Peringkat Bank Sumut Terus Merosot

Jakarta | Jurnal Asia
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat obligasi PT Bank Sumut yang belum jatuh tempo, senilai Rp600 miliar dari idA+ ke idA. Analis Pefindo Hotma Parulian Manalu dan Danan Dito mengungkapkan pada saat yang sama Pefindo juga menurunkan peringkat obligasi subordinasi I/2011 yang belum jatuh tempo senilai Rp400 miliar dari idA menjadi idA-.
“Penurunan peringkat dipicu oleh melemahnya kualitas aset bank untuk hampir seluruh kategori,” ungkapnya, Rabu (1/10).
Pefindo menilai pelemahan kualitas aset mulai menunjukkan dampak pada profil rentabilitas bank. Pertumbuhan kredit dan pendanaan Bank Sumut mengalami stagnasi di tahun-tahun terakhir ini. Selain itu, peringkat Bank Sumut mencerminkan pasar captive bank di Provinsi Sumatra Utara dan rentabilitas yang kuat. Namun peringkat tersebut dibatasi oleh permodalan bank yang moderat dan kualitas aset yang lemah.
Komposisi Tak Lengkap
Sebelumnya juga diberitakan, gara-gara komposisi direksinya tak lengkap, kinerja PT Bank Sumut terus melorot. Jumlah kredit macetnya mencapai 5,46%.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Kustoro Budiarta mengatakan, penyebab melorotnya kinerja keuangan Bank Sumut kemungkinan besar akibat tidak lengkapnya jajaran direksi. Dua tahun lebih, tidak ada pengisi jabatan direktur utama di bank tersebut.
‘’ Sudah dua tahun lebih, Bank Sumut tidak punya direktur utama. Yang harusnya bisa bekerja untuk mendorong kinerja bank milik pemerintah daerah ini,’’ ungkap Kustoro melalui rilisnya, kemarin pada wartawan.
Untuk diketahui, direksi Bank Sumut hanya beranggotakan empat orang, yakni Direktur Bisnis dan Syariah Edie Rizliyanto,Direktur Pemasaran Ester Junita Ginting,Direktur Kepatuhan Yulianto Maris dan Direktur Operasional M Yahya.
(Bersambung ke halaman 11)
Sementara posisi Dirut sempat diisi Gus Irawan Pasaribu yang pensiun pada Juni 2012, masih lowong sampai sekarang. Beberapa calon yang diajukan pemegang saham pengendali, tidak pernah lolos tes uji kelayakan dan kepatutan OJK.
‘’Wajar saja kalau masyarakat khawatir dengan semakin menurunnya performance Bank Sumut. Kemungkinan salah satu penyebabnya karena tak ada yang menjabat posisi dirut,’’ ungkapnya.
Sampai 30 Juni 2014, lanjut Kustoro perolehan laba menurun 16,68% dibandingkan periode sama di 2013. Atau setara dengan Rp 261 miliar. Porsi kredit macetnya juga cukup mengkhawatirkan, mencapai 5,46%. ‘’Jangan sampai, bank ini masuk status pengawasan secara tiba-tiba,’’ tukasnya. (bc/msc)

Close Ads X
Close Ads X