Udang Windu Suka Tanah Liat Berpasir

1.Prospek-Bisnis-Udang-Windu2

budidaya-udang-windu

SMDC0666
Udang Windu merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Rasa udang windu yang manis dan berukuran besar membuat komoditas ini disukai oleh pasar Internasional. Eks­por Udang windu saat ini adalah Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa. Seiring dengan Pola Konsumsi masyarakat dunia yang lebih menyukai makanan organik, maka hasil budi daya udang windu de­ngan pola pemeliharaan organik membuat udang windu memiliki peluang yang besar diterima pasar. Udang windu merupakan hewan yang cocok dipelihara pada lahan tambak di daerah sepanjang pinggir pantai dengan tekstur tanah liat atau tanah liat berpasir supaya dapat menahan air.Suhu air berkisar antara 26 sampai 30 derajat Celcius, salinitas 15-30 ppt. Selain itu lokasi tambak Udang windu diupayakan steril dari zat-zat kimia pencemar, termasuk bakteri coli yang sering dijumpai pada lokasi dekat WC. Maka diupayakan WC berada jauh dari areal tambak. Udang windu bebas zat kimia akan mudah diterima pasar ekspor.
Sebelum melakukan budidaya, persiapan tambak Udang Windu dibutuhkan. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas lingkungan,dan produktivitas lahan, dengan mengeliminasi faktor-faktor yang tidak mendukung kelangsungan hidup udang dan mengoptimalkan beberapa faktor yang memberikan dukungan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang windu.
Konstruksi tambak udang windu diupayakan mampu menahan air, mampu membuang air limbah, mampu memelihara kualitas air, dan tambak dapat dikeringkan dengan mudah dan sempurna. Tanah dasar tambak harus dalam kondisi yang sesuai untuk kehidupan dan pertumbuhan udang. Hal ini karena sebagian besar waktu hidup dan mencari makan udang berada di tanah dasar tambak. Untuk mengupayakan hal tersebut persiapan lahan untuk menebar udang windu meliputi kegiatan:
– Pengeringan Lahan, bertujuan agar gas-gas sisa metabolit dapat menguap.
– Pembalikan tanah pada Tambak, ini dilakukan untuk menyempurnakan proses oksidasi pada tanah.
– Pengapuran dilakukan bila PH tanah kurang dari 6.0
– Pemupukan dengan pupuk organik, untuk menjamin ketersediaan pakan alami bagi udang windu.
Pengairan
Setelah lahan tambak bagi Udang windu siap digunakan saatnya memberikan pangairan pada tambak. Hal yang perlu diperhatikan adalah sumber air harus bebas dari polutan berbahaya dan tidak memungkinkan masuknya hama pada udang windu. Pada pintu masuk air menuju tambak perlu diberi penyaring terlebih dahulu.Penting juga dilakukan biofiltrasi pada air tambak, dengan biofiltrasi air akan disaring secara alami sehingga kondisi air benar-benar bersih dan sehat. Biofiltrasi bisa memanfatkan tanaman bakau dan tanaman lainnya yang akan menyerap residu beracun pada air.
Sedangkan benih udang windu dipilih berdasarkan beberapa syarat. Warna : warna tubuh transparan, kecoklatan atau kehitaman, punggung tidak berwarna keputihan atau kemerahan. Gerakan : gerakan berenang aktip, menentang atau menyongsong arus, cenderung mendekat ke arah cahaya (fototaksis positif).
– Kesehatan dan kondisi tubuh : kondisi tubuh benur yang sehat setelah mencapai ukuran PL 10 organ-organ tubuhnya lengkap,maxilla, mandibulla, antenulla dan ekor membuka, hepato pancreas transparan, usus penuh dan gelap. Responsif terhadap rangsa­ngan : benur akan menjentik menjauh dengan adanya kejutan atau jika wadah sampel benur diketuk, dan akan berenang mendekati sumber cahaya jika ada rangsangan cahaya, serta responsip terhadap pakan yang diberikan.
Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stress dengan terlebih dahulu meletakkan kantong benih di pojok tambak secara perlahan-lahan.
Pemberian Pakan
Penghitungan jumlah pakan bisa dilakukan dengan FCR balik yaitu dengan membagi FCR yang sudah ditargetkan dengan membagi masing masing bulan (bulan I-IV). Pemberian pakan pada benih yang baru ditebar dihitung sebagai contoh 100.000 PL X 0,01 gr = 1.000 gr. Untuk tambak yang gersang (miskin pakan alami) diberikan 100% biomass setiap kali makan (1 kg). Untuk tambak yang kaya akan zooplankton pemberian 50% biomass. Cara pemberian pakan, pada bulan awal pemeliharaan pakan dalam bentuk crumble, maka perlu dibasahi sedikit agar tidak tertiup angin, serta mudah tenggelam ke dalam air.
Pemberian pakan dapat ditambahkan atau dikurangi dari pakan yang seharusnya disesuaikan berdasarkan beberapa kondisi. Pada usia 5-7 hari menjelang purnama pakan ditambah 10%. Pada saat purnama atau kondisi moulting massal yang ditandai dengan banyaknya cangkang yang ditemui di permukaan air atau di ancho, maka pakan dikurangi sebanyak 10 20%. Pada saat suhu kurang dari 250 C (pada kondisi dini hari/musim bediding sekitar Juli-September di pulau Jawa) pakan dikurangi 30%.
Penurunan kualitas air seperti : pH lebih dari 8,9; alkalinitas kurang dari 100 ppm; oksigen kurang dari 2,5 ppm pakan diberikan sesuai dengan laju konsumsi di anco dan aktivitas udang mencari pakan disepanjang pematang. Bila didapati kelompok ukuran udang yang berbeda pada bulan kedua atau ketiga, udang besar diberi pakan sesuai dengan prosentase populasinya, setengah jam kemudian diberikan untuk porsi udang yang kecil. Cara kedua pakan dibagi atas porsi masingmasing ukuran dan diberikan serentak.
Udang windu dapat dipanen pada usia sekitar 4 bulan.Panen sebaiknya dilakukan pada malam hari agar udang yang dipanen tidak cepat rusak karena suhu tinggi. Sebagai konsekuensinya sarana penerangan harus disediakan dalam jumlah yang cukup. Apabila konstruksi tambak ideal, dan sarana panen mencukupi maka panen dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
(int)

Close Ads X
Close Ads X