Perkebunan Sawit Sumut Terbesar di Indonesia

Medan | Jurnal Asia
Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tercatat sebagai Provinsi dengan luas wilayah perkebunan kelapa sawit terbesar kedua di Indonesia, setelah Provinsi Riau. Sumut tercatat memiliki 1,1 juta hektare (ha) kebun kelapa sawit. Jumlah itu mencapai 24 persen dari total wilayah daratan Sumatera Utara, yang mencapai 72 ribu km persegi.
“Kita di bawah Riau yang wilayahnya perkebunan kelapa sawitnya mencapai 2 juta hektare. Namun begitu, kita akan terus menyusul karena ada rencana penambahan hingga mencapai 1,8 juta ha sampai tahun depan. Penambahan itu untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri, seiring dengan berjalannya proyek MP3EI, di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei,” ujar Kepala Dinas Perkebunan Sumut, Herawati, Rabu (22/10).
(Bersambung ke halaman 11)
Perkebunan Sawit
Herawati menambahkan, penambahan jumlah lahan perkebunan sawit hanyalah salah satu rencana pemerintah Sumatera Utara di sektor perkebunan. Pemerintah juga akan terus mendorong terus munculnya inovasi dan teknologi mesin-mesin pengelola kelapa sawit, sehingga hasil produksi bisa dinaikkan, tetapi dengan biaya yang lebih efisien.
“Penambahan luas kebun ditambah dengan inovasi alat pengolahnya, akan membuat Sumatera Utara lebih sejahtera. Tapi tentunya harus dibarengi dengan pendirian industri hilir yang baik,” paparnya.
Kawal Terus Komoditas
Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto menegaskan potensi sawit Indonesia masih sangat besar sehingga pemerintah terus mengamati serius dan bahkan mengawalnya termasuk dari tindakan yang menghalangi seperti kampanye negatif.
“Meski dampak kampanye negatif khususnya dari Eropa belum signifikan mengingat pasar komoditas itu masih cukup besar di luar Eropa, tetapi harus tetap diwaspadai,”katanya di Medan, Rabu.
Ia mengatakan itu usai membuka Pameran Industri Kelapa Sawit yang digelar Palmex Indonesia di Medan yang diikuti 150 perusahaan dari 22 negara dan berlangsung 22 hingga 24 Oktober.
Menurut dia, semakin perlu diwaspadai, karena kampanye negatif sawit itu juga diyakini kuat sebagai persaingan bisnis di minyak nabati.
Sementara itu, kata dia, agar potensi tersebut bisa semakin maksimal dimanfaatkan dan menguntungkan, produk jadi dari sawit harus terus ditingkatkan sejalan dengan memaksimalkan penjagaan lingkungan.
“Pemerintah mengharapkan, ekspor sawit nasional sudah bisa 80 persen dalam produk jadi dari dewasa ini yang masih 60 persen dan sisanya berupa minyak sawit mentah atau CPO,”katanya.
Terkait pengembangan produk jadi itu maka pemerintah juga sangat mengapresiasi dan mendukung pameran industr sawit yang digelar Palmex setiap tahunnya.
Apalagi, kata dia, pameran yang menghadirkan mesin dan teknologi baru itu bukan hanya buatan asing tetapi juga dalam negeri dan pamerannya juga dihadiri para pengusaha asing.
“Kedatangan pengusaha asing tentunya juga merupakan promosi bagi Indonesia atau Sumut termasuk untuk bisa menarik investasi,” katanya.
Direktur Utama PT.Fireworks Indonesia–penyelenggara Palmex Indonesia–Susan Tricia, menyebutkan, tahun lalu, pameran masih diikuti 90 peserta dan tahun ini sudah 150 perusahaan.
Bahkan jumlah negaranya juga naik terus menjadi 20 dari tujuh negara tahun lalu.
Adapun soal target transaksi di Pameran Industri Sawit 2014 yang diturunkan iatau hanya sebesar 5 juta dolar AS dari tahun 2013 yang sebesar 10 juta dolar AS dilakukan melihat masih terjadinya krisis global.
Krisis global membuat perusahaan menahan tambahan investasi di bidang peralatan seperti mesin industri meski menyadari pengadaan barang itu diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Gubenrur Sumut Gatot Pujo Nugroho menegaskan Sumut juga menjadikan sawit sebagai andalan devisa.
Dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Perkebunan Sumut, Herawati, Gubernur menyebutkan, lahan tanaman sawit dewasa ini mencapai 1,1 juta hektare atau 25 persen dari luas wilayah Sumut.
Sawit semakin dinilai penting bagi Sumut karena proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di kawasan industri Sei Mangkei dijadikan kawasan industri hilrisasi sawit. (ant/bc)

Close Ads X
Close Ads X