Debut Suarez Ternoda

HEADLINE______259898bbfad38b29630f6a70670089c6
Madrid | Jurnal Asia
Debut Luis Suarez bersama Barcelona tidak berjalan mulus. Ia gagal mencetak gol dan memberikan kemenangan seperti yang pernah ia lakukan di tim-tim sebelumnya. Bertandang ke Santiago Bernabeu, pelatih El Barca, Luis Enrique, langsung menurunkan pemain 27 tahun itu sebagai starter. Sayang, Suarez tidak bermain penuh dalam laga El Clasico yang berakhir Minggu (26/10) dinihari WIB tersebut. Ia ditarik keluar di pertengahan babak kedua digantikan Pedro Rodriguez.
Dalam pertandingan yang berkesudahan 3-1 bagi kemenangan Los Blancos, Suarez gagal mencetak gol debut. Ia hanya membuat satu assists bagi gol cepat Neymar di menit keempat.
Pemain asal Uruguay itu sebelumnya punya catatan manis saat melakoni debut. Bersama klub pertamanya di Eropa, Gronigen, Suarez yang saat itu berusia 19 tahun berhasil mencetak gol di laga debutnya dan membawa klub asal Belanda itu menang di tahun 2007.
Bakatnya terpantau Ajax Amsterdam. Di awal musim 2007-08 ia resmi bergabung dengan klub asal ibukota Belanda itu. Melakoni laga debutnya, Suarez langsung mencetak satu gol. Ia juga berhasil mencetak dua gol di laga kandang pertamanya bersama Die Amsterdammers.
Karir Il Pistolero berlanjut ke tanah Inggris. Ia resmi berseragam Liverpool di musim 2010-11. Suarez menandatangani kontrak bersama The Reds selama lima musim hingga 2016. Melakoni debut kontra Stoke City, Suarez yang masuk sebagai pengganti menyumbang gol kedua kemenangan The Anfield Gank.
Sayang, dalam laga debutnya dinihari kemarin Suarez gagal meneruskan tren positif tersebut. Namun, ia masih punya banyak kesempatan untuk mencetak gol debut bagi Barca musim ini.
Whoscored mencatat Suarez membuat tiga usaha yang berbuah peluang untuk Barca, lalu ada lima take-ons, 42 kali menyentuh bola, tioga kali dribel, dan 90 persen akurasi umpan dari total 30 yang dilepaskan. Sisi negatifnya adalah dia tak melepaskan satu pun tembakan.
Sayangnya Barca harus takluk 1-3 di laga tersebut dan membuat mereka merasakan kekalahan pertamanya di La Liga. Tapi bagi Suarez ini hanyalah awal karena dia masih punya waktu panjang untuk membuktikan Barca tak salah membelinya dengan harga mahal dari Liverpool.
Meski perjudian memainkan Suarez sebagai starter itu gagal berbuah kemenangan, namun Luis Enrique tak menyesali keputusannya itu. Bagi Enrique, memainkan Suarez yang belum fit betul sejak awal, bukanlah sebuah kesalahan dan sudah jadi bagian dari strateginya di laga tersebut.
“Suarez baik-baik saja. Saya tidak menyesal memasangnya sebagai starter. Kami menginginkan memainkan gaya yang berbeda, tidak terlalu bermain terbuka. Kami ingin bermain dengan pertahanan yang rapat. Jika Anda tidak bekerja keras melawan tim seperti ini maka Anda akan kena batunya,” tutur Enrique.
Ditegaskannya, kekalahan Barca ini juga tak lepas dari kesalahan yang dilakukan pemain lainnyanya. Karena itu, Enrique berharap anak buahnya bisa memetik pelajaran dari hasil ini.
Dalam laga El Clasico di Santiago Bernabeu ini, Blaugrana akhirnya harus pulang dengan kepala tertunduk setelah Cristiano Ronaldo, Pepe, dan Karim Benzema berturut-turut menjebol gawang Claudio Bravo. Dua dari tiga gol Madrid lahir dari kesalahan pemain Barca. Di gol pertama, handball Gerard Pique di kotak penalti membuahkan tendangan 12 pas yang dieksekusi dengan sempurna oleh Ronaldo.
Sementara itu di gol ketiga, kesalahan dari Andres Iniesta memberi Madrid kesempatan untuk melakukan serangan balik. Dari serangan balik itu, Benzema sukses membobol gawang Bravo.
“Saya pikir ini bukan soal keputusasaan. Kami berhenti menciptakan peluang dan kami harus membayarnya karena lawan kami. Gol kedua lahir dari bola mati dan 3-1 dari kesalahan. Mereka banyak merusak kami. Gol kedua menahan Anda dan Anda harus bermain dengan cara berbeda. Di babak pertama, kami mengendalikan permainan dan menciptakan peluang,” sahut Enrique.
“Setelah tertinggal 1-2 kami terlalu terbuka dan gol ketiga menuntaskan kami. Setelah itu tidak banyak yang bisa kami lakukan kecuali mencoba mencetak gol untuk menciptakan harapan. Kekalahan adalah bagian dari pembelajaran. Saya harap sebagai hasil dari kekalahan ini kami mengurangi kesalahan. Kami harus bicara soal ini sebagai tim. Di akhir musim kami akan lihat apakah kami layak mendapat sesuatu,” katanya.
Keberhasilan Madrid menutup El Clasico dengan kemenangan mendapat pujian dari pelatih Carlo Ancelotti. Menurutnya, ketidakpanikan Los Blancos menjadi kunci kemenangan mereka.
“Yang terbaik adalah usaha para pemain. Kami tidak panik usai kebobolan. Kami terus bermain dengan gaya kami dan segalanya berjalan baik. Banyak sisi positif yang saya suka dari tim di laga ini. Tempo tinggi dan kami mampu pulih cepat usai laga Rabu lalu,” ujar Ancelotti. “Kami ingin menyerang dengan menggunakan penguasaan bola, dari sisi sayap. Di babak kedua kami menang karena kami lebih ingin menang.”
Kemenangan ini membawa Madrid naik ke posisi kedua dengan 21 poin dari 9 laga, selisih satu angka dari Barca di puncak klasemen. “Kemenangan yang penting karena lawan sangat kuat dan kami menuntaskan misi untuk memangkas selisih poin. Kami sangat puas dengan itu,” tandasnya.
Bagi Barca kekalahan ini merupakan kekalahan pertama mereka sekaligus meruntuhkan rekor clean sheet gawang Claudio Bravo. (adp-inc-dc-goal)

Close Ads X
Close Ads X