Lanud Eksekusi Rumah Warga Karang Sari I “Kalian Ini Robot Apa Manusia?”

Medan | Jurnal Asia
Pihak Lanud Soewondo, akhirnya melakukan eksekusi terhadap rumah warga Komplek Karang Sari I, Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan polonia, Rabu (22/10). Sebelumnya sebanyak 107 kepala keluarga (KK) di kawasan tersebut menerima surat perintah pengosongan kediaman masing-masing.
Eksekusi terlaksana sekira pukul 10.00 WIB, di kediaman M Ridwan, tepatnya di depan SMA Negeri 2 Medan. Sempat terjadi aksi saling dorong antar petugas Lanud dengan pemilik. Namun tim diturunkan berhasil mengeluarkan paksa seluruh barang, sekaligus menyitanya.
Hendra, mewakili warga komplek Karang Sari I Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan polonia, menolak atas tindakan eksekusi tersebut lantaran tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Dikatakannya, upaya penyitaan barang milik warga sangat menimbulkan permasalahan, mengingat tindakan itu bisa memicu konflik di kemudian hari terhadap warga yang nota bene pensiunan dari Lanud Soewondo.
“Sepertinya pengosongan bukan untuk karangsari I, tapi bisa ke karang sari II. Jadi kita menolak ini,” sebutnya mewakili warga.
Menyusul adanya tindakan eksekusi menimpa warga/pensiunan Lanud Soewondo, komplek Karang Sari I Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan polonia, Anggota DPRD Medan dari Fraksi PPP H Irsal Fikri S Sos, tiba beberapa saat setelah pengosongan rumah. Ia merespon dengan mendatangi langsung para korban eksekusi. Kehadiran yang cukup mendadak dari Sekretaris Fraksi PPP disambut antusias para orangtua yang tinggal di TKP.
Kita akan panggil pihak AURI (Lanud Soewondo), BPN beserta masyarakat untuk RDP di DPRD Medan,”ungkap Irsal berjanji, hal tersebut baru dapat terwujud setelah alat kelengkapan terbentuk, pasca keputusan Gubsu Gatot Pudjo Nugroho terhadap defenitif pimpinan dewan.
Pastinya, Fraksi PPP DPRD Medan menyatakan siap mengawal sampai tuntas, tegas sekretaris DPC PPP Kota Medan ini, sekaligus mengingatkan bagi pihak-pihak yang tak berkompeten agar tidak memanfaatkan permasalahan tanah ini, karena PPP akan meminta Walikota Medan untuk menghambat pendirian mall atau ruko dilokasi tanah warga tersebut.
Nova (38), salah satu anak purnawirawan TNI AU yang selama ini mendiami rumah dinas TNI AU di Jalan Adi Sucipto, Lingkungan VI, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia tak henti-hentinya menghujat petugas TNI AU berseragam lengkap yang melakukan pengosongan. Ia terus berteriak bersama sejumlah warga, tak terima kediamannya ditertibkan.
Saat pengosongan berlangsung, puluhan personil TNI AU berseragam loreng hijau dengan mengenakan baret biru merangsek masuk ke rumah ayah Nova, M.Ridwan yang selama ini dijadikan Sekretariat DPC Persatuan Purnawirawan Warakawuri TNI dan Polri.
“Kalian ini robot. Jangan suka-suka hati kalian aja mengangkat semua barang punya kami. Kenapa kalian semena-mena kepada kami. Mana hati nurani kalian,” teriak lelaki berkacamata ini sembari berusaha menghalangi petugas TNI AU masuk ke dalam rumahnya, Rabu (22/10) pagi.
Meskipun meronta sembari menghalangi petugas, pasukan TNI AU yang datang dengan membawa sejumlah truk terbuka tetap mengangkut semua barang milik Nova dan keluarga.
Kehebohan pun terjadi tatkala sejumlah ibu-ibu rumahtangga yang rumahnya turut akan dikosongkan turun ke lokasi eksekusi.
“Pak, kalian ini apa bukan manusia. Kami ini sudah tua-tua pak. Itu di belakang rumah kami ada orang meninggal. Gara-gara ini, kami yang tua-tua ini sakit-sakitan mikirinya pak. Nak, kalian (petugas TNI AU) muda-muda kok gak punya perasaan,” teriak Nani (65) dan Sumiati Rahayu (69), warga yang rumahnya disebut-sebut nantinya akan turut dieksekusi.
Meskipun mendapat perlawanan dari warga, petugas TNI AU tetap bersikukuh mengosongkan rumah Mohamad Riduan. Semua barang, tak terkecuali kotak bekas, dan sampah-sampah plastik diangkut ke atas truk berwarna hijau milik TNI AU.
“Tolong pak, kenapa kalian angkat semua barang kami. Mau tinggal dimana lagi kami. Sudahlah pak. Bilang sama komandan kalian jangan semena-mena seperti ini,” teriak Nova diiringi isak tangis sejumlah ibu-ibu rumahtangga.
