Mengenal Palem Berduri Penghasil Rezeki

blackberry-photo-1751 (1)
Tanaman buah yang masih berkerabat dengan kelapa ini cukup dikenal masyarakat kita. Meski sama-sama tergolong palem, penampilan salak berbeda dengan kelapa. Kalau kelapa menjulang tinggi ke atas, salak tumbuh merumpun. Batangnya pun hampir tak pernah kelihatan karena umumnya tertutup oleh pelepah daun berduri yang tersusun rapat. Pelepah daun ini berduri-duri panjang. Begitu pula tangkai daun dan hampir seluruh bagian lain, ditutupi oleh duri-duri tajam.
Kalau dipikir-pikir, wajar saja palem yang satu ini melindungi dirinya dengan duri-duri tajam. Karena dengan tinggi hanya sekitar 4 – 7 m, ia perlu memiliki semacam tameng guna melindungi diri dari serangan hewan pemakan tumbuhan di habitat aslinya.
Buah salak, yang kita kenal, tersusun rapat bergerombol dalam tandan yang muncul dari ketiak-ketiak pelepah daun. Buah yang bentuknya bulat atau bulat telur terbalik dengan bagian pangkalnya meruncing itu memiliki sisik. Sisik-sisik tipis berwarna coklat kekuningan sampai coklat kehitaman itu dengan rapinya menyelubungi dan melindungi daging buah, bagaikan atap genteng di rumah kita.
Sementara daging buahnya yang tak berserat berwarna putih kapur, putih kekuningan, atau kuning kecoklatan. Rasanya bervariasi. Ada yang manis, manis keasaman, manis agak sepat dan ada juga yang disertai rasa masir (seperti berisi pasir halus). Umumnya buah salak dikonsumsi langsung dalam keadaan segar, meski kadang-kadang juga dimaniskan atau diasinkan. Bahkan sekarang sudah ada yang dikalengkan.
Asli Indonesia
Plasma nuftah (sumber daya genetika) salak yang pernah ditemukan di dunia hingga kini 20-an jumlahnya dan sebagian besar tumbuh secara alami di wilayah negara kita. Di Kalimantan dapat dijumpai salak jenis Salacca magnifica, Salacca affinis, Salacca dransfieldiana, dan Salacca vermiculata. Di Sumatra terdapat salak dengan jenis Salacca sumatrana, Salacca dubia, Salacca acehensis, dan Salacca palembanica. Di Jawa ada salak jenis Salacca zalacca (varietas zalacca).
Sementara di Bali, Ambon, Ternate, Manado, Sumba, dan Lombok dapat ditemukan jenis Salacca amboinensis (varietas amboinensis).
Memang sangat beraneka. Pantas saja jika para pakar botani umumnya sepakat bahwa Indonesia merupakan tanah asal salak.
Meski begitu, di kawasan lain Asia Tenggara dapat juga ditemukan plasma nuftah salak, seperti Salacca multiflora (di Malaysia), Salacca wallichiana (di Thailand), dan Salacca clemenciana (di Filipina).
Kultivar (varietas budidaya) salak yang ditanam di berbagai daerah di Indonesia umumnya termasuk jenis Salacca zalacca. Dulunya disebut Salacca edulis, jenis ini memiliki dua varietas, yaitu varietas zalacca dan varietas amboinensis. Salacca zalacca varietas zalacca dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai salak jawa, sedangkan Salacca zalacca varietas amboinensis dikenal sebagai salak bali.
Sejak kapan manusia membudidayakan salak belum diketahui secara pasti. Kalau di negara kita, pertanaman salak sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda. Hingga kini pun cukup banyak sentra produksi salak yang cukup terkenal, seperti di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Utara.
Tidak Selalu
Selama ini kita selalu beranggapan bahwa tanaman salak berumah dua (dioecus), yang artinya bunga jantan dan bunga betinanya tidak terdapat pada satu tanaman. Anggapan ini memang benar untuk salak jawa (Salacca zalacca varietas zalacca).
Tetapi tidak untuk salah bali (Salacca zalacca varietas amboinensis), karena salak bali umumnya berumah satu (monoecus). Karena itu, tanaman salak jantan dan salak betina hanya dikenal pada salak jawa, tidak pada salak bali.
Kultivar salak yang termasuk salak jawa, antara lain salak manonjaya, salak nenas (dari Cikeretek), salak condet, salak gading, salak pondoh, salak nglumut, salak swaru, salak banjarnegara, salak si nase, dan salak manggis. Sementara kultivar salak yang termasuk salak bali, antara lain salak gondok, salak kelapa, salak gula pasir, salak putih, salak nenas, salak nangka, dan salak boni.
Tetapi salak sidempuan yang banyak dibudidayakan di Sumatra Utara, khususnya di Tapanuli Selatan, termasuk salak jenis Salacca sumatrana (yang umumnya berumah dua seperti salak jawa).
Perlu Mak Comblang
Perkawinan antara tanaman jantan dan tanaman betina pada salak berumah dua dinamakan perkawinan silang. Secara alami perkawinan silang ini dapat terjadi dengan bantuan angin atau serangga. Sayang sekali karena hasilnya kurang memuaskan, manusia kemudian merasa perlu turun tangan agar dihasilkan buah salak yang lebih banyak dan besar.
Caranya dengan mengibas-kibaskan tandan bunga jantan yang sudah masak ke tandan bunga betina yang sudah masak.
Sebaliknya, bantuan manusia sama sekali tidak diperlukan pada perkawinan tanaman salak berumah satu. Kenapa begitu? Ini disebabkan bunga jantan dan bunga betinanya tersusun dan terletak pada satu tandan yang sama, atau istilahnya berkelamin dua (hermaprodit), sehingga dapat menyerbuk sendiri.
Tidak hanya itu, penyerbukan sendiri pada salak berumah satu terjadi di dalam kuncup-kuncup bunga yang belum mekar (tetapi bunga-bunga itu sendiri sudah masak).
Penyerbukan sendiri bisa juga disebut penyerbukan tertutup (kleistogami). Karena kleistogami, keturunan salak berumah satu sifatnya pasti sama dengan induknya. Tetapi sebaliknya, keturunan salak berumah dua sifatnya akan menyimpang dari induknya, karena mereka menyerbuk silang. (int)

Close Ads X
Close Ads X