OJK: Pasar Kelas Menengah Masih Besar

Jakarta | Jurnal Asia
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, mengatakan masyarakat kelas mene­ngah punya potensi tinggi untuk bisa dijaring menjadi investor pasar modal. Hal ini bisa dilihat dari data Bank Dunia, dimana pertumbuhan masyarakat ke­las menengah di tanah air terus tum­buh dari tahun 2003 sebesar 37,7 persen hing­ga 60 persen di tahun 2010 yang angkanya mencapai 134 juta jiwa.
“Upaya pengembangan basis investor domestik. Dari gambaran ini bisa punya op­portunity dengan menjaring mas­yarakat kelas menengah,” kata Muliaman da­lam acara Investor Summit and Capital Market Expo 2014, di Jakarta, Rabu (17/).
Menurut Muliaman, masyarakat kelas me­nengah sendiri memiliki tingkat ke­se­jah­teraan dan pendidikan yang memadai un­tuk berpartisipasi menjadi investor pa­sar modal.
Kendati demikian, saat ini masyarakat kelas menengah masih konvensional da­lam menyimpan dananya. Hal ini perlu terus didorong agar pengetahuan soal sektor keuangan terus meningkat.
“Masyarakat kelas menengah di satu sisi memiliki demand cukup besar dalam investasi tapi masih minim pengetahuan di jasa keuangan khususnya pasar modal se­hingga umumnya masih konvensional dalam menaruh uangnya yaitu bank dan deposito, jadi belajar dulu,” ujar Muliaman.
Saat ini, Muliaman menyebutkan, total jumlah investor ritel di pasar modal masih sangat minim hanya sekitar 400 ribu orang atau hanya 0,3 persen dari to­tal jumlah masyarakat kelas menengah.
Berdasarkan hasil survei literasi keuangan tahun 2013, tingkat pe­ma­haman masyarakat Indonesia soal sektor ke­uangan hanya 21,84 persen dan ma­yoritas hanya tahu perbankan. (ib)

Close Ads X
Close Ads X