Mendengar hal itu, petugas TNI AU tak perduli. Mereka terus merangsek masuk ke rumah bernomor 34 tersebut. Di halaman rumah Nova, tampak berdiri sejumlah janda-janda TNI AU. Mereka pun memarahi dan menuding bahwa pengosongan ini terkait kepentingan ‘petinggi’ TNI AU.
“Kalian ini lebih-lebih dari PKI. Kami ini sudah tua nak. Enggak punya apa-apa. Mau kemana kami tinggal. Apa tanah ini mau dijual?,” teriak Nani dengan suaranya yang parau.
Di lokasi eksekusi, tampak sejumlah petugas kepolisian berseragam preman, intel TNI AU dan petugas kelurahan berseliweran di seputaran rumah warga. Mereka hanya memandangi pengosongan rumah M.Riwuan.
Lurah Sari Rejo, Sartono ketika dikonfirmasi tak banyak memberikan komentar. Ia tampak gugup ketika ditanyai soal pengosongan rumah warga.
“Waduh, kurang tau saya. Karena ini intern mereka (TNI AU),” kata Sartono yang tampak berdiri di seberang jalan.
Lantas, apakah sebelum pengosongan ada kordinasi dengan pihak kelurahan?
“Tanya saja lah sama mereka (TNI AU). Saya pun enggak tahu dari jam berapanya (eksekusi),” ujar lelaki berkepala plontos ini sembari melempar senyum kecilnya.
Sebelum eksekusi berlangsung, petugas PM TNI AU tampak memblokade setiap jalan masuk ke pemukiman yang berada di Jalan Adi Sucipto.
Tiga petugas TNI AU berseragam serba biru menutup akses masuk di seputaran eks bandara Polonia. Mereka meminta pengendara untuk memutar arah, menuju Jalan Avroz. Selain di Polonia, Jalan Adi Sucipto juga dipenuhi sesak petugas TNI. Bahkan, jalan tersebut tampak lengang.
Kepala Penerangan, Lanud Soewondo, Kapten Sudjarwoto yang turun langsung ke lokasi mengaku sebelum pengosongan pihaknya sudah melayangkan surat pemberitahuan kepada warga yang rumahnya akan ditertibkan.
“Tolong digaris bawahi ya, ini bukan penggusuran. Ini penertiban rumah dinas,” kata Sudjarwoto yang tampak menyandang tas ransel berwarna oranye di pundaknya.
Ia mengatakan, pengosongan ini dilakukan karena rumah yang ditempati anak-anak purnawirawan itu akan digunakan petugas yang masih aktif.
“Ini nantinya akan ditempati anggota yang aktif. Memang sudah ada yang 40 tahun menempati rumah ini. Namun sebagian dari mereka sudah legowo kok,” kata Sudjarwoto.
Menurutnya, semua barang-barang yang ada di rumah Mohamad Riduan akan diantarkan ke rumahnya yang baru. Namun Sudjarwoto tidak mendetail dimana tempat tinggal baru milik Riduan.
“Barang-barang ini nanti akan kita antarkan. Mereka ini kan punya tempat tinggal di luar. Untuk hari ini, ada dua rumah yang kita tertibkan,” katanya.
Lantas, berapa rumah lagi yang akan dikosongkan, Sudjarwoto tak memberikan jawabannya secara detail.
“Ada 50 an rumah. Tapi 30 an sudah ada yang sukarela (dikosongkan). Penertiban ini kita lakukan karena ada pula rumah yang disewakan,” katanya. Apakah dalam hal ini pihak TNI AU ada memberikan kompensasi terhadap warga, lagi-lagi Sudjarwoto tak memberikan jawaban. Ia kemudian menemui sejumlah anggotanya untuk lekas-lekas mengangkut barang-barang milik warga.
Sementara itu, setelah hampir dua jam melakukan pengosongan, petugas TNI AU yang berjaga kemudian berbaris di tengah Jalan Adi Sucipto.
Beberapa diantaranya kemudian menuju rumah Mohamad Riduan sembari membawa tang potong. Saat barang terakhir diangkut, dua petugas TNI AU kemudian memotong kabel aliran listrik di rumah Riduan. Spontan, aksi TNI ini kembali mendapat kecaman warga.
“Pak, manusiawi lah kalian. Kok kalian putus aliran listriknya. Kami uang listrik dan air bayar pak. Bukan kalian yang bayar itu,” teriak Nova disambut sorakan warga.
Saat pemutusan aliran listrik, suasana kembali memanas. Bahkan warga semakin kalap dan memaki-maki petugas. “Bilang sama komandan kalian itu, kalian ini robot. Enggak punya perasaan. Kami ini udah tua-tua ya. Jangan kayak gini lah caranya,” teriak sejumlah ibu-ibu rumahtangga.
Tak ingin terjadi bentrokan fisik, petugas PM kemudian meminta anggota TNI AU untuk mundur. Secara perlahan, petugas pun naik ke atas truk yang di dalamnya sudah dipenuhi barang-barang. (bowo/mag-1)

Close Ads X
Close Ads X