Blue Bird Pangkas Target Dana

Blue Bird
Jakarta | Jurnal Asia
PT Blue Bird Group, operator taksi di Indonesia menurunkan target perolehan dana penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) menjadi Rp2,48 triliun (US$ 200 juta) dari target awal sebesar Rp3,7 triliun (US$ 307 juta). Perusahaan menurunkan jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO menjadi 376,5 juta lembar saham di harga Rp6.500 dari rencana sebelumnya sebesar 397,9 juta lembar saham hingga 513,9 juta lembar saham pada kisaran harga Rp7.200 hingga Rp9.300.
“Kami telah mencapai kesepakatan (harga), respon permintaan tidak sebesar yang kami harapkan sebelumnya, tapi kami yakin ini masih on the track,” kata Direktur Utama Danareksa Sekuritas, Marciano Herman, Sabtu (18/10).
Penawaran umum perdana Blue Bird sedianya dilakukan pada masa 3 hingga 10 Oktober lalu, tapi diperpanjang hingga 14 Oktober dan kembali ditawarkan kemarin.
IPO Blue Bird diperkirakan menjadi IPO terbesar tahun ini setelah masa pemilu. Masa penawaran umum ditandai dengan indikasi tingkat harga yang solid. Beberapa jam setelah penawaran perdana lalu, jumlah order telah mencapai lebih dari setengah dana yang ditargetkan meski investor masih melihat tingginya harga penawaran.
Dengan kisaran harga penawaran semula di level Rp7.200 hingga Rp9.300, price to earning ratio (PER) perusahaan pada 2015 diperkirakan berlipat menjadi 17,1 hingga 21,1, atau setara nilai pasar US$ 1,3 miliar. Sebagai perbandingan, operator taksi yang telah lebih dulu tercatat di BEI memiliki PER 9,29 bagi Adi Sarana dan 15,79 bagi Express Trasindo.
Marciano menilai, turunnya pasar global menyebabkan pemesanan berturun di detik-detik akhir masa penawaran, sekaligus mempengaruhi antusiasme pemesanan prospektus di awal penawaran.
“Sebelum ditawarkan kemarin, banyak manajer keuangan yang belum yakin apa yang akan diharapkan selanjutnya,” tambahnya.
Seperti diketahui, pada Rabu pasar AS sempat turun hingga 2,4 persen. IPO Blue Bird sendiri sempat tertunda akibat belum mendapatkan persetujuan regulator dan isu konflik internal perusahaan.
Dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal pembelian armada baru, penambahan pool serta pembayaran utang. Credit Suisse, Danareksa dan UBS Sekuritas menjadi inderwritter dalam pelaksanaan IPO tersebut.
(bs)

Close Ads X
Close Ads X