sedangkan alasnya saling bersinggungan. Selesai penyusunan polybag dapat dilakukan monitoring pertumbuhan miselium.
Masalah utama pemeliharaan jamur kuping adalah kontaminasi dan serangan hama. Pelaksanaan sterilisasi ruangan dan peralatan serta media tumbuh pada pembiakan miselium F4 yang kurang sempurna akan memudahkan kontaminasi oleh jamur lain. Jenis jamur yang seringkali mengkontaminasi miselium atau calon tubuh buah (pin head) jamur kuping adalah Trichoderma sp. Jamur ini berwarna hijau dan tumbuh seperti lumut pada permukaan media.
Untuk menghindari kontaminasi dan serangan hama atau penyakit perlu dilakukan tindakan pencegahan (preventif). Tindakan pertama adalah menjaga kebersihan rumah jamur dan tempat inkubasi serta rak penanaman (pemeliharaan). Tindakan kedua adalah membuang dan memusnahkan kantong polybag yang terkontaminasi jamur lain atau hama.
Tindakan lain adalah menjaga kebersihan alat pembiakan, pengawasan dan pengontrolan pelaksanaan strerilisasi peralatan serta media tumbuh, dan menjaga kebersihan rumah jamur dengan penyemprotan pestisida sebelum dilakukan penanaman atau selama pemeliharaan dan setiap usai pelaksanaan panen.(int)

Close Ads X
Close Ads X