Puluhan Lahan Rusak Harga Cabai Tinggi

Medan | Jurnal Asia
Harga cabai merah di pasaran Kota Medan dan sekitarnya terus mengalami peningkatan dalam dua minggu belakanagan. Harga cabai merah berkisar Rp28 ribu per kilogram (kg) dari harga sebelumnya yang hanya mencapai Rp16 ribu hingga Rp20 ribu per kg. “Tak hanya cabai merah yang mengalami kenaikan harga, cabai hijau dan cabai rawit juga naik. Untuk cabai rawit memang sudah sekitar satu bulan harganya tinggi mencapai Rp40 ribu per kg, sedangkan cabai hijau kini mencapai Rp20 ribu dari sebelumnya yang hanya Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kg,” kata salah seorang pedagang di Pusat Pasar Medan, Ridwan kepada Jurnal Asia, Jumat (19/9).
Ia menambahkan, persediaan cabai merah dalam sepekan ini terus mengalami penurunan. Penurunan ini dikarenakan produksi cabai menurun karena cuaca. “Biasanya katanya karena cabai rusak, tapi gak tahu juga karena kami di sini jual saja, dari agennya sudah naik harganya. Harga tiap hari berubah-ubah,” terangnya.
Terpisah, Pokja Hortikultura, UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas Pertanian Sumut, Utema Silan mengatakan sedikitnya 28,2 hektare lahan pertanian yang ditanami cabai merah di Sumut rusak. Dan dipastikan September panen cabai akan menurun akibat cabai rusak.
“Ada 12 kabupaten yang lahan cabainya terganggu diantaranya, Kabupaten Simalungun sekitar 7,5 hektare, lalu Kabupaten Karo sebesar 5,5 hektare, Taput sebesar 5,5 hektare, dan Padang Sidempuan sebesar 2,25 hektare. Sementara yang mengalami kerusakan sedang hanya berasal dari Kabupaten Langkat yaitu sebesar 0,1 hektare,” ucapnya.
Dijelaskannya, kerusakan lahan disebabkan oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang berkembang di waktu belakangan, seiring datangnya iklim basah yang terjadi sejak di akhir bulan yang lalu.
Katanya, faktor cuaca memang sangat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya OPT Antraknosa tersebut sehingga, tanaman hortikultura khususnya cabai merah sangat rentan mengalami serangannya.
“Berkembangnya OPT itu dikarenakan faktor cuaca. Karena menyebabkan kelembaban tanah yang tinggi sehingga menghasilkan perkembangan patogen atau kolletotrikum spesis capsici yang semakin tinggi pula. Akibatnya, serangannya pun meningkat,” katanya.
Tak hanya itu, selain antraknosa, serangan OPT pada cabai merah juga terjadi pada jenis hama dan penyakit lainnya. Sehingga jika ditotalkan, kerusakan yang terjadi di bulan September ini mencapai 76,9 hektare rusak ringan dan rusak sedang hanya 0,1 hektare saja.
“Akibat bercak daun kerusakannya sebesar, 0,1 hektare, lalat buah 2,75 hektare, kutu daun 0,5 hektare, aphis 1,1 hektare, ulat gerayak 1 hektare, virus keriting 22,5 hektare, trips 15 hektare, dan virus kuning sebesar 5,85 hektare,” ujarnya.
Ditambahkannya, pencegahan dapat dilakukan dengan menciptakan drainase lancar tidak tergenang, dan menggunakan mulsa. Namun, petani cendrungan menggunakan pestisida diluar dari anjuran, menghasilkan pengendaliannya yang jauh dari luas serangan yang terjadi.
(netty guslina)

Close Ads X
Close Ads X