Rugi Rp25 T, Sony Tak Bagi Deviden

Tokyo | Jurnal Asia
Untuk pertama kalinya sejak sahamnya diperdagangkan di Bursa Tokyo pada 1958, Sony tidak akan membagi dividen kepada pemegang saham. Pasalnya, perusahaan elektronik asal Jepang itu memprediksi rugi 230 miliar yen (Rp25 triliun) akhir tahun ini.
Sony menyalahkan divisi telepon seluler (ponsel) atas kerugian ini. Penjualan ponsel pintar Sony sudah mengalami tekanan, terutama gara-gara kalah pamor dari dua pemain terbesar di industri yang sama, Samsung dan Apple.
Bahkan penjualan ponsel Sony di negara asalnya saja masih kalah oleh dua pesaingnya ini. Akibatnya pagi tadi saham Sony anjlok 12% membuka perdagangan di Bursa Tokyo. Sementara di Bursa New York, saham perusahaan asal Jepang ini juga anjlok hingga 7%.
Selain tak bagi dividen, peringkat Sony juga sudah diturunkan menjadi junk oleh beberapa lembaga pemeringkat internasional. Analis Senior dari Daiwa Securities Hirokazu Kabeya, menyatakan koreksi saham Sony tidak bisa dihindari setelah adanya prediksi rugi itu.
“Pelaku pasar sudah biasa dengan prediksi rugi dari Sony, tapi tetap saja koreksi tajam tak bisa dihindari,” katanya, Kamis (18/9).
Bahkan yang lebih parah lagi, Sony berencana memangkas 15% karyawan di divisi telepon selular pintar alias smartphone yang memproduksi Sony Xperia. Total karyawan yang akan kena pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 1.000 orang.
Ramalan kerugian itu bengkak empat kali lipat dibandingkan prediksi sebelumnya yang hanya 50 miliar yen. CEO Sony, Kazuo Hirai, akan melakukan revisi terhadap rencana kerja divisi smartphone dalam jangka menengah. “Rencana kerja jangka menengah sudah diubah untuk memberi perubahan signifikan di divisi ponsel pintar,” terang Hirai
Sony, yang sudah menghentikan produksi komputer dan televisi, mulai mencetak laba 3,5 miliar yen (US$ 35 juta) atau sekitar Rp 332 miliar pada periode April-Juni 2013. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, Sony rugi 24,6 miliar yen.

Ini merupakan keuntungan pertama yang diperoleh Sony dalam 5 tahun terakhir. Namun sayangnya, keuntungan tersebut hanya bersifat sesaat, karena tahun ini produsen Walkman itu memprediksi bakal rugi besar. (dc)

Close Ads X
Close Ads X