Importir Mesir Cari Mitra Indonesia

Kairo | Jurnal Asia
Importir Mesir berhasrat menjalin mitra bisnis dengan pengusaha Indonesia untuk kembali menggairahkan kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara. Hasrat mencari mitra bisnis dengan Indonesia itu tercermin dari pertemuan bisnis yang diprakarsai Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Alexandria, salah satu kota pelabuhan laut Mesir, dengan pihak Indonesia, kata Kepala Fungsi Ekonomi merangkap Pelaksana Tugas Atase Perdagangan KBRI Kairo, Lauti Nia Astri Sutedja, Kamis. (30/10).
Lauti Nia Astri Sutedja menenuhi undangan Kadin Alexandria yang merupakan kota terbesar kedua setelah Kairo dan dan salah satu kota pelabuhan laut Negeri Piramia itu.
“Dalam pertemuan dialogis yang berlangsung hari Rabu (29/10) itu menunjukkan banyak pengusaha Mesir ingin menjalin mitra dengan rekan mereka di Indonesia,” ujar Nia.
Nia menjelaskan, pihaknya sengaja memenuhi undangan KADIN Alexandria ini merupakan bagian dari misi KBRI Kairo untuk mencari peluang kerja sama bisnis dengan Mesir.
Hadir dalam temu bisnis itu sejumlah pengusaha di berbagai sektor, antara lain produk makanan, hortikultura, otomotif, kosmetik, perhiasan, kimia dan petrokimia, serta pertambangan.
Dalam kesempatan itu, Nia menyampaikan presentasi tentang profil dan potensi ekonomi Indonesia, dilanjutkan dengan dialog dan konsultasi bisnis dengan setiap pengusaha secara bergantian.
Selain, Nia juga menjelaskan perkembangan terbaru mengenai regulasi yang berlaku di Indonesia, khususnya terkait aturan impor produk hortikultura yang menjadi perhatian sejumlah pengusaha yang hadir.
“Di antara pengusaha yang hadir menyatakan keinginan mereka untuk berinvestasi di Indonesia dan mendirikan usaha patungan (Joint Venture) dengan pengusaha Indonesia,” paparnya.
Nia mencontohkan, Ahmed El Sewefy, Manager Pengembangan Bisnis Nile Valley Co. yang bergerak di bidang produk pembersih, meminta bantuan KBRI untuk mencarikan mitra bisnis dari Indonesia guna mendirikan perusahan patungan di sektor produk pembersih, baik di Mesir, maupun di Indonesia.
Hasrat usaha patungan serupa disampaikan Kevork Berg Mazloumian, Manager PT Ikhwan Mazloumian, yang bergerak di sektor perhiasan dan pertambangan produk mineral.
Selain itu, Haytheam Adel, Manager Fresh Fruit Co. yang bergerak di sektor produk buah-buahan.
Beralih dari Tiongkok Keinginan menarik datang dari Nasr Saad, Direktur N&G Co. yang bergerak di bidang impor produk manik-manik (glass beads) menyatakan minatnya untuk mencari produsen glass beads dari Indonesia.
Menurut Saad, selama ini perusahaannya mengimpor produk manik-manik dari Tiongkok, namun pihaknya sekarang ingin beralih ke produk manik-manik dari Indonesia.
“Impor produk manik-manik dari Tiongkok kini sudah tidak menjanjikan lagi. Alasannya, karena pemerintah Tiongkok menerapkan pajak 40 persen terhadap ekspor manik-manik,” ungkap Saad.
Ellabbad Co. juga menyatakan minatnya untuk mengimpor produk Indonesia, khususnya produk karet dan minyak sawit mentah (CPO). Sebagian perusahaan, disamping ingin mencari partner dari Indonesia, juga mencari peluang pasar bagi produknya di Indonesia.
Nia Astri mengemukakan, untuk pemudahkan kontak langsung dengan mitra di Indonesia, pihaknya dalam pertemuan itu memberikan alamat dan nomor kontak pihak-pihak di Indonesia yang terkait dengan dunia usaha, antara lain Kadin Pusat, Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), dan Asosiasi Importir Produk Pertanian Indonesia.
Di akhir pertemuan, sejumlah pengusaha menyatakan minat akan segera melakukan kunjungan misi dagang ke Indonesia untuk menjajaki peluang usaha, demikian Lauti Nia Astri Sutedja. (ant)

Close Ads X
Close Ads X