Permintaan Menurun Ekspor Kakao Terjun Bebas

Medan | Jurnal Asia
Menurunnya permintaan kakao (biji coklat) Sumatera Utara (Sumut) dari sejumlah negara tujuan utama berimbas kepada merosotnya nilai ekspor pada Agustus 2014. Ekspor kakao menurun drastis hingga 55,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Salah seorang petani komoditas di kawasan Dairi, Romel Sembiring mengatakan, selain makin sedikitnya permintaan kakao di lapangan, produksi kakao juga semakin menipis. Ditambah lagi, harganya yang terus berangsur menurun membuat petani kakao mengeluh. “Ya saat ini, harga kakao turun dari Rp33.000 per kilogram menjadi Rp29.500 per kilogtam. Penurunan sudah berjalan sekitar dua minggu lebih,” katanya kepada Jurnal Asia, Rabu (17/9).
Penurunan harga tersebut, sambungnya, memang dikarenakan harga kakao dipasaran turun. Padahal, tandasnya, produksi kakao sudah semakin sedikit. “Dengan produksi yang semakin sedikit, biasanya harga akan baik. Kondisi ini berbeda di lapangan, produksi sedikit, harga juga turun,” tukasnya.
Dari sata dari Surat Keterangan Asal (SKA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut tercatat, pada delapan bulan pertama tahun ini, nilainya mencapai USD21,10 juta dengan volume 5.884 ton. Sementara pada 2013 nilainya USD47,49 juta dengan volume 18.837 ton.
Rendahnya pencapaian pada tahun ini dikarenakan adanya penurunan permintaan pada komoditas kakao. Selain itu, pada saat ini harga coklat hanya dikisaran USD3,05 per kg.
“Harga coklat tidak pernah tinggi harganya dan sekarang ini sedang turun. Ini karena kakao dari pantai Gading dan Ghana sedang panen raya, sehingga pasokan banyak di pasar,” kata Kepala Seksi Hasil Pertanian dan Pertambangan Disperindag Sumut subdis Perdagangan Luar Negeri, Fitra Kurnia.
Untuk harga kakao, harga terminal berkisar USD3,05 per kg sedangkan bulan lalu USD3,04 per kg. Sementara harga kakao di lokal mencapai Rp30 ribu. “Karena panen sedikit, eksportir jadi kurang bersemangat untuk melakukan ekspor,” tandasnya.
Sedangkan untuk negara tujuan ekspor, lanjut Fitra, Sumut masih mengekspor ke Malaysia, Thailand dan Singapura. Sedangkan pada periode sebelumnya, Tiongkok, Amerika, Spanyol dan Philipina masih meminta kakao dari Sumut.
(netty guslina)

Close Ads X
Close Ads X