Jelang Akhir Tahun 2014, Ekspor Karet Sumut Belum Membaik

Medan | Jurnal Asia
Tren penurunan ekspor karet Sumatera Utara (Sumut) kembali terjadi. Setelah sempat turun 8,15 persen pada September lalu, pada bulan Oktober ini ekspor karet juga mengalami penurunan 8,18 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah merincikan, volume ekspor karet anggota Gapkindo Sumut hingga Oktober 2014 turun 8,18 persen atau tinggal 386.026 ton. Dengan selisi 34.382 ton dibanding Oktober 2013 yang mencapai 420.408 ton.
“Penurunan ekspor akhir-akhir ini dilatarbelakangi oleh tiga faktor utama. Pertama, demand (penurunan permintaan) dari buyer berkurang, bahan baku terbatas, dan terakhir pabrik masih menjalankan pengurangan rencana ekspor tahun ini sebesar 10 persen,” katanya, Jumat (21/11).
Dijelaskan Edy, penurunan permintaan karet berasal dari sejumlah negara tujuan utama yaitu Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Dan ini membuat semakin memperparah penerimaan devisa sebab harga karet masih terus anjlok.
Penurunan ekspor, sambungnya, juga dikarena produktivitas karet dari Sumut menurun. Fakta di lapangan, lanjut Edy, petani karet enggan menderes karena harga tidak bersahabat.
Edy menambahkan, upaya lainnya adalah, Gapkindo sengaja melakukan pengurangan ekspor yang diharapkan mampu membuat pasaran karet yang selama ini anjlok mengalami kenaikan.
“Gapkindo juga meminta eksportir berhati-hati atau mewaspadai kontrak baru dan bersama-sama membantu meningkatkan harga jual. Sehingga diharapkan harga karet bisa bergerak naik terus,” tandasnya.
Pada pengapalan Desember 2014 di bursa Singapura, harga karet TSR 20 sebesar USD1,54 per kg atau turun dibandingkan pengepalan November 2014 berkisar USD1,58 per kg.
Sementara itu, berdasarkan data realisasi ekspor hasil pertanian dan pertambangan berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut merilis, ekspor karet hingga Oktober 2014 menurun 36,7 persen dibanding tahun lalu. Dengan nilai ekspor USD322,82 juta dengan nilai 167.301 ton.
“Karet masih menjadi salah satu produk andalan Sumut yang menyumbang nilai devisa yang lumayan tinggi sekitar USD322,82 juta. Namun, tidak dapat dipungkiri hampir setiap bulannya nilai dan volume ekspornya mengalami penurunan,” tandas Kasi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Disperindag Sumut, Fitra Kurnia .
(netty)

Close Ads X
Close Ads X