Hasil Ganda Sawo Manila

13

DSCN0763

photo3572_11-IMG_6807-sawo manila

sawo

sawo-manila
Apakah budidaya sawo manila bisa menguntungkan? Di Thailand, seorang pemilik kebun sawo (lamoot) dengan luas lahan sekitar 4 hektar, sudah bisa hidup sangat layak. Punya rumah bagus, mobil bagus, dan bisa menyekolahkan dua anaknya sampai ke perguruan tinggi. Padahal ia 100% hanya mengandalkan pendapatan, dari menjual buah sawo yang dihasilkan kebun miliknya. Para petani biasanya mengembangkan bibit sawo juga. Dengan demikian, sekali menanam sawo hasilnya ganda. Sawo terdiri dari beberapa jenis. Selain sawo manila ada sawo betawi, sawo kulon, sawo karat, sawo pinang, dan sawo maja. Jenis yang dapat diunggulkan hanyalah sawo betawi, sawo kulon, dan sawo karat.
Sawo manila sedikit beda. Buahnya berbentuk lonjong atau bulat telur dengan diameter sekitar 6-7 cm dan panjang 10 cm. Kulit buah yang masih muda berwarna cokelat tua dan kasar, sedangkan yang tua berubah menjadi cokelat muda dan halus. Daging buah berwarna cokelat muda atau cokelat kemerahan.
Buah yang masih muda bergetah dan rasanya sepat, sedangkan buah yang matang rasanya manis tidak sepat dan tidak bergetah. Biasanya dalam setiap buah terdapat 3-5 biji. Biji-bijinya ini berwarna hitam.
Buah sawo matang dimakan segar, tetapi rasa getahnya masih sering melekat pada mulut.
Buah matang dapat dibuat minuman segar atau sebagai campuran es krim, tetapi belum diusahakan secara komersial. Kayunya kurang baik untuk bahan bangunan, tetapi sering dibuat ukir ukiran, terutama kayu pohon sawo kecik yang harganya mahal. Kayu tanaman ini kurang bagus dijadikan kayu bakar.
Syarat Tumbuh
Tanaman sawo manila mudah menyesuaikan diri dengan kondisi lingku­ngan baru, dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Namun, daerah yang disenangi adalah dataran rendah hingga ketinggian 700 m dpl. Tipe tanah yang dikehendaki adalah lempung berpasir yang mengandung banyak bahan organik dengan pH antara 5,5-7. Curah hujan yang sesuai 1.500-2.500 mm per tahun (beriklim basah).
Tanaman sawo tahan terhadap kekeringan dengan lima bulan musim kemarau. Perakarannya cukup kuat sehingga tanaman sawo baik untuk daerah yang rawan erosi. Tanaman ini mampu tumbuh di tempat yang ter­naungi maupun terbuka sehingga sering ditanam di lahan rumah.
Pedoman Budidaya
Pada umumnya, tanaman sawo diperbanyak dengan cangkokan atau okulasi dengan batang bawah bibit semai. Bibit semai sawo dapat diokulasi setelah berumur lebih dari dua tahun. Jenis sawo yang dapat digunakan sebagai batang bawah adalah sawo kecik Manilkara kauki (L.) Dubart. Buah sawo kecik berukuran kecil dan rasanya manis, tetapi tidak begitu laku dipasaran. Bijinya cukup bernas. Pembuatan cangkokan agak lama, sekitar empat bulan baru berakar. Perbanyakan yang mudah dilakukan dengan cara sambung pucuk.
Lokasi yang akan ditanami sawo harus bersih dari gulma, terutama alang-alang. Buat lubang tanam berukuran 6o cm x 6o cm x 40 cm dengan jarak antarlubang 6-12 cm. Setiap lubang tanam diberi pupuk kandang yang telah “matang” sebanyak 10-20 kg. Bibit sawo okulasi yang dapat ditanam dengan ketinggian mencapai 70 cm atau lebih. Setelah bibit ditanam pada lubang tanam, lubang tersebut segera ditutup dengan tanah lapisan atas (bagian tanah yang subur) dan disiram secukup­nya.
Pupuk NPK diberikan antara 25-2.000 g per pohon, tergantung umurnya. Tanaman sawo biasanya berbunga sepanjang tahun, tetapi bunga terba­nyak biasanya muncul pada bulan Juni-Juli. Tanaman sawo dari bibit cangkok mulai berbuah pada umur 3-5 tahun. Pemangkasan pada tanaman sawo tidak biasa dilakukan.
Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman sawo adalah lalat buah (Dacus dorsalis) yang menyerang buah. Hama pengisap cairan buah ini menyebabkan buah mengeras atau sering timbul endapan putih dalam buah.
Mutu buah akan menurun bila terserang hama ini. Hama lain adalah penggerek cabang (Niponoclea albata) yang melubangi cabang atau ranting tanaman sawo hingga cabang mati. Penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit kanker atau busuk cabang. Penyakit ini menyerang batang atau cabang hingga tanaman mati. Penyebabnya adalah cendawan ganas Corticium salmonicolor.
Gejala yang khas adalah cabang yang terserang menjadi busuk basah disertai adanya miselium berwarna merah jambu yang keluar dari kulit. Penyemprotan pestisida pada tanaman sawo jarang dilakukan.
Namun, untuk mencegah serangan hama lalat buah dapat dilakukan melalui infus pada batang. Infus dapat dilakukan melalui lubang kecil yang dibuat pada batangnya. Larutan insektisida dimasukkan ke dalam lubang melalui pipa plastik.
Buah sawo dapat dipanen setelah tua penuh. Buah siap panen ditandai dengan warna kekuningan yang tampak setelah kulit buah digosok sedikit. Getah buah berkurang setelah tua. Walaupun setiap saat tanaman sawo mampu berbuah, tetapi panen raya terjadi antara bulan Desember-Februari.
Pada saat ini, hasil panen dapat mencapai lebih dari 2.000 buah/pohon/tahun. Setelah buah dipanen, kulitnya digosok hati-hati dengan kain halus dan dicuci bersih. Buah akan matang setelah diperam selama 2-3 hari. (int)

Close Ads X
Close Ads X