Mendulang Rezeki dari Tomat Ceri

100_2499

20131027_065336

dsc00802

DSC02595

e1kod00z

pori-kulit-kecil-berkat-tomat

tomat ceri

tomato_cherry_sun_stream
Tomat ceri menarik secara visual maupun fungsi. Secara vi­sual, tandan buahnya yang panjang dan warna buah bisa menjadi tanaman hias. Secara fungsi, tomat ceri bisa langsung dimakan tanpa harus membelah sebagaimana jika ukuran tomatnya besar. Selain itu rasanya memang lebih manis dibandingkan dengan tomat yang biasa ditanam untuk sayur. Potensi ekonomi tomat ceri lebih unggul dibanding jenis lainnya. Menanam Tomat Ceri tidak jauh berbeda dengan tomat biasa. Benih disemai dahulu, 2 minggu kemudian baru dipindahkan ke media tanam. Ada yang ditanam di tanah, ada yang menggunakan sistem hidroponik. Sistem hidroponik bagus dipilih karena bisa mengontrol nutrisinya dan juga lebih bersih. Selain itu bisa mencegah hama dan pe­nyakit yang kerap disebarkan melalui tanah.
Bila Anda mencoba menanam di rumah, tidak harus menggunakan sistem ini. Hidroponik bisa dilakukan secara manual. Yakni menggunakan media sekam bakar dan kompos yang dimasukkan ke dalam polibag. Kemudian air disiram secara manual, pagi dan sore. Untuk pupuk diberikan seminggu sekali dengan pupuk daun yang disemprotkan atau pupuk cair yang disiramkan.
Setelah tanaman tumbuh, agar tanaman tetap tegak sebaiknya menggunakan ajir. Berupa tali atau bisa juga dengan kayu atau bamboo. Bentuk ajir tergantung kondisi, yang jelas bisa menjadi penopang untuk batang tomat yang panjang dan yang tidak tegak.
Batang tomat yang tegak bukan saja indah dilihat, tapi juga merupakan cara menghindari hama dan penyakit, khususnya buah. Bila kena tanah, buah gampang busuk. Sistem budidaya yang bersih dan benar merupakan cara mengurangi penggunaan pestisida. Termasuk benih yang dipilih. Sudah banyak varietas yang tahan hama dan penyakit utama tomat yakni layu fusarium, nematode, mozaik, tembakau dan lain lain.
Pemeliharaan
Pemupukan dan Penyiraman (fertigasi) pada budidaya tomat sistem hidroponik umum­nya dilakukan secara bersamaan. Teknis fertigasi bisa dilakukan dengan manual atau sistem irigasi tetes (Drip irrigation system), tapi yang terbaik untuk fertigasi adalah dengan sistem irigasi tetes yang berkualitas baik dengan demikian fertigasi bisa merata, tenaga kerja tidak terlalu banyak, menghemat waktu (dalam waktu singkat bisa menyiram tanaman dalam jumlah yang banyak).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya kualitas air harus bersih dan bebas dari penyakit kimia. Kualitas pupuk meliputi komposisi hara harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, pupuk yang dipakai mempunyai kemampuan larut 100 %.
Frekuensi dan volume siram harus disesuaikan dengan kondisi cuaca, jenis dan umur tanaman, fase pertumbuhan tanaman dan jenis media yang digunakan.
Cuaca mendung atau hujan (evaporasi kurang) volume dan frekuensi penyiraman dikurangi karena efek terhadap media menjadi terlalu basah sehingga akar tidak bisa tumbuh dengan baik. kondisi yang diinginkan tanaman adalah berimbang antara air, udara, pupuk dan media tanam. Sebaliknya kalau cuaca panas (evaporasi naik) fertigasi harus lebih sering dan volumenya lebih banyak.
Nilai EC (jumlah pupuk yang larut dalam air) dan nilai pH (tingkat keasaman) suatu larutan sangatlah penting sebab akan me­nunjukkan berapa banyak unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Sebab tidak ada satu situasi yang sama (beda daerah, iklim, beda media, beda varietas dll) jumlah dan frekuensi tidak bisa distandarkan /disamakan. Untuk setiap situasi dan kondisi yang berbeda harus kita cari cara yang optimal untuk tanaman.
Tingkat kepekatan (EC) yang diberikan untuk tanaman harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. pH didalam media yang bagus kurang lebih 5,2 sebab dengan tingkat pH tersebut semua unsur hara tersedia didalam air/media bisa diserap oleh tanaman.
Satu hal yang tak kalah penting adalah pencatatan mengenai waktu siram, volume siram, EC/pH in, EC/pH out, suhu, RH dan kondisi cuaca. Hal ini penting sebab dari data tersebut bisa membantu dalam mengambil suatu keputusan untuk merubah atau tidak sistem yang sudah berlangsung sebelumnya.
Tomat mulai berbunga setelah umur 3 bulan setelah tanam. Bunga berwarna kuning muncul di ketiak daun. Satu tandan muncul bergantian hingga membentuk bakal buah yang lengkap dari pangkal tandan ke ujung. Setelah bunga gugur, buah muncul berwarna hijau, kuning kemudian menjadi warna. Kira-kira sebulan kemudian sudah bisa dipanen hasilnya. (int)

Close Ads X
Close Ads X