Pasokan Susut, Harga Cabai Melonjak

Medan | Jurnal Asia
Sempat turun di level Rp24.000 per kilogram (kg) usai momen Idul Adha, harga cabai merah kembali mengalami lonjakan yang cukup signifikan mencapai Rp45.000 hingga Rp46.000 per kg. Kenaikan tersebut diprediksi karena semakin menyusutnya pasokan yang datang dari daerah Kabupaten Tanah Karo.
R Saragih salah seorang pedagang sayur di Pusat Pasar Medan mengaku, kenaikan harga cabai merah terjadi beberapa hari belakangan. Dan pedagang selalu mendapatkan pasokan yang lebih sedikit dari biasanya oleh distributor.
“Cabai merah sempat turun ya harganya beberapa waktu lalu. Dan kenaikan harga cabai merah terjadi sejak tiga hari lalu. Mungkin ini karena cabai merah dari Tanah Karo tidak ada sehingga kami mengambil dari Medan dan sekitarnya,” katanya, Kamis (23/10).
Menurut dia, kosongnya pasokan dari Tanah Karo berkaitan dengan kondisi Gunung Sinabung yang belakangan mengalami erupsi cukup hebat. Sehingga petani tidak ada yang panen.
Biasanya, sambungnya, dengan kenaikan harga tersebut penjualan juga menyusut. Yang awalnya setiap hari dapat menjual sekitar 20 kg dan saat ini hanya 12 kg saja.
“Ya wajarlah turun, saya jual cabai merah seharga Rp48 ribu per kg. Pasti konsumen mengurangi pembeliannya,” tandasnya.
Senada dikatakan, Rudi (40), pedagang sayur di Batang Kuis. Harga cabai merah justru lebih mahal lagi sekitar Rp46.000 per kg. Bahkan, kemarin ia sempat tidak berdagang cabai merah karena tidak mendapat pasokan.
“Nggak tau kenapa susah dapat cabai merah. Kadang adapun itu yang jelek-jelek dan mulai busuk. Jadi saya memilih untuk tidak mengambil dan menjualnya ke pembeli,” lanjutnya.
Sementara, Tuti salah seorang pedagang eceran di Medan mengatakan, ia hanya berani mengambil 2 kg cabai merah saja. Selebihnya ia hanya menjual cabai rawit.
“Sebenarnya ibu-ibu sedikit kewalahan kalau cabai rawit yang harganya mahal karena rata-rata suka pedas. Kalau cabai merah yang naik ya ibu-ibu tidak terlalu bermasalah,” tandasnya.
Dikatakannya, pembeli sudah terbiasa dengan kondisi naik turunnya harga sejumlah kebutuhan pokok. Ini dikarenakan mereka tahu kondisi gunung Sinabung.
“Maunya harga-harga di pasaran itu murah, biar beban tidak terus bertambah. Tapi mau gimana lagi, ya kalau harga naik pembelian dikurangi saja,” ucapnya. (netty guslina)

Close Ads X
Close Ads X