Waskita Pangkas Emisi Obligasi Rp500 Miliar

Jakarta | Jurnal Asia
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom/TLKM) mengkaji opsi pe­nerbitan obligasi sebesar Rp5-10 tri­liun untuk mendanai belanja modal atau capital expenditure (Capex) tahun depan yang diperkirakan mencapai Rp20 triliun.
Telkom, yang merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, berharap dapat mengantongi dana eksternal tersebut pada semester I-2015.
”Obligasi menjadi salah satu pilihan. Kami masih mencari instrumen yang te­pat, bisa juga pinjaman bank,” kata Di­rektur Keuangan Telkom Honesti Basyir di sela acara “Investor Summit & Capital Mar­ket Expo 2014” di Jakarta.
Sementara itu, mengenai rencana akuisisi, Honesti menegaskan bahwa perseroan masih ingin mengambil alih satu perusahaan menara telekomunikasi di Tanah Air.
Perseroan bahkan siap melakukan transaksi tukar saham (share swap). Akuisisi tersebut ditargetkan terjadi pada kuartal I-2015.
Menurut Honesti, Telkom serius dalam membesarkan bisnis menara, yang saat ini dikelola oleh anak usaha per­­seroan, yaitu PT Dayamitra Te­le­komunikasi (Mitratel). Mitratel bah­kan ber­tekad menjadi perusahaan menara te­lekomunikasi terbesar di Indonesia.
”Kami ingin menjadi pemain dominan di bisnis menara. Bisnis menara yang kami sudah punya bukan ingin dijual, tapi dibesarkan,” jelas dia.
Honesti masih enggan menyebutkan na­ma perusahaan yang menjadi target akuisisi. Yang jelas, perusahaan bu­kan hanya mengincar aset menara, me­l­ainkan juga kepemilikan saham di pe­rusahaan tersebut.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) Herman Setya Budi mengaku be­­lum bisa berkomentar terkait rencana Tel­­kom mencari mitra strategis. “Kalau soal didekati Telkom, saya tidak bisa ko­­mentar,” ujar dia. Sementara itu, Di­rektur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Adam Gifari belum bisa dikonfirmasi.
Tahun lalu, Telkom dikabarkan siap me­lepas 49 persen saham Mitratel. Ba­dan Usaha Milik Negara (BUMN) te­lekomunikasi itu mengkaji empat cara, yaitu divestasi, merger, share swap (tukar saham), atau melepas saham ke pub­lik lewat penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Namun, opsi yang paling me­mung­kinkan adalah share swap dan IPO. Saat ini, jumlah menara Mit­ratel sekitar 3.500 unit.
Honesti menambahkan, perseroan belum dapat menentukan valuasi dari pe­­lepasan saham tersebut. Namun, har­ga di pasar akan menjadi acuan dari pe­netapan valuasi. Per Juni 2014, total aset Mitratel sekitar Rp8,45 triliun. (id)

Close Ads X
Close Ads X