Nilai Ekspor Sumut Lesu

Medan | Jurnal Asia
Kinerja ekspor produk Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukkan tren penurunan. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, hingga Agustus 2014 (yoy) nilai ekspor Sumut mencapai USD6,29 miliar dengan volume 5,89 juta ton atau turun 0,15 persen.
Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut menyebutkan, nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut pada bulan Agustus 2014 mengalami kenaikan 2,29 persen dibanding Juli 2014 dari USD775,18 juta menjadi USD792,94 juta. Sedangkan bila dibandingkan dengan Agustus 2013 mengalami kenaikan 13,98 persen dari USD695,69 juta.
Kepala Bidang Statistik Distribusi, Bis­mark S Pardamean mengatakan, bila dihitung akumulasi sepanjang Ja­nuari hingga Agustus 2014, total nilai eks­por Sumut turun 0,15 persen menjadi USD6,29 miliar, sementara periode se­belumnya mencapai USD6,30 miliar. De­ngan total volume 5,89 juta ton dari se­belumnya 5,99 juta ton.
“Penurunan nilai ekspor ini disebabkan ka­rena banyak sekali komoditas yang me­ngalami penurunan ekspor. Selain itu juga terjadi fluktuasi harga beberapa komo­ditas,” katanya di Kantor BPS Sumut, Rabu (1/10).
Ia menjelaskan, penurunan nilai eks­por disumbang oleh sejumlah komo­diti diantaranya, sektor pertanian dari USD1,65 miliar menjadi USD1,37 miliar atau turun 17,03 persen.
Kemudian terja­di penurunan pada sektor minyak dan gas dari periode yang sama tahun sebelum­nya mencapai 82,31 persen dengan nilai US69 ribu sementara sebelumnya men­capai USD390 ribu.
“Sektor lainnya juga menyum­­bang ­pe­nurunan nilai ekspor yakni 97,50 per­­sen. Di mana dari USD80 ribu turun men­­­jadi USD2 ribu saja. Sementara ekspor dari sek­tor pertambangan dan pengga­lian serta sektor industri mengalami pe­­ningkatan se­besar 61,36 persen dan 5,80 persen,” ujarnya.
Sedangkan jika dilihat dari negara tujuan ekspor, sambungnya, yang mengalami penurun tertinggi ialah negara India 36,43 dari USD588,49 juta menjadi USD374,11 juta.
Kemudian disusul oleh Jepang yang turun 33,69 persen dari USD655,02 juta menjadi USD434,35 juta.
Sementara itu, Sekretaris Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut Sofyan Subang mengatakan, pada dasarnya penurunan nilai ekspor rata-rata terjadi pada sebagian besar sek­tor seperti sektor pertanian atau yang hasil alam sangat tergantung pada kon­disi alam. Kondisi ini terjadi karena produktivitas komoditas terus mengalami penurunan.
Selain itu, kata dia, ekspor Sumut memang masih terpengaruh kondisi luar negeri. Meski tidak seberat tahun-tahun sebelumnya, pengaruhnya tetap terjadi pada komoditas tertentu.
“Pengaruh penurunan ekspor sektor pertanian terlihat pada komoditas karet dan barang dari karet, kopi, teh dan rempah-rempah karena adanya pe­nu­runan produksi dan fluktuasi harga.
Mes­kipun kita ada produksi, masih harus ber­saing dengan negara lain, bukan serta merta karena ada barang, langsung dite­rima negara tujuan ekspor,” tandasnya.
(netty guslina)

Close Ads X
Close Ads X