Cabai Merah Picu Inflasi 0,2%

Medan | Jurnal Asia
Kenaikan harga cabai merah di sejumlah kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera Utara salah satu pemicu inflasi 0,26 persen pada September 2014. Inflasi Sumut sedikit lebih rendah dari pada nasional yakni sebesar 0,27 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, pemicu inflasi tertinggi antara lain, kenaikan harga cabai merah naik 33,46 persen, sawi putih naik sebesar 41,46 persen. Sementara kenaikan harga elpiji ukuran tabung 12 kg yang termasuk dalam golongan bahan bakar rumah tangga hanya naik 5,22 persen.
Selain itu terjadi juga kenaikan pada biaya Sekolah Dasar namun kecil yaitu 6,49%, sekolah menengah pertama naik 6,32 persen. Kemudian, harga nasi dengan lauk naik 2,94 persen serta kontrak rumah 0,95 persen.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, laju tekanan inflasi Sumut pada September 2014 sesuai dengan ekspektasi sebelumnya yakni tidak akan mengalami peningkatan tinggi. Namun ada beberapa poin penting yang harus tetap diperhatikan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut terutama berkaitan dengan lonjakan kenaikan harga komoditas holtikultura yang diperkirakan masih berpeluang naik di tengah erupsi gunung Sinabung yang kembali terjadi.
“Di sisi lain, ada musim penghujan yang bisa mengganggu stok pangan. Selain itu, ada perayaan Idul Adha yang berpotensi memicu peningkatan konsumsi walaupun sejauh ini diperkirakan tidak akan besar. Kenaikan harga elpiji 12 kg juga harus dilihat sebagai potensi kemungkinan tekanan inflasi akibat kemungkinan lonjakan harga barang,” katanya.
Kedepan, sambungnya, kekhawatiran akan kenaikan harga barang seiring dengan rencana kenaikan harga BBM layak untuk diperhatikan. TPID harus bersiap jika skenario kenaikan harga bahan bakar setelah pelantikan terjadi. Pastikan ketersediaan stok pangan dan distribusi barang lancar. Jangan sampai justru saat BBM dinaikkan pemerintah malah tidak siap.
“Hal tersebut berpotensi membuat laju tekanan inflasi tinggi. Karena saya menilai kebijakan menaikkan harga BBM tidak lagi diwacanakan dalam waktu yang lama. Justru kenaikan secara tiba-tiba berpeluang dilakukan. Dan tentunya kita harus siap mengantisipasinya,” pungkasnya.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Bismark S Pardamean mengatakan, berdasarkan empat kota indeks harga konsumen (IHK) di Sumut, semuanya mengalami inflasi yaitu Sibolga 0,37 persen, Pematangsiantar 0,57 persen, Medan 0,23 persen dan Padangsidimpuan 0,14 persen. Inflasi terjadi pada semua kota IHK namun kecil.
“Terjadinya inflasi pada September ini menyebabkan laju inflasi kumulatif di Sumut sebesar 2,99 persen dan jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, inflasi di daerah ini 4,35 persen. Jadi baik secara year to date (ytd) maupun year on year (yoy), tingkat inflasi di daerah ini relatif terkendali bahkan cenderung rendah,” katanya, Rabu (1/10).
(netty guslina)

Close Ads X
Close Ads X