Nelayan Butuh BBM Bersubsidi

Medan | Jurnal Asia
Wacana pencabutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang direncanakan akan dilakukan pada November 2014 mendatang diharapkan tidak terjadi. Pasalnya, pencabutan tersebut menambah penderitaan para nelayan yang hanya memiliki penghasilan minim. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Sumatera Utara, Syah Affandin mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada pemerintah yang lama untuk tidak mencabut subsidi bagi BBM bagi nelayan. Diharapkan permintaan ini akan disahuti pada pemerintah presiden yang baru ini.
“Kebutuhan BBM nelayan traditional kecil dalam sekali melaut yaitu sekitar 30 sampai 40 liter, dengan angka yang kecil ini, diharapkan pemerintah tidak mencabut subsidi BBM tersebut,” katanya, Rabu (22/10)
Dijelaskannya, saat ini kondisi nelayan cukup memprihatinkan, pendapatan para nelayan juga tidak besar. Bahkan sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya.
“Ya kalaulah subsidi dicabut tentunya mereka akan lebih menderita. Sudah tangkapan ikannya sedikit, harga BBM khususnya solar tambah mahal, ini akan menyengsarakan banyak nelayan, bukan hanya di Sumatera Utara bahkan seluruh Indonesia,” tandasnya.
Ia mencontohkan, saat cuaca yang tidak bersahabat dengan tinggi ombak yang sudah membahayakan mulai saat ini, mengakibatkan tangkapan nelayan terutama nelayan tradisional mengalami penurunan yang cukup drastis. Akibat menurunnya tangkapan ikan ini, maka kehidupan para nelayan semakin terpuruk.
Syah Affandin menambahkan, untuk membantu pendapatan para nelayan, diharapkan ada bantuan usaha budi daya ikan tawar yang dikelola nelayan. Sehingga nelayan tetap mendapatkan penghasilan meski cuaca tidak menentu sehingga tidak bisa melaut.
Mukhis, nelayan Jalan Young Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan, Mukhlis mengatakan, BBM bersubsidi khususnya solar susah didapatkan
ini. Untuk itu, banyak nelayan yang kurang peduli dengan aturan pemerintah yang akan mencabut BBM bersubsidi.
“Kami tidak peduli minyak tersebut disubsidi atau non subsidi, hanya saja sampai sekarang kami tidak pernah mendapatkan jatah minyak subsidi khusus nelayan. Selama ini kita tahu ada 6 titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), tapi masalahnya jatah minyak solar nelayan tersebut ntah disalurkan kemana, sementara kami tetap membeli minyak tersebut ke SPBU,” katanya.
(netty guslina)

Close Ads X
Close Ads X