Saraswanti Timbang IPO Atau Obligasi

Surabaya | Jurnal Asia
Kelompok Usaha Saraswanti Uta­ma akan memutuskan rencana go pub­lic salah satu anak usahanya yang berge­rak di industri pupuk, PT Saraswanti Anugerah Utama (SAM), pada Maret atau April 2015.
Dirut Kelompok Usaha Saras­wan­ti Utama, YN Hari Hardono, me­ngung­kapkan perbaikan dan persia­pan di internal SAM masih terus dilakukan agar memenuhi persyaratan sebagai pe­rusahaan publik.
Persiapan yang sudah dilakukan se­lama 1,5 tahun terakhir itu akan di­putuskan setelah Mandiri Sekuri­tas yang membantu persiapan menuju pe­­ru­sahaan publik ini memberikan pen­dapatnya.
“Pada Maret atau April 2015 nanti akan kami putuskan SAM apakah akan IPO, penerbitan obligasi atau tidak,” kata Hari, di Surabaya, Kamis (18/9).
Rencana go public itu, sebut Hari, sangat terkait dengan rencana ekspansi SAM besar-besaran ke depan yang ke­butuhan dananya lumayan besar. Pada akhir 2015, kebutuhan dana untuk pe­nambahan kapasitas produksi itu ditaksir menc­apai Rp310 miliar.
“Dana sebesar itu hanya untuk pem­bangunan pabrik, tidak termasuk dana untuk modal kerja yang bisa saja nilainya jauh lebih besar dari itu. Setiap pabrik baru diperkirakan butuh modal kerja Rp300 miliar,” ujarnya. Dijelaskan, saat ini SAM tengah me­nyiapkan beberapa pabrik baru untuk menambah kapasitas produksi. Dua pab­rik NPK (pupuk majemuk) baru yang sedang dalam persiapan adalah di Medan, Sumatera Utara (Sumut) dan Ka­limantan Tengah (Kalteng). Masing-masing berkapasitas 100 ribu ton per tahun.
Kebutuhan dana kedua pabrik yang akan dioperasikan akhir 2015 itu mencapai Rp160 miliar. Lalu pabrik baru lainnya yang masih dalam perencanaan dan akan direalisasikan pada 2015 adalah di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang juga berkapasitas 100 ribu ton dengan investasi sekitar Rp80 miliar.
Selain itu, saat ini Saraswanti juga tengah menyiapkan penambahan ka­pasitas produksi pada pabrik yang ada di Medan dari sekarang 60 ribu ton menjadi 100 ribu ton pada 2015 dengan investasi sebesar Rp35 miliar.
“Jadi, akhir 2015 dana yang ka­mi butuhkan sekitar Rp310 miliar un­tuk penambahan kapasitas dan pem­ba­ngunan pabrik baru. Dana itu belum ter­masuk modal kerja untuk operasional pab­rik baru,” ujar Hari.
Pengembangan pabrik baru itu, lanjut Hari, diharapkan akan meningkatkan ka­pasitas produksi dari sekarang 470 ribu ton menjadi 660 ribu ton di akhir 2015 dan diharapkan akan terus meningkat ka­pasitasnya dalam 2-3 tahun kedepan menjadi 800 ribu ton per tahun.
Penambahan kapasitas hingga 660 ribu ton di akhir 2015 terkait pula de­ngan rencana Saraswanti ke depan di in­dustri pupuk dalam negeri terutama pu­puk NPK. Yaitu, penguasaan pasar NPK akan ditargetkan meningkat dari sekarang 2 persen menjadi 10 persen dengan peningkatan omzet dari Rp1,4 triliun di 2013 lalu menjadi Rp4-5 triliun di akhir 2015.
Dirut SAM, Yahya Taufik, me­nam­bahkan penambahan kapasitas produksi itu seiring dengan potensi pasar pupuk NPK dalam negeri yang kebutuhannya terus meningkat. Potensi pasarnya men­capai 7,8 juta ton yang diserap sek­tor perkebunan besar milik BUMN, swasta dan masayarakat.
Terus meningkatnya kebutuhan pupuk NPK selain karena penambahan luas lahan perkebunan terutama per­ke­­bunan kelapa sawit di Kalimantan dan Sulawesi, juga ada kecenderung sek­­tor perkebunan saat ini beralih dari pe­­makaian pupuk tunggal seperti urea dan TSP ke pupuk majemuk NPK karena din­ilai lebih hemat.
“Saat luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 10 juta ha dan potensi bertambah sangat besar,” tukasnya.
(id)

Close Ads X
Close Ads